Film tak lagi untuk memenuhi unsur hiburan belaka.
Gambar hidup bernama film juga bisa memberi nilai edukatif mencerahkan penikmatnya. Kendati beberapa film ditampilkan secara apik, dengan sinematografi yang menarik, namun bila dicermati kembali, belum banyak nilai edukasi yang dapat ditawarkan kepada penonton.
Melalui program Sinema Bentara, Bentara Budaya Bali (BBB), berupaya menghadirkan film-film bermutu dan edukatif karya sineas dalam dan luar negeri tiap bulan. Mei ini, BBB khusus menyuguhkan film-film masterpiece karya Peter Weir, Sabtu-Minggu (12-13/5) besok di Jl. Prof. Ida Bagus Mantra 88 A Ketewel, Gianyar.
Peter Weir, sutradara kelahiran Negeri Kangguru ini telah menyutradarai film-film bergenre Amerika serta internasional lainnya. Beberapa di antaranya berhasil meraih Box Office serta dinominasikan dalam Oscar, sebut saja Witness, Dead Poets Society, The Truman Show, dan Master and Commander.
Weir yang pernah tercatat sebagai mahasiswa seni dan hukum di Universitas Sydney, memulai karirnya dengan bekerja di stasiun televisi Sydney, menggarap dua film pendek eksperimental. Berbekal pengalaman ini, Weir kemudian memproduksi beberapa film dokumenter di perusahaan film negara The Commonwealth Film.
Pada kesempatan kali ini, BBB akan memutar enam film terbaik Peter Weir antara lain, Picnic at Hanging Rock (1975), The Year of Living Dangerously (1983), Witness (1985), Dead Poet Society (1989), The Truman Show (1998), serta Master and Commander: The Far Side of the World (2003).
Picnic at Hanging Rock (1975) berkisah tentang hilangnya siswi dari sebuah sekolah elit khusus putri di Australia Selatan ketika berpiknik bersama teman-temannya pada tahun 1900. Sementara itu, The Year of Living Dangerously (1983), mengambil latar situasi di Jakarta pada masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno pada tahun 1965, merupakan salah satu karya terpenting Weir. Judul film ini diambil dari sebuah novel yang mengutip pidato 17 Agustus 1964 Presiden Soekarno yang terkenal “Vivere Pericoloso” (Hidup menyerempet bahaya). Aktris Linda Hunt yang memerankan seorang reporter pria dalam film ini meraih Oscar sebagai pemeran pembantu terbaik.
Film berikutnya dibintangi Harrison Ford, Witness (1985), sebuah film thriller tentang seorang bocah laki-laki Amish yang menyaksikan pembunuhan seorang polisi yang menyamar. Weir dinominasikan untuk Oscar sebagai sutradara terbaik dan Witness juga dinominasikan film terbaik. Film Weir yang paling terkenal adalah Dead Poets Society (1989), yang dibintangi Robin Williams. Film ini dinominasikan untuk Oscar sebagai film terbaik, dan Weir sebagai sutradara terbaik.
Bagi penggemar komedian Jim Carey, The Truman Show (1998), sebuah film satire fantasi tentang bagaimana media mengontrol kehidupan manusia, tentu menarik untuk disimak. Terakhir adalah Master and Commander: The Far Side of the World (2003), dibintangi oleh Russell Crowe. Film drama sejarah ini mengisahkan pertempuran laut pada masa Napoleon.
Film-film Peter Weir ini tentu layak diapresiasi dan dinikmati para penggemar film. Film-filmnya menarik dengan unsur edukasi yang mencerahkan. “Hal ini dapat menjadi titik awal sebuah proses refleksi diri, serta membantu kita meningkatkan mutu hidup,” ungkap Juwitta Katriana penata program Bentara Budaya Bali. [b]
Keterangan: teks dan ilustrasi dari Bentara Budaya Bali
The Year of Living Dangerously sangat layak ditonton, setting ceritanya di Indonesia ketika terjadi huru hara 65.