• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Monday, November 10, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Jatuh (belum) Bangun Transportasi Bali: Bus Rehat, Bemo Perlu Reborn?

I Gusti Ayu Septiari by I Gusti Ayu Septiari
14 January 2025
in Berita Utama, Kabar Baru
0 0
32
Trans metro dewata terparkir di Sentral Parkir Kuta. Foto oleh: Kresnanta

Kabar mengejutkan kembali menimpa di tahun baru 2025. Per 1 Januari 2025, beberapa kota di Indonesia kehilangan layanan transportasi umum. Setelah empat tahun melayani, armada Teman Bus dan BISKITA mengalami pergantian pengelolaan dan pemberhentian layanan koridor.

Sebelumnya, melalui program Teman Bus, Kementerian Perhubungan menyediakan 45 koridor layanan transportasi umum dengan sistem buy the service (BTS). Sebanyak 11 pemerintah daerah menerima program tersebut. Namun, saat ini hanya sembilan pemda yang melanjutkan program ini secara mandiri. 

Di Bali, layanan Teman Bus dihentikan setelah pendanaan dari pemerintah pusat dihentikan. Berbeda dengan sembilan pemda yang tetap melanjutkan layanan Teman Bus, pemda Bali kabarnya tidak memiliki dana untuk melanjutkan layanan ini. “Dia terpaksa berhenti karena pembiayaan tidak ada,” ungkap IGW Samsi Gunarta, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali ketika diwawancarai melalui Zoom pada 9 Januari 2025.

Sementara itu, layanan trans metro dewata digantikan oleh trans sarbagita. Meski begitu, jalur trans sarbagita tidak sebanyak trans metro dewata. Samsi mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan negosiasi dengan pemerintah daerah. “Apakah misalnya masih memungkinkan untuk bisa dilanjutkan dulu, MoU kita akan perpanjang dan mencoba menata kembali,” ungkap Samsi.

Kegelisahan pengguna layanan Trans Metro Dewata (TMD)

Sebelum trans metro dewata dihentikan, beberapa pengguna trans metro dewata mengadakan pertemuan dengan Dishub Bali. Sayangnya, pertemuan tersebut tidak membuahkan hasil. Kemudian, pada tanggal 2 Januari 2025, pengguna TMD melakukan aksi di Terminal Ubung.

Bram merupakan salah satu pengguna TMD. Ia mengungkapkan kehilangannya ketika layanan transportasi umum tersebut dihentikan. “Mau bermobilitas kan jadi susah ya, apalagi kalau yang melakukan perjalanan jauh. Kayak biasanya yang dari Ubud itu ada pedagang keliling gitu,” ungkap Bram.

Pada tahun 2020-2021, TMD memiliki empat koridor. Kemudian bertambah satu koridor pada tahun 2022 dan bertambah satu koridor lagi pada tahun 2024. Sepanjang kurang lebih lima tahun melayani, trans metro dewata telah melayani lebih dari 8 juta penumpang.

Koridor K5 menjadi trayek terpanjang TMD, yaitu sepanjang 61.6 km dengan rute dari Sentral Parkir Kuta hingga Politeknik Negeri Bali. Meski baru beroperasi pada tahun 2022, koridor ini telah melayani satu juta lebih penumpang.

Sejak beroperasi pada akhir tahun 2020, koridor K1 dengan rute Sentral Parkir Kuta hingga Terminal Persiapan Tabanan telah melayani hampir 2.5 juta penumpang. Sayangnya, tidak ada data dari pihak trans metro dewata mengenai karakteristik perempuan, sehingga tidak diketahui berapa jumlah penumpang perempuan, laki-laki, difabel, pedagang, dan lain-lain.

Banyak kekurangan TMD yang sebenarnya belum dibenahi selama kurang dari lima tahun ini, salah satunya adalah halte. Sejauh ini halte yang tersedia hanya sedikit, kebanyakan berbentuk rambu bus stop di pinggir jalan. “Fasilitas halte sejauh ini kan masih ala kadar ya,” ujar Bram.

Cuitan akun X @suindraw

Bulan November lalu, seorang penumpang TMD melalui X sempat menyebut BaleBengong dalam unggahannya. Ia menunjukkan bus stop Titi Banda yang terlihat berhimpitan dengan area parkir truk dengan muatan berat.

Selain halte, layanan TMD juga sempat mengalami beberapa perubahan, terutama ketika munculnya koridor K5. “Sebelumnya di Jalan Puputan terus pindah ke kantor gubernur. Nah itu cuma pakai apa ya, barikade yang plastik yang warna orange itu kan. Jadi orang yang nggak tahu, terutama lansia yang mungkin nggak punya akses ke HP atau akses kuota data gitu, kan mereka kurang tahu perubahan haltenya terus bagaimana mereka tahu bahwa haltenya pindah ke sana,” ujar Bram.

Akses rute TMD sejauh ini hanya menggunakan aplikasi atau melalui informasi dari media sosial. Tidak ada halte yang berisi gambar rute, sehingga menyusahkan lansia untuk mengetahui informasi terkait layanan bus tersebut.

Mobilitas masyarakat Bali sangat tinggi, sedangkan transportasi umum di Bali belum mampu memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakatnya. “Sebetulnya kita lihat Denpasar aja, sekitar Denpasar Selatan itu tidak dilayani angkutan umum sama sekali, kecuali Jalan Sesetan atau selebihnya ya. Dengan armada trans metro dewata yang saat ini mungkin jalannya memang lebih sempit. Jadi memang perlu feeder seperti mikro trans,” jelas Bram.

Menengok angkutan umum di Klungkung

Jauh sebelum keberadaan TMD, transportasi umum di Bali dihiasi oleh angkutan umum warna-warni yang sering disebut bemo atau angkot. Di Denpasar, izin trayek angkot sudah tidak diperpanjang lagi sesuai dengan Perda Provinsi Bali Nomor 4 tahun 2016 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ). Pasal 19 ayat (2) Perda Provinsi Bali Nomor 4 tahun 2016 mengatur tentang batas usia kendaraan bermotor yang beroperasi di jalan, di antaranya:

a. batas usia kendaraan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam trayek yang beroperasi di jalan paling 25 (dua puluh lima) tahun;

b. batas usia kendaraan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam trayek yang beroperasi di jalan paling lama 10 (sepuluh) tahun; dan

c. batas usia kendaraan angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor Umum yang beroperasi di jalan paling lama 20 (dua puluh) tahun.

d. ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dikecualikan untuk angkutan pedesaan.

Berdasarkan aturan tersebut, trayek bemo di Kota Denpasar tidak lagi diperpanjang. Dilansir dari Nusa Bali, pada tahun 2023, bemo di Denpasar hanya tersisa dua unit dan tinggal menunggu waktu hingga izinnya selesai.

Padahal sebelum izin trayek bemo dihentikan, sejumlah bemo bermacam warna melintasi Kota Denpasar. Biasanya bemo berwarna hijau melintasi area Sanur, bemo warna kuning melintasi Terminal Kreneng, dan bemo warna biru melintasi Terminal Ubung. Begini sekiranya ilustrasi bemo yang berwarna-warni.

Ilustrasi bemo berwarna-warni

Dilansir dari situs Pemerintah Kota Denpasar, pada tahun 2010 terdapat 418 armada angkutan umum yang tersebar di Kota Denpasar. Panjang trayeknya mencapai ratusan kilometer, dari Kreneng, Sanglah, Sanur, Teuku Umar Benoa, hingga Ubung.

Sumber data: Pemerintah Kota Denpasar

Jauh dari Denpasar, siang itu saya menuju Klungkung untuk mengetahui operasional angkutan umum di daerah tersebut. Di perjalanan menuju Klungkung, beberapa bemo terlihat melintas di jalanan Gianyar.

Tiba di Klungkung, saya berjalan dari Lapangan Puputan Klungkung menuju Pasar Klungkung. Setidaknya ada lima bemo yang melewati saya saat itu. Beragam warnanya, ada yang putih, biru, dan merah. Dua bemo bertuliskan “angkutan siswa gratis”, sedangkan bemo lainnya tidak.

Sialnya, beberapa bemo hanya lewat, tidak berhenti untuk mengangkut penumpang. Setelah berjalan sekitar 30 menit, akhirnya saya menemukan sopir bemo yang mangkal di area pasar tradisional Klungkung.

I Wayan Suwana (baju hitam) mengangkut barang ke bemonya. Foto oleh: Septiari

Sopir bemo tersebut bernama I Wayan Suwana, asal Desa Paksebali. Ketika ditemui, ternyata ia tengah menunggu pesanan dari penumpang. “Nunggu langganan aja. Kalau di jalan nggak ada muatan sekarang,” ujar Suwana.

Bemo saat ini tidak begitu digemari oleh masyarakat. Kendaraan pribadi semakin menjamur, angkutan umum pun ditinggalkan. Di Klungkung, beberapa bemo memang bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dalam program angkutan siswa gratis. 

Meski begitu, tidak semua bemo bekerja sama dalam program tersebut. Beberapa bemo memilih tetap mengangkut barang di pasar karena waktu kerjanya lebih fleksibel. Suwana menyampaikan bahwa saat ini ada sekitar 25 bemo yang beroperasi untuk mengangkut barang.

Sayangnya, peminat bemo di Klungkung juga semakin berkurang. Sangat jarang bemo mengangkut orang, kebanyakan hanya mengangkut barang saja. “Kebanyakan barang karena kan udah kenal sama pedagang-pedagang di dalam. Di telepon disuruh ambil barang,” ungkap Suwana.

Di tengah perbincangan dengan Suwana, ada panggilan untuk mengangkut barang ke pelabuhan barang di Kusamba. Suwana memberikan tawaran kepada saya untuk ikut berkeliling dengan bemo. Dengan senang hati saya langsung menerima tawaran tersebut.

Bemo milik I Wayan Suwana. Foto oleh: Septiari

Bemo berwarna biru tersebut akhirnya melaju meninggalkan pangkalannya. Tak jauh dari tempat sebelumnya, bemo memasuki area Pasar Klungkung untuk mengambil barang. Satu karung berisi barang jualan diangkut ke bemo. Kursi belakang menjadi bagasi barang.

Bemo sekali lagi melaju ke Terminal Galiran untuk mengambil barang. Sepanjang perjalanan diisi dengan obrolan keseharian Suwana sebagai sopir bemo. “Mulai jadi sopir bemo dari tahun 1994 kalau nggak salah. Dari SMA saya udah kerja begini,” ujar Suwana mengisi percakapan.

Terhitung sudah 31 tahun lamanya Suwana berprofesi sebagai sopir bemo. Selain menjadi sopir bemo, Suwana juga memiliki pekerjaan lain, yaitu memproduksi wastra dan ider-ider. Penghasilan dari mengangkut barang tidak pasti, terlebih saat ini dia hanya menunggu panggilan dari langganan. Sekali mengangkut barang rata-rata hanya mendapatkan Rp100 ribu.

Beruntungnya saat itu Suwana dibayar Rp150 ribu untuk satu jam lebih perjalanan dan pengambilan barang di tiga lokasi. “Berarti nggak pelit orangnya,” canda Suwana sembari tertawa kecil. Pasalnya, Suwana dan sopir bemo lainnya tidak mematok harga tertentu, sehingga pelanggan bebas membayar berapa pun.

Kembali lagi kepada topik transportasi umum, Bali saat ini hanya memiliki Trans Sarbagita sebagai satu-satunya moda transportasi umum. Namun trayeknya sangat terbatas. Hingga saat ini belum ada kepastian apakah TMD dilanjutkan atau berhenti melayani. Di tengah riuh transportasi umum, ada harap-harap kecil yang muncul untuk menghidupkan kembali angkot atau bemo di Bali.

Sayangnya di tengah ketidakpastian alternatif transportasi publik saat ini, belum ada trayek bemo penumpang yang masih tercatat. Transportasi publik di Bali jatuh, dan jatuh lagi. Belum sempat bangun.

afikabupatenbireuen.org















































































































https://www.rescue.gov.pk/jobs/
https://www.texcocoedomex.gob.mx/Documentos/


































kampungbet

situs gacor

slot terpercaya

kampungbet
Tags: bemo di balibus di baliTransportasi Publik
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
I Gusti Ayu Septiari

I Gusti Ayu Septiari

Suka mendengar dan berbagi

Related Posts

Sanur Berbenah, dari Shuttle Hingga Perluasan Trotoar

Opini Warga tentang Kawasan Rendah Emisi di Sanur

18 September 2025
Lumpuhnya Jalur Denpasar-Gilimanuk: Darurat Konektivitas dan Perlunya Jaringan Transportasi Tanggap Bencana

Lumpuhnya Jalur Denpasar-Gilimanuk: Darurat Konektivitas dan Perlunya Jaringan Transportasi Tanggap Bencana

15 July 2025
Halte dan Wayfinding sebagai Solusi Keberlanjutan Transportasi Publik

Halte dan Wayfinding sebagai Solusi Keberlanjutan Transportasi Publik

12 July 2025
Bali Bicara Transportasi Publik: Belajar dari Semarang dan Petisi Penumpang TMD

Bali Bicara Transportasi Publik: Belajar dari Semarang dan Petisi Penumpang TMD

5 February 2025
Kadishub Bali: Pembiayaan TMD Sudah Tidak Ada, Kami Masih Negoisasi

Kadishub Bali: Pembiayaan TMD Sudah Tidak Ada, Kami Masih Negoisasi

10 January 2025
Sudahkah Bali Ramah Pejalan Kaki dan Transportasi Publik?

Sudahkah Bali Ramah Pejalan Kaki dan Transportasi Publik?

28 May 2024
Next Post
Badung Dominasi Pelanggaran HAM Isu Sumber Daya Alam

Badung Dominasi Pelanggaran HAM Isu Sumber Daya Alam

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

10 November 2025
Ratusan Titik di Bali Alami Bencana

Memetakan Lokasi Banjir dari Media Sosial

9 November 2025
Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

8 November 2025
Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

7 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia