Industri perfilman dunia tidak semata menawarkan sisi glamour para bintangnya.
Industri ini turut pula mendorong tumbuhnya kepedulian sosial dan kemanusiaan. Hal ini dibuktikan salah satunya oleh Elizabeth Taylor atau lebih dikenal sebagai Liz Taylor, aktris kenamaan Hollywood yang menunjukkan keprihatinannya pada isu HIV dan AIDS. Dia mendirikan lembaga penghimpun dana untuk penanggulangan AIDS.
Liz yang meninggal dunia pada 23 Maret 2011 ini merupakan aktris kontroversial di Hollywood. Dia beberapa kali kawin cerai dan diisukan merebut suami orang. Akan tetapi, terlepas dari semua itu Liz Taylor adalah sosok yang patut disegani karena jiwa sosialnya.
Mengenang dedikasi Liz Taylor dalam dunia perfilman, sekaligus mengetengahkan perjalanan hidup sang aktris, Bentara Budaya Bali (BBB) menggelar program Sinema Bentara: “Putar Film Elizabeth Taylor”. Agenda rutin yang merupakan kerjasama BBB dengan Udayana Scientific Club (USC) dan Komunitas Sahaja ini akan digelar pada Jumat-Sabtu, 19-20 Agustus 2011, di BBB, Jl. Prof. IB Mantra 88 A Ketewel.
Liz Taylor adalah salah satu pelaku film mumpuni Hollywood. Beberapa kalangan menilai bahwa bakat aktingnya tidaklah terlalu istimewa. Terlepas dari segala bentuk kontroversi yang kerap hadir di sekitarnya, Liz Taylor memiliki kepedulian dan jiwa sosial yang tinggi, terutama terhadap pengidap AIDS. “Melalui pemutaran film dokumenter tentang perjalanan hidup Liz Taylor kami berharap bisa memberi nilai tambah tersendiri bagi penonton,” ujar Sri Puspita, koordinator program.
Dalam pemutaran kali ini disuguhkan enam film yang dibintangi Elizabeth Taylor. Pada hari pertama diputar tiga film, yaitu National Velvet dan Cat on a Hot Thin Roof dan Butterfield 8. National Velvet merupakan film yang menghadirkan Elizabeth sebagai bintang utama setelah sebelumnya tampil sebagai pemeran pembantu.
Film kedua yakni Cat on a Hot Thin Roof. Film berdurasi 108 menit ini mengangkat cerita dari Naskah drama Tennessee Williams. Untuk film ketiga yakni Butterfield 8 merupakan film yang berhasil membawa Elizabeth Taylor meraih piala Oscar pertamanya. Film ini dibintangi bersama dengan suami keempatnya Edddie Fisher.
Pada hari kedua diputar film epik sejarah fenomenal yakni Cleopatra. Film ini dibuat di dua tempat yakni Inggris dan Amerika dan menelan biaya hingga 60 juta dollar. Dalam film Cleopatra, Elizabeth Taylor hadir dengan karakternya sebagai Ratu Cleopatra yang begitu melekat dengan sosok dirinya hingga kini. Selain Cleopatra juga ditayangkan sebuah film dokumenter berjudul The Elizabeth Taylor Story (86 menit) yang mengisahkan kehidupan pribadi Elizabeth Taylor.
Acara putar film ini akan ditutup dengan film yang berjudul Who’s Afraid of Virginia Woolf (1966, 150 menit), sebuah film drama perkawinan yang dimainkan bersama Richard Burton. Elizabeth Taylor kembali meraih Oscar sebagai aktris terbaik lewat film ini.
Pemutaran film ini akan turut dimaknai dengan diskusi film bersama Luh Virsa Paradissa. Diskusi ini berusaha mempertautkan perfilman sebagai dunia yang seringkali identik dengan halglamour namun di sisi lain juga bersentuhan dengan kepedulian sosial serta kemanusiaan. Luh Virsa Paradisa merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang juga aktif di LSM dalam bidang penanggulangan AIDS.
Jumat, 19 Agustus 2011
17.00 National Velvet
19.00 Cat on a Hot Thin Roof
21.00 Butterfield 8
Sabtu, 20 Agustus 2011
17.00 Cleopatra
19.30 The Elizabeth Taylor Story
20.30 Diskusi
21.30 Who’s Afraid of Virginia Woolf
Naskah dikirim Bentara Budaya Bali. Foto dari Cellebrities Picture.