Sangat luar biasa merasakan hubungan antarmanusia melalui sinema.
Minikino Film Week 6, Bali International Short Film Festival telah berakhir pada Sabtu, 12 September 2020 lalu. Tahun ini seremoni penutupan bertempat di Water Garden ARMA Museum & Resort, Ubud, Gianyar. MFW6 menutup perhelatannya dengan mengumumkan pemenang kompetisi dan peraih penghargaan internasional untuk masing-masing kategori tahun ini.
Dalam suasana pandemi COVID-19, para tamu undangan yang hadir diwajibkan mengisi daftar registrasi dan melaksanakan protokol kesehatan, seperti pemeriksaan suhu tubuh, mencuci tangan dengan air mengalir atau hand sanitizer. Para tamu juga memakai masker atau face-shield sepanjang acara dan menjaga jarak.
Rangkaian acara pada hari terakhir perhelatan MFW6 telah dimulai sejak pukul 13.30 WITA. Acara sampingan Peluncuran Buku Clean Bali Series mengawali kegiatan hari itu. Anak-anak sudah hadir sejak sore hari dalam acara ini. Mereka diajak menyanyi sambil menari kan lagu-lagu yang bertema pelestarian lingkungan.
Pak Made Taro bersama putranya, Gede Tarmada, beserta cucu-cucunya, Angga dan Rendra, mengiringi nyanyian anak-anak dengan tabuhan angklungnya. Setelah itu, buku “Rajawali dan Anak-Anak” yang merupakan buku ketiga dari trilogi Clean Bali Series karya Maggie Dunkle dan Margiyono secara resmi diluncurkan.
Para tamu undangan berdatangan pada pukul 17.30 WITA. Para pembawa acara, yakni Nosa Normanda, Rozzaq Ariwahyono, dan Inez Peringga menghadirkan suasana yang santai setengah formal dengan live report dan lontaran humor jenaka. Pukul 18.30 WITA, Malam Penutupan dan Penghargaan MFW6 juga disiarkan secara live-streaming.
Pendiri ARMA Museum & Resort, Anak Agung Gede Rai menyampaikan sambutannya kepada para hadirin. Beliau menyatakan, kegiatan semacam ini juga merupakan salah satu visi dan misi ARMA untuk menjadikan museum lebih “hidup” dan mengajak masyarakat untuk turut menikmati berbagai macam seni.
Selanjutnya, Direktur Festival Edo Wulia mengawali sambutan dari para komite inti MFW6. “Membuat festival tidaklah mudah. Kami sudah merencanakan tanggal kegiatan tahun ini sejak berakhirnya MFW5 tahun lalu,” kata Edo.
Edo menambahkan sama sekali tidak terbayang pandemi akan terjadi. Untuk itu, panitia berterima kasih pada para sukarelawan yang saling membantu, serta penonton yang telah mematuhi protokol sepanjang waktu. Karena merekalah festival ini masih bisa berjalan, walaupun dengan semua keterbatasan.
“Semoga dapat menginspirasi kegiatan yang lain dengan standard normal baru ini,” ujarnya di atas panggung.
Direktur Program Fransiska Prihadi memberikan laporan mengenai statistik penonton selama MFW6 berlangsung sejak dibuka pada Jumat, 4 September 2020 lalu. Ada 109 jumlah pemutaran program film pendek di Short Film Festival yang dilaksanakan pada 7 lokasi Micro Cinema dan 3 Pop Up Cinema. Satu-satunya program film pendek yang diputar online ialah Begadang Official Selection 2020 yang diputar dua kali.
Selanjutnya Short Film Market yang meliputi Workshop, Forum dan Talks meliputi 20 program yang dilaksanakan di lokasi. Seluruh program Short Film Market kecuali workshop dan fringe events merupakan aktivitas hybrid yang diselenggarakan di lokasi serta disiarkan online sampai Selasa, 15 September 2020. Jumlah total penonton selama 9 (sembilan) hari yang datang secara fisik ialah 1611.
“Sementara penonton yang bergabung secara virtual melalui live YouTube, Facebook, dan Instagram tercatat sampai tanggal 12 September 2020 ialah 1746 viewers,” ungkapnya.
Direktur Traveling Festival Made Suarbawa mengatakan, inspirasi untuk mendirikan Pop Up Cinema (layar tancap) ke desa-desa didapat dari semangat anak-anak muda dan warga di desa itu sendiri untuk mengembalikan budaya menonton. Budaya menonton film secara komunal di mana penontonnya dapat menikmati suasana menonton bersama. “Ini memberi kesempatan mereka untuk mendiskusikan kembali apa yang telah ditonton. Inilah yang menjadi semangat kami membuat Pop Up Cinema ini,” katanya.
Tahun ini panitia menjalankan Pop Up di 3 (tiga) desa yaitu Desa Pedawa, Selat dan Tegeh Sari. Desa Pedawa bahkan telah menjadi rekan kerja selama lebih dari tiga tahun belakangan. Suarbawa berharap untuk kedepannya terus bisa membuat sinergi yang memberi manfaat positif, bukan hanya memutar film tapi tetap ada kolaborasi lanjutan.
“Potensi kolaborasi kami harap makin berkembang secara jangka panjang,” tandasnya.
Sambutan juga disambung dengan sejumlah rekaman video kegiatan selama berlangsungnya MFW6. Dokumentasi harian tahun ini merupakan kolaborasi MFW dengan Niskala Studio. Selain didukung oleh para venue partner, individual maupun kolaborator rangkaian kegiatan, tahun ini MFW6 juga mendapat dukungan dari Fasilitasi Bidang Kebudayaan dari Kemendikbud RI serta Deputi Pemasaran Kemenparekraf.
Momen yang dinantikan para pembuat film pun akhirnya tiba, yakni penobatan pemenang dan pemberian penghargaan. Pengumuman dimulai dengan anugerah MFW National Competition Award. Penghargaan tertinggi National Competition yang pertama kali diadakan pada tahun 2020 ini diraih oleh film pendek “Jemari yang Menari di Atas Luka-Luka” dari sutradara: Putri Sarah Amelia, Indonesia, 2019, bergenre fiksi.
Dalam sambutan virtualnya, Jose Prabowo selaku produser bersama Putri Sarah Amelia mengucapkan terima kasih kepada seluruh kru film yang ikut membantu, dan mendedikasikan karya film ini untuk seluruh kelompok minoritas yang masih memperjuangkan suara terbungkam.
Lalu, secara berturut-turut diumumkan peraih penghargaan International Award untuk masing-masing kategori, antara lain;
· MFW6 Best Animation Short diraih oleh “And Then The Bear” (sutradara: Agnes Patron, Perancis, 2019);
· MFW6 Best Audio Visual Experimental Short diraih oleh “This Makes Me Want to Predict The Past” (sutradara: Cana Bilir-Meier, Jerman-Austria, 2019);
· MFW6 Best Children Short diraih oleh “Sonia Loves, Sonia Doesn’t” (sutradara: Natalia Beliaeva, Federasi Rusia-Slovakia, 2020, fiksi);
· MFW6 Best Documentary Short diraih oleh “Mama Mania” (sutradara: Vincent Sparreboom, Netherlands, 2019);
· MFW6 Best Fiction Short diraih oleh “Cayenne” (sutradara: Simon Gionet, Kanada, 2020);
· MFW6 Programmer’s Choice diraih oleh “When Light Fades” (sutradara: Daan Groot, Netherlands, 2020, fiksi);
· MFW6 Youth Jury Awards diraih oleh “End-O” (sutradara: Alice Seabright, Britania Raya, 2019, fiksi).
· Penghargaan paling bergengsi, untuk MFW Best Short Film of the Year 2020 jatuh pada “A Thousand Sails” (sutradara: Tsang Hing Weng Eric, Hong Kong, 2019, fiksi).
Dalam sambutannya secara rekaman video dikirim dari Hong Kong, Eric Tsang menyatakan sangat gembira mendengar berita bahwa film A Thousand Sails terpilih sebagai film pendek terbaik. “Kalau saja tidak ada pandemi, saya pasti sudah ada di Bali malam ini bersama kalian semua,” ujarnya.
Eric menyatakan sebetulnya masih menyimpan katalog festival tahun lalu sambil memperlihatkan katalog minikino tahun lalu di layar. Tahun lalu Eric ada di Bali dan merasa menemukan semacam hubungan yang spesial antara Minikino dan dengannya. Misalnya setelah festival pun dia masih berkontak dengan teman-teman baru yang dia temui di sana (di Bali), termasuk awal tahun ini bertemu Cika di Perancis, secara kebetulan.
”Sangat luar biasa untuk saya bagaimana kita merasakan hubungan antar manusia, melalui film,” katanya.
Untuk Begadang Filmmaking Competition 2020 yang dilaksanakan 25-26 Juli 2020 silam, terdapat 13 film pendek yang terpilih Official Selections. Jumlah ini tersaring dari 27 karya yang terkirim ke panitia dalam kurun waktu produksi 34 jam. Selanjutnya dipilihlah 4 (empat) nominasi yang memperebutkan gelar juara dan hadiah uang tunai sebesar Rp 5.500.000.
Pemenang tahun ini ialah “Hai Guys Balik Lagi Sama Gue, Tuhan!” (sutradara: Winner Wijaya, Banten, 2020). Dengan pembatasan maksimum 3 shot dalam film dan tanpa instrumen musik, film ini cerdik menerjemahkan berbagai elemen kunci dan mengembangkannya dengan ide cerita tentang netizen yang selayaknya mata pandang Tuhan memiliki mata di mana-mana. Interaksi antara kamera drone dan aktor pun ditata dengan sangat baik.
Pada penghujung acara, penonton mendapat kesempatan menyaksikan film pendek pemenang Begadang Filmmaking Competition 2020 dan MFW Best Short Film of the Year 2020. Sebelum rangkaian musik dari koleksi vinyl Spin Sugar Bali menutup Malam Penghargaan MFW6, para direktur MFW mengumumkan tanggal pelaksanaan Minikino Film Week 7, Bali International Short Film Festival yaitu 3-11 September 2021 mendatang. [b]