Jalan berliku itu masih tersisa pepohonan. Pemandangan ini jarang ditemui, apalagi di kota. Semakin berliku dan jalan kian sempit. Hanya satu sepeda motor yang dapat melintas di jalan setapak itu. Sawah dengan hamparan padi menguning menyambut. Sisa perjalanan menuju rumah berdesain joglo semi pendopo itu dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Pemandangan dan bangunan itu tampak serasi. Bangunan itu disebut Kubu (rumah) BWCC. Bangunan inilah menjadi tempat berkumpul Paralegal LBH Bali Women Crisis Centre (BWCC). Kubu BWCC berada di Penatahan, Kabupaten Tabanan.
Mungkin ada yang masih asing dengan istilah paralegal. Paralegal adalah seorang profesional hukum yang bekerja di bawah pengawasan seorang pengacara dan melakukan tugas-tugas seperti penelitian hukum, menyusun dokumen hukum, dan membantu komunikasi klien.
Paralegal biasanya memiliki sertifikat atau gelar dalam studi paralegal dan mungkin berspesialisasi dalam bidang hukum tertentu, seperti hukum perusahaan, hukum kekayaan intelektual, atau hukum keluarga.
Ni Nengah Budawati, Direktur LBH BWCC berharap paralegal di LBH BWCC dapat bercerita tentang pengalaman selama mendampingi korban kekerasan. “Jadi berharap paralegal akan bercerita tentang sejarah-sejarah atau hal-hal baik maupun keberhasilan yang dialami dalam mekanisme pendampingan,” ujar Budawati pada Kamis (30/05).
Melalui kegiatan Kelas Jurnalisme Warga (KJW) Paralegal, beragam kisah tertuang dengan utuh. Sebanyak 10 orang paralegal mencurahkan pengalamannya selama mendampingi korban hingga penyintas.
Misalnya Praba, Ia mendampingi korban dengan anak usia balita. Selain menemani korban, Praba turut membantu mengganti popok anak korban. Selain Praba, Ayu yang merupakan relawan di LBH BWCC harus terkena serangan fisik dari pelaku. Serangan itu berupa pukulan di wajah Ayu, kejadiannya saat Ia berusaha memisahkan korban dari para pelaku kekerasan.
Kisah mendebarkan juga hadir dari Suciati, pertama kali mendampingi korban bersama Budawati, Ia harus berhadapan dengan situasi mencekam. Pelaku mengancam dengan senjata tajam dan akan membawa massa. Budawati mengarahkan Suci akar tidak panik dan mencari tempat persembunyian. Meskipun merasa deg-degan, Suci mengaku pengalaman itu membuat dirinya ingin terus membantu korban.
Paralegal menuliskan kisah mereka melalui sebuah kertas komik. Selain menulis, ada pula yang membuat podcast. Seperti apa karya Paralegal LBH BWCC? Nantikan pada konten lainnya.