Teks Ni Made Purnamasari, Foto Luh De Suriyani
Dr. Jean Couteau, budayawan asal Perancis yang telah lama bermukim di Bali akan unjuk pengetahuan di Fakultas Sastra, Universitas Udayana pagi ini (15/6). Bersama Ida Ayu Agung Mas, budayawan dan Jiwa Atmaja, tokoh intelektual Bali terkini, dijadwalkan sebagai pembicara dalam acara Seminar Budaya yang mengambil tema “Membangun Intelektual Muda yang Kreatif, Inovatif dan Berkompeten dalam Ilmu Humaniora”.
Seminar Budaya ini merupakan rangkaian dari kegiatan Olimpiade Humaniora I Fakultas Sastra Universitas Udayana, sebuah perhelatan yang mengasah intelektualitas generasi muda dalam ilmu humaniora, khususnya bagi siswa SMP, SMA dan SMK se-Bali. Selain seminar, menurut Ketua Penyelenggara Ni Putu Ayu Amrita Pradnyaswari olimpiade yang baru kali pertama digelar ini juga mengagendakan berbagai mata lomba seperti lomba Debat SMP dan SMA/SMK, lomba Menulis Esai serta lomba Karya Tulis Ilmiah.
Dekan Fakultas Sastra Universitas Udayana I Wayan Ardika mengatakan selama ini, bolehlah dikata, kesadaran akan pentingnya ilmu-ilmu sosial-budaya (humaniora) masihlah terbilang kecil. Ini terbukti dari adanya kecenderungan arah kebijakan berbagai sekolah maupun lembaga pendidikan lainnya yang lebih menekankan pada upaya pengajaran dan pengembangan teknologi serta aplikasi-aplikasi ilmu pasti lainnya.
“Padahal, bila kedua ilmu ini dapat disinergikan dan diterapkan secara berimbang dan terpadu, kita tidak hanya mampu menyelesaikan berbagai permasalahan sosial budaya masyarakat, melainkan juga dapat memilih sekaligus memilah berbagai kemungkinan untuk masa depan yang lebih baik,” ujar Ardika.
Ida Ayu Agung Mas, pembicara seminar yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) utusan Provinsi Bali pun menyampaikan bahwa lembaga pendidikan sejatinya memegang peranan yang sangat penting dan strategis, bukan hanya sebagai media untuk mencerdaskan, melainkan juga sebagai wadah apresiasi guna menampung sekaligus mengembangkan gagasan-gagasan kreatif anak didiknya.
“Meskipun ini merupakan penyelenggarakan Olimpiade Humaniora yang pertama, apa yang dilakukan oleh Fakultas Sastra ini boleh dikata adalah suatu titik pijak yang cemerlang demi tercapainya suatu generasi yang kritis pun juga penuh empati,” tutur Dayu Mas.
“Ke depan, alangkah baiknya bila acara serupa terus digelar, tentu dengan koordinasi dan kerjasama yang lebih menyeluruh antara pihak civitas akademika, masyarakat luas dan pemerintah,” lanjutnya.
Di samping itu, kegiatan yang direncanakan berlangsung selama tiga hari, sedari 15 – 17 Juli 2009 ini juga akan menggelar sebuah acara pemutaran film dokumenter dengan tema budaya dan humaniora karya seorang antropolog asal Swiss, George Breguet, yang akan dilangsungkan sesuai Seminar Budaya. [b]
Keterangan foto: Anak-anak siswa sekolah mengunjungi museum Bali.