Mahasiswa Undiksha menggelar pameran foto Bali Bebas Pasung.
Pameran itu digelar Himpunan Mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual D3 Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) bekerja sama dengan Suryani Institute for Mental Health (SIMH).
Foto-foto yang dipamerkan sejak Senin pekan lalu merupakan karya fotografer Alit Kerta Rahardja, Cokroda Bagus Jaya Lesmana, Komang Widhi S., Rudi Waisnawa, dan Luciano Checco.
Selain itu pada sore hari yang sama diselenggarakan acara nonton bersama film dokumenter Terpasung di Pulau Surga karya Rudi Waisnawa. Acara ini digelar di wantilan Fakultas Bahasa dan Seni Undiksha tiga hari berturut-turut sampai Rabu lalu.
Film berdurasi sekitar 20 menit ini menggambarkan bahwa Bali, dengan julukan Pulau Surga-nya, ternyata menyimpan permasalahan penanganan terhadap Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) dan Orang Dengan Gangguan Kejiwaan (ODGK). Dalam film singkat tersebut diceritakan bagaimana orang-orang dengan gangguan jiwa dikurung atau dipasung oleh keluarganya sendiri.
Sebuah perlakuan yang tentu saja tidak manusiawi.
Pada sebuah adegan, digambarkan seorang lelaki berumur sekitar 45 tahun dengan tatapan mata tajam dikurung dalam sebuah ruangan gelap di rumah dengan pintu besi. Ia sudah mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2000. Orang tuanya putus asa dengan keadaan anaknya. Ia mengaku sudah berkali-kali membawanya ke RSJ Bangli namun tidak ada perubahan.
Adegan lain bercerita tentang seorang janda berusia sekitar 40 tahun dirantai kedua tangan dan kakinya di sebuah kamar belakang rumahnya. Gejala gangguan jiwa muncul setelah ia bercerai dengan suaminya. Ia sudah pernah dibawa berobat ke RSJ Bangli sebanyak 8 kali namun tidak ada perubahan.
Kisah ODGJ ini juga disajikan dalam bingkai foto. Lengkap dengan informasi mengenai kisahnya.
Pameran foto dan pemutaran film ini merupakan bagian dari kampanye SIMH. Kampanye ini bertujuan untuk membuka hati masyarakat untuk tidak lagi melakukan pemasungan terhadap penderita gangguan kejiwaan.
SIMH merupakan sebuah lembaga kesehatan mental yang didirikan pada tahun 2005 oleh Prof. Dr. Luh Ketut Suryani, SpKJ. SIMH aktif mendampingi orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan. Para pengidap gangguan kejiwaan ini hampir tidak pernah mendapat perhatian pemerintah setempat.
Dilansir dari dewatanews, usai membuka acara pameran Prof. Suryani mengemukakan di wilayah Buleleng terdapat 336 orang penderita gangguan jiwa, sebanyak 60 penderita gangguan jiwa yang dalam kondisi dipasung, dan yang sudah bebas sekitar 28 orang. Sehingga, dengan melihat kondisi ini peran serta pemerintah sangat diperlukan untuk membantu masyarakat dalam mengentaskan penderita gangguan jiwa, terutama yang dalam kondisi terpasung.
Dengan diadakannya acara tersebut Prof. Suryani ingin mengajak masyarakat serta pemerintah Kabupaten Buleleng turut aktif dalam mengatasi permasalahan sosial ini.
“Secara umum kami ingin menolong mereka yang tidak ditolong siapa pun. Kami ingin menginatkan kepada keluarga, masyarakat, dan pemerintah bahwa orang dengan masal kejiwaan bukanlah orang yang tidak berguna,” tutur Prof. Suryani dikutip dari situs Suryani Institute. [b]