
Terdapat tiga ekosistem yang biasanya dijumpai di pantai tropis, yaitu mangrove, terumbu karang, dan padang lamun. Tiga ekosistem ini tidak selalu hadir secara bersamaan di sebuah pantai.
Pantai di Bali banyak yang mengalami kerusakan, salah satu penyebabnya adalah eksploitasi biota laut hingga aktivitas pariwisata yang berlebihan. Pantai yang membentang di Kecamatan Kuta menjadi destinasi favorit wisatawan untuk menikmati sunset dan melakukan aktivitas air. Dilansir dari BBC.com, 230 km dari total 633 km pesisir Bali telah mengalami abrasi, terutama di kawasan Pantai Tuban, Kedonganan, Kuta, Legian, hingga Seminyak.
Data BBC.com menunjukkan, tren abrasi di sepanjang Kecamatan Kuta mencapai -0,46 dari tahun 1972 hingga 2020, setidaknya terjadi pengikisan 46 cm per tahun. Selain faktor cuaca, abrasi juga disebabkan oleh ulah manusia yang melakukan pembangunan di pesisir yang tidak berkelanjutan.
Meski begitu, ada sejumlah pantai di Bali yang memiliki keanekaragaman biota di bawah laut. Pantai-pantai ini berlokasi jauh dari pusat Kota Denpasar. Berikut tujuh pantai di Bali dengan ekosistem pantai yang masih terjaga:
Blue Lagoon
Blue Lagoon berlokasi tak jauh dari Pelabuhan Padangbai, Kabupaten Karangasem. Untuk mencapai pantai, Anda harus menuruni tangga tidak sampai lima menit, tetapi bisa dibilang cukup melelahkan saat berjalan naik. Meski begitu, rasa lelah terbayarkan ketika melihat pesona pantai berpasir putih tersebut. Vegetasi hutan yang rindang tampak di kiri dan kanan bibir pantai.
Ada pula batu karang besar yang menjadi habitat biota laut, seperti kepiting, ikan, dan kelomang. Sekilas terlihat warna putih dan hitam bercampur di pasir. Warna hitam merupakan hasil dari gerusan alami batu karang yang ada di pesisir. Di pasir Pantai Blue Lagoon juga tampak beberapa lubang kecil yang merupakan habitat makhluk hidup di laut, seperti kerang, moluska, kepiting, undur-undur laut, bahkan gurita.
Blue Lagoon menjadi salah satu spot snorkeling di kawasan Padangbai karena keindahan terumbu karangnya dan kehidupan biota laut yang beragam. Pantai ini sangat cocok untuk menikmati sunrise karena terletak di timur, tetapi menikmatinya di sore hari juga tidak kalah menyenangkan.
Bias Tugel
Tidak jauh dari Blue Lagoon, ada Pantai Bias Tugel yang tidak kalah cantik. Pantai ini dijuluki White Sand Beach karena pasirnya yang putih. Untuk mencapai pantai, Anda harus menuruni tangga dan melewati pohon dan semak. Perjalanan dari parkiran ke pantai kurang lebih memakan waktu 10 menit.
Bentuk Pantai Bias Tugel tidak jauh berbeda dengan Blue Lagoon. Ada batu karang di bibir pantai yang menjadi habitat beberapa biota laut, seperti kepiting, ikan, dan kelomang. Vegetasi hutan yang rindang juga mengapit Pantai Bias Tugel. Di bawah laut terdapat terumbu karang yang menjadi habitat bagi biota laut.
Di pantai ini Anda bisa menyaksikan kapal dan fast boat yang melintas menuju ke Lombok atau kembali dari Lombok karena di sebelah Pantai Bias Tugel ada Pelabuhan Padangbai. Di pesisir pantai ada beberapa warung yang menyewakan sun bed untuk berjemur dengan harga Rp50.000 per dua jam. Beberapa warung juga menyewakan alat snorkeling dan diving.
Taman Nasional Bali Barat
Taman Nasional Bali Barat (TNBB) berlokasi di ujung paling barat Pulau Bali dengan 20% wilayahnya berada pada wilayah perairan Kabupaten Jembrana. Dilansir dari buku Sumber Daya Laut dan Pesisir Perairan Selat Bali, kawasan TNBB memiliki lebih dari 12 jenis habitat bentik pada ekosistem terumbu karang dengan total karang hidup sekitar 30%. Hutan mangrove TNBB memiliki karakteristik vegetasi dan geomorfologi yang beragam dengan komposisi vegetasi didominasi oleh Avicennia sp., Rhizophora sp., Lumnitzera sp., dan Ceriops tagal.
TNBB memiliki luas 77.000 hektar atau sekitar 10% dari luas daratan Pulau Bali. Ada beberapa pantai yang dapat dikunjungi di TNBB, yaitu Pulau Menjangan, Semenanjung Prapat Agung, dan Pantai Pasir Putih Banyuwedang. Lokasi populer yang biasanya menjadi tempat snorkeling dan diving adalah Pulau Menjangan.
Secara administratif, Pulau Menjangan berada di wilayah Kabupaten Buleleng. Dilansir dari situs resmi TNBB, ada dua jalur yang bisa digunakan untuk mencapai Pulau Menjangan, yaitu Labuan Lalang dan di Banyuwedang (Kelompok Nelayan Banyumandi). Selain itu, ada pula pintu lain, yaitu IPPA, Banyuwangi, Sumberkima, dan Pemuteran.
Perjalanan ke TNBB memakan waktu kurang lebih 3-4 jam dengan jarak 135 km. Pulau Menjangan hanya dapat dijangkau dengan jalur laut. Biasanya ada kapal kecil yang dapat disewa dengan tarif Rp525.000 per kapal (kapasitas 10 orang). Durasi penyebrangan sekitar 45 menit.
Pantai Pemuteran
Pantai Pemuteran terletak di Bali Utara, tepatnya di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Dilansir dari Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, kekayaan keanekaragaman hayati di pantai ini mencapai 80% dengan lebih dari 30 titik snorkeling dan diving. Selain keindahan bawah lautnya, Pantai Pemuteran dikenal dengan upaya konservasi penyu hijau.
Dilansir dari tripbali.id, pada Mei 2023, Desa Pemuteran mendapatkan penghargaan ASEAN Tourism Standard dengan kategori Community-Based Tourism (CBT). CBT atau pariwisata berbasis masyarakat merupakan sistem pariwisata yang tidak hanya berfokus pada laba, tetapi juga fokus pada keberlangsungan lingkungan, sosial, dan budaya.
Pantai Pemuteran membentang sepanjang lebih dari 6 km dengan latar belakang perbukitan hijau yang sebagian besar ditumbuhi pohon kelapa. Pantai ini memiliki daratan menjorok ke tengah laut seperti teluk. Di bawah laut Pantai Pemuteran terdapat terumbu karang buatan sebagai bagian dari konservasi bawah laut.
Nusa Penida
Nusa Penida merupakan sebuah kecamatan yang terdiri dari tiga kepulauan kecil di sisi tenggara Pulau Bali, yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan. Secara administratif, Nusa Penida merupakan bagian dari Kabupaten Klungkung. Kepulauan ini merupakan kawasan konservasi perairan (KKP) karena merupakan tempat pemijahan dan pembesaran berbagai macam biota laut.
Nusa Penida, Nusa Ceningan, dan Nusa Lembongan memiliki 1.149 hektar terumbu karang, 230 hektar hutan bakau, dan 108 hektar padang lamun. Di perairan Nusa Penida juga dijumpai ikan pari manta, hiu, penyu, lumba-lumba, paus, dan mola-mola. Dilansir dari Profil Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida, terumbu karang, hutan bakau, dan padang lamun merupakan ekosistem yang berfungsi sebagai pelindung alami bagi pulau-pulau di Kecamatan Nusa Penida.
Sayangnya, sebelum pariwisata sepi karena Covid-19, pulau-pulau di Nusa Penida mengalami serangan ponton. Ponton merupakan sebuah pelampung yang cukup besar dan di atasnya digunakan sebagai atraksi wisata. Ponton yang menjamur berdiri di atas terumbu karang, sehingga membuat terumbu karang menjadi rusak. Hal ini disebabkan oleh jangkar, aktivitas wisatawan, dan fisik ponton yang menghalangi matahari masuk ke perairan.
Meski begitu, Kecamatan Nusa Penida memiliki ekosistem laut yang lengkap. Dilansir dari rri.co.id, Coral Triangle Center (CTC) Bali mendata tutupan terumbu karang di KKP Nusa Penida mencapai 60 persen berdasarkan pemantauan sejak 2008-2024 dan masuk kategori baik. Namun, 40% sisanya belum tertutupi terumbu karang karena mengalami kerusakan.
Untuk mencapai Nusa Penida, Anda bisa menaiki fast boat dari Pelabuhan Sanur atau Kusamba. Kecamatan ini memiliki banyak pilihan pantai yang ramai dikunjungi wisatawan. Namun, jika Anda mencari pantai yang tidak terlalu ramai, Anda dapat mengunjungi Teluk Gamat, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan.
Secret Bay
Secret Bay atau Teluk Gilimanuk berlokasi di Kabupaten Jembrana. Lokasinya tidak jauh dari TNBB, sehingga panorama pantai dihiasi perbukitan hutan TNBB. Teluk ini menawarkan aktivitas muck diving. Muck diving merupakan aktivitas menyelam yang dilakukan di substrat berlumpur dengan fokus menemukan spesies laut langka dan samar yang jarang ditemukan di terumbu karang.
Dilansir dari Pikiran Rakyat, beberapa spesies yang dapat ditemui di Teluk Gilimanuk meliputi ikan mandarin dengan warna mencolok, ikan kodok yang unik, kuda laut berukuran antara 10 hingga 15 cm, ikan kalajengking daun, ikan lebah, lima spesies cardinalfish, berbagai jenis udang, bulu babi dengan berbagai variasi warna, kerang, spons, dan nudibranch.
Teluk Gilimanuk juga memiliki terumbu karang buatan yang menjadi habitat biota laut. Selain itu, ada pula ladang alga yang menjadi habitat kuda laut.
Pantai Amed
Pantai Amed berlokasi di Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Pantai ini memiliki daya tarik alam bawah laut yang menyimpan potensi keindahan terumbu karang dengan beraneka ragam jenis ikan hias. Jika beruntung, saat snorkeling Anda dapat menjumpai penyu, ikan pari, dan hiu karang.
Dilansir dari Detik.com, Pantai Amed memiliki bentang pantai sejauh 14 km, dan mencakup tujuh desa. Lokasi snorkeling di Amed yang paling mudah diakses adalah Jemeluk. Dilansir dari Mongabay, tutupan karang di Amed didominasi jenis acropora yang mudah tumbuh. Ada pula acropora branching yang seperti tanduk rusa dan agitate yang mirip jari.
Habitat ikan hias dan terumbu karang hanya 5 – 10 meter dari titik pasang surut pantai. Terumbu karang terhampar di area yang sangat dangkal, sehingga kaki dan tangan harus sepenuhnya mengapung agar tidak mengenai terumbu karang.