• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Friday, May 23, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Serunya Belajar Bersama Cacing Tanah

Wayan Leana by Wayan Leana
4 October 2013
in Berita Utama, Kabar Baru, Pendidikan
0 0
2

mencampur tanah & pupuk
“Cacing!!!” teriak beberapa anak perempuan sambil menjauh.

Ekspresi tersebut spontan keluar ketika melihat cacing tanah dalam pupuk organik yang saya bawa. Hanya anak laki-laki saja yang semangat melihat cacing itu.

“Apakah cacing tanah berguna?” tanya saya pada anak-anak yang tergabung dalam Yayasan Anak Tangguh tersebut. Yayasan ini di Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar, sekitar 10 km dari Denpasar.

“Berguna!!!!” jawab mereka serempak.

Saya langsung senyum semringah karena berpikir mereka paham maksud saya yang akan menjelaskan manfaat cacing untuk menyuburkan tanah.

“Berfungsi untuk apa ya cacing tanah?” tanya saya lagi.

Mereka pun kembali serentak menjawab, “Untuk mancing”.

Saya langsung tertawa dan mulai menceritakan peranan cacing untuk menyuburkan tanah.

Berrmain dengan cacing tanah kami mulai sejak 23 Juni 2013. Berbekal sekitar 15 kg pupuk dan benih bayam, kami mulai berkebun. Awalnya agak susah mengajak anak-anak berkebun karena mereka harus menyiapkan tanah dan mengaduk pupuk.

Setelah saya rayu dengan iming-iming hadiah bagi yang berhasil memelihara bayam dengan baik, mereka mau menebar benih bayam di tempat kecil yang sudah saya siapkan.

panen

Kurang Bagus
Seminggu kemudian bibit bayam mulai tumbuh. Meskipun pertumbuhannya kurang bagus karena kurang cahaya, tapi kami tetap gunakan agar anak-anak tahu prosesnya.

Mereka mulai menyiapkan tanah dalam polybag. Berbagai polah mereka tunjukkan, ada yg bermain-main dengan tanahnya, diaduk-aduk hingga tanah menggumpal, atau ada juga yang anteng mengikuti instruksi kami.

Setelah tanah dalam polybag siap, anak-anak usia SD ini berebut meminta bibit. Mereka tampak antusias mencoba langsung menanam bayam yang selama ini mereka kenal setelah sudah menjadi sayur siap dimakan.

Acara menanam riuh dengan coleteh anak-anak, tak lupa kami berpesan untuk merawat tanaman mereka. Jumlah anak-anak sekitar 30. Kami pun membaginya dalam beberapa kelompok yang akan rutin merawat tanaman setiap harinya. Namanya juga anak-anak, ada yang rajin merawat tanaman, ada juga yang malas-malasan sehingga tanamannya layu dan mati. Kami biarkan saja apa adanya untuk proses mereka belajar.

Dua bulan berselang tanamannya sudah cukup besar, walaupun agak kerdil karena kurang pupuk. Pupuk yang saya bawa sebenarnya tidak cukup untuk semua tanaman anak-anak. Saya pikir ini kesempatan yang bagus sambil menjelaskan kepada anak-anak kalau tanamannya kurang dirawat dan kekurangan pupuk.

Kami merancang panen bayam dilanjutkan dengan membuat jus bayam. Anak-anak terlihat kaget ketika saya bilang akan membuat jus bayam. Bagi mereka bayam biasanya untuk membuat sayur. Saya mulai promosi dengan menjelaskan kalau jus bayam enak karena saya mengunakan campuran pisang dan es krim coklat.

jus bayamJus Bayam
Panen pun dimulai, tak lupa kami menjelaskan bahwa tanaman bayam mereka kurang pupuk sehingga agak kerdil. Wajah-wajah semringah tampak ketika memanen bayam yang mereka tanam sendiri. Mereka lebih semringah lagi ketika mencoba jus bayam yang menurut mereka rasanya enak.

Hadiah yang saya janjikan bagi yang berhasil menanan bayam dengan baik urung kami berikan karena sebagian besar bayam kekurangan pupuk. Permainan lain kami buat, dengan mengajak mereka lomba bercerita tentang liburan sekolah. Hadiah dompet dari bahan daur ulang pun kami siapkan. Kekecewaan mereka karena pelombaan menanam bayam dibatalkan terobati dengan perlombaan ini.

Berikutnya, lebih mudah mengajak anak-anak untuk berkebun. Kami yang sudah menyiapakan bibit tomat cherry mengajak kembali anak-anak berkebun. Ajakan yang kedua jauh lebih mudah dibanding sebelumnya. Mungkin karena mereka sudah merasakan hasil dari berkebun sebelumnya. Sangat gampang menggiring anak-anak yang sebelunya takut dengan cacing tanah untuk mau mengambil pupuk kotoran sapi di sekitar Yayasan Anak Tangguh.

Tangan mereka pun tanpa ragu lagi mengaduk tanah dan “bermain-main” dengan cacing tanah. Setelah memindahkan bibit ke polybag, tanpa dikomando mereka langsung menyiram tanaman sambil bercoleteh “Saya senang berkebun, apalagi hasilnya bisa langsung saya panen”.

Saya tersenyum dan berjanji kelak akan membuat salad tomat dengan tomat yang mereka tanam.

Kalimat bijak dari China memang benar. Beritahu aku, aku lupa. Tunjukkan aku, aku ingat. Libatkan aku, aku mengerti. Mengenalkan pertanian sejak dini memang lebih mudah dengan mengajak anak-anak praktek langsung menanam tanaman. Hal kecil dan dekat, namun terkadang jarang bisa mereka lakukan. [b]

Tags: Anak-anakGianyarKomunitasYayasan Anak Tangguh
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Wayan Leana

Wayan Leana

Related Posts

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

4 September 2023
Menyambut Kelinci Air di Benoa

Menyambut Kelinci Air di Benoa

24 January 2023
Batubulan Kini, Setahun Setelah Pandemi

Batubulan Kini, Setahun Setelah Pandemi

24 March 2021
Lentera Peradaban: Gerakan Kecil di Tengah Gemerlap Kota Denpasar

Lentera Peradaban: Gerakan Kecil di Tengah Gemerlap Kota Denpasar

1 February 2021
Bersama-sama Melawan Krisis Pandemi

Bersama-sama Melawan Krisis Pandemi

1 December 2020
Seminar dan Pemutaran Daring untuk Indonesia Raja 2020

Seminar dan Pemutaran Daring untuk Indonesia Raja 2020

4 October 2020
Next Post
Glenn Fredly pun Turut Tolak Reklamasi

Glenn Fredly pun Turut Tolak Reklamasi

Comments 2

  1. Anton Muhajir says:
    12 years ago

    koncreeeeeeng. kegiatannya seru banget. mau dong sesekali bikin kegiatan seru begini di rumah kami. naknik pasti dg senang hati menjadi muridmu. ya ya ya..

    Reply
  2. agus abenk says:
    12 years ago

    jebrreetttt…. mantap banget.. mau juga anak2 sy diajari berkebun.. gabung bareng bani-nya mas anton.. kerennn

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Benarkah Gelombang PHK Tak Menyentuh Media Massa Bali?

23 May 2025
Percepatan Pemanfaatan PLTS Atap

Percepatan Pemanfaatan PLTS Atap

23 May 2025
Mendorong Tata Krama Berwisata di Bali

Mendorong Tata Krama Berwisata di Bali

22 May 2025
Ruang Publik jadi Kanvas Terbuka di Tangi Street Art Festival

Ruang Publik jadi Kanvas Terbuka di Tangi Street Art Festival

21 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia