Teks dan Foto Anton Muhajir
Pedasnya makanan di warung itu mengalahkan kesederhanaannya.
Sebelumnya, saya bayangkan warung ini adalah warung makan besar dan permanen. Paling tidak dia di rumah atau toko layaknya warung makan terkenal lainnya. Maklum, Warung Nasi Pedas Ibu Andika ini lumayan populer.
Warung Nasi Pedas Ibu Andika sudah sering saya dengar dari teman atau tulisan-tulisan di blog ataupun website. Menggunakan kata kunci “nasi pedas Bu Andika” saya menemukan 3.110 hasil tautan (link) di Google. Berarti warung ini memang lumayan populer.
Tapi, meski sudah sering mendengar atau membacanya, saya belum pernah mampir sama sekali di warung ini. Selasa kemarin saya pun menikmati pedasnya menu di warung ini.
Bentuk warungnya ternyata sederhana. Warung tenda nebeng di emperan toko elektronik di pinggir jalan raya. Tak ada dinding. Pengunjung warung ini makan di tempat terbuka beratap tenda itu tadi. Jadi, sambil makan bisa melihat sibuknya lalu lintas.
Tak susah mencari warung ini. Lokasinya ada di seberang mal Super Nova di sekitar toko kaos terkenal Joger di Jl Raya Tuban, Kuta. Kalau dari Kuta ke arah Bandara Ngurah Rai, warung ini ada di kanan jalan sebelum Joger.
Petunjuk nama warung ini hanya tulisan stiker yang menempel di rak kaca tempat makanan. Tak ada papan nama.
Ada tiga meja panjang di warung yang buka 24 jam ini. Kursinya sekitar 20 orang. Sebagian pengunjung harus makan tanpa meja karena tempat yang tak cukup.
Bagi saya, tak ada yang istimewa dari menu-menu di warung ini. Sri Riyani, pemilik warung, menyediakan menu-menu khas Jawa. Semuanya menu yang biasa saya temukan di warung lain, seperti ayam kare, ayam goreng, tahu, tempe, telur asin, dan seterusnya. Sayuran seperti lodeh juga ada di warung ini.
Siang itu saya ingin makan ikan laut. Tapi, menu ini tak ada. Ya, sudah. Saya pesan ayam kare paha dengan ukuran jumbo itu. Sebagai tambahan lauk saya pilih perkedel jagung dan teri goreng, kalau di Bali disebut gerang. Sayurnya urap dan sambal goreng.
Hingga menyantap menu, saya tak menemukan keistimewaan menu-menu tersebut. Tak ada yang berbeda pada menu di warung ini dibanding menu-menu di warung lain. Kelebihannya hanya pada rasa pedas yang lebih kuat. Rasa pedas ini tak langsung terasa di lidah saya. Dia muncul agak belakangan.
Makin lama, rasa pedas itu makin terasa. Lidah terasa panas. Mata sampai berkaca-kaca. Apalagi pas saya makan sambalnya. Aduh, saya salah telah meremehkan pedasnya menu di sini. Pedasnya memang di belakang.
Tapi, rasa “pedas” lain muncul pas mau bayar menu ini. Besarnya menu yang harus dibayar ini diberikan langsung oleh pelayannya dalam bentuk kartu. Saya kaget pas lihat jumlah yang harus saya bayar, Rp 20.000! Padahal saya “cuma” menyantap kare ayam, perkedel jagung, dan gerang goreng garing itu tadi.
Mahalnya biaya ini jadi rasa “pedas” kedua yang tak saya kira sebelumnya. 🙂
Nasi Pedas Ibu Andika
Jl Raya Kuta Gang Kubu No 120 C Kuta
Telp 081558318187, 0361-8820040
salam kenal,
need IT??
http://www.linovtech.com
Betul sekali mas anton, pedes yang belakang itu yang paling nonjok hehhee.. saya jg heran dengan rate yang diberlakukan. mungkin karena namanya sudah terkenal kali ya..??