“Cacing!!!” teriak beberapa anak perempuan sambil menjauh.
Ekspresi tersebut spontan keluar ketika melihat cacing tanah dalam pupuk organik yang saya bawa. Hanya anak laki-laki saja yang semangat melihat cacing itu.
“Apakah cacing tanah berguna?” tanya saya pada anak-anak yang tergabung dalam Yayasan Anak Tangguh tersebut. Yayasan ini di Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar, sekitar 10 km dari Denpasar.
“Berguna!!!!” jawab mereka serempak.
Saya langsung senyum semringah karena berpikir mereka paham maksud saya yang akan menjelaskan manfaat cacing untuk menyuburkan tanah.
“Berfungsi untuk apa ya cacing tanah?” tanya saya lagi.
Mereka pun kembali serentak menjawab, “Untuk mancing”.
Saya langsung tertawa dan mulai menceritakan peranan cacing untuk menyuburkan tanah.
Berrmain dengan cacing tanah kami mulai sejak 23 Juni 2013. Berbekal sekitar 15 kg pupuk dan benih bayam, kami mulai berkebun. Awalnya agak susah mengajak anak-anak berkebun karena mereka harus menyiapkan tanah dan mengaduk pupuk.
Setelah saya rayu dengan iming-iming hadiah bagi yang berhasil memelihara bayam dengan baik, mereka mau menebar benih bayam di tempat kecil yang sudah saya siapkan.
Kurang Bagus
Seminggu kemudian bibit bayam mulai tumbuh. Meskipun pertumbuhannya kurang bagus karena kurang cahaya, tapi kami tetap gunakan agar anak-anak tahu prosesnya.
Mereka mulai menyiapkan tanah dalam polybag. Berbagai polah mereka tunjukkan, ada yg bermain-main dengan tanahnya, diaduk-aduk hingga tanah menggumpal, atau ada juga yang anteng mengikuti instruksi kami.
Setelah tanah dalam polybag siap, anak-anak usia SD ini berebut meminta bibit. Mereka tampak antusias mencoba langsung menanam bayam yang selama ini mereka kenal setelah sudah menjadi sayur siap dimakan.
Acara menanam riuh dengan coleteh anak-anak, tak lupa kami berpesan untuk merawat tanaman mereka. Jumlah anak-anak sekitar 30. Kami pun membaginya dalam beberapa kelompok yang akan rutin merawat tanaman setiap harinya. Namanya juga anak-anak, ada yang rajin merawat tanaman, ada juga yang malas-malasan sehingga tanamannya layu dan mati. Kami biarkan saja apa adanya untuk proses mereka belajar.
Dua bulan berselang tanamannya sudah cukup besar, walaupun agak kerdil karena kurang pupuk. Pupuk yang saya bawa sebenarnya tidak cukup untuk semua tanaman anak-anak. Saya pikir ini kesempatan yang bagus sambil menjelaskan kepada anak-anak kalau tanamannya kurang dirawat dan kekurangan pupuk.
Kami merancang panen bayam dilanjutkan dengan membuat jus bayam. Anak-anak terlihat kaget ketika saya bilang akan membuat jus bayam. Bagi mereka bayam biasanya untuk membuat sayur. Saya mulai promosi dengan menjelaskan kalau jus bayam enak karena saya mengunakan campuran pisang dan es krim coklat.
Jus Bayam
Panen pun dimulai, tak lupa kami menjelaskan bahwa tanaman bayam mereka kurang pupuk sehingga agak kerdil. Wajah-wajah semringah tampak ketika memanen bayam yang mereka tanam sendiri. Mereka lebih semringah lagi ketika mencoba jus bayam yang menurut mereka rasanya enak.
Hadiah yang saya janjikan bagi yang berhasil menanan bayam dengan baik urung kami berikan karena sebagian besar bayam kekurangan pupuk. Permainan lain kami buat, dengan mengajak mereka lomba bercerita tentang liburan sekolah. Hadiah dompet dari bahan daur ulang pun kami siapkan. Kekecewaan mereka karena pelombaan menanam bayam dibatalkan terobati dengan perlombaan ini.
Berikutnya, lebih mudah mengajak anak-anak untuk berkebun. Kami yang sudah menyiapakan bibit tomat cherry mengajak kembali anak-anak berkebun. Ajakan yang kedua jauh lebih mudah dibanding sebelumnya. Mungkin karena mereka sudah merasakan hasil dari berkebun sebelumnya. Sangat gampang menggiring anak-anak yang sebelunya takut dengan cacing tanah untuk mau mengambil pupuk kotoran sapi di sekitar Yayasan Anak Tangguh.
Tangan mereka pun tanpa ragu lagi mengaduk tanah dan “bermain-main” dengan cacing tanah. Setelah memindahkan bibit ke polybag, tanpa dikomando mereka langsung menyiram tanaman sambil bercoleteh “Saya senang berkebun, apalagi hasilnya bisa langsung saya panen”.
Saya tersenyum dan berjanji kelak akan membuat salad tomat dengan tomat yang mereka tanam.
Kalimat bijak dari China memang benar. Beritahu aku, aku lupa. Tunjukkan aku, aku ingat. Libatkan aku, aku mengerti. Mengenalkan pertanian sejak dini memang lebih mudah dengan mengajak anak-anak praktek langsung menanam tanaman. Hal kecil dan dekat, namun terkadang jarang bisa mereka lakukan. [b]
koncreeeeeeng. kegiatannya seru banget. mau dong sesekali bikin kegiatan seru begini di rumah kami. naknik pasti dg senang hati menjadi muridmu. ya ya ya..
jebrreetttt…. mantap banget.. mau juga anak2 sy diajari berkebun.. gabung bareng bani-nya mas anton.. kerennn