Pemimpin baru Universitas Udayana kembali lahir.
Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD-KE terpilih sebagai rektor terpilih dengan total perolehan suara sebanyak 203 surat suara. Disusul kemudian oleh Prof. Dr. Ir. Nyoman Supartha. MS., MM dengan perolehan suara sebanyak 29 surat suara dan 22 surat suara tersisa yang diperoleh oleh Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU., Ph.D. Rektor baru ini menggantikan Made Bakta yang sudah dua kali menjadi rektor di kampus negeri terbesar di Bali ini.
Ketiga kandidat calon rektor beserta masing-masing pembantu rektor yang telah melewati serangkaian verifikasi tersebut akhirnya dipilih melalui sistem pemilu oleh para senator dan perwakilan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pemilihan rektor di ruang sidang lantai 3 Gedung Rektorat Universitas Udayana (Unud) ini dihadiri oleh 165 senator dari total jumlah senator keseluruhan adalah 169 dan 2 orang perwakilan dari Kemendikbud.
Pilrek kali ini melibatkan Kemendikbud untuk ikut serta memberikan suara dengan jatah sebanyak 89 suara. Dengan surat kuasa yang dilimpahkan kepada Dr. Ir. Illah Sailah, MS, Kemendikbud memiliki andil dalam terpilihnya rektor baru dengan total 89 suara. Lalu bagaimana bisa pemilihan ini dilakukan dengan sistem perwakilan?
Dr. Ir. Illah Sailah, MS menjelaskan Kemendikbud telah menerima segala macam berkas-berkas seperti biodata, track record, hingga visi misi dari masing-masing kandidat untuk selanjutnya akan dinilai di Kemendikbud. Selain melihat berkas-berkas tersebut yang sudah ada, ada sembilan kriteria yang juga dipakai dalam menilai para kandidat tersebut yaitu kemampuan dan keilmuan, wawasan terhadap perguruan tinggi, pengalaman memimpin dan pengalaman managing, pandangan kedepan tentang pengembangan perguruan tinggi, visi misi dalam membangun perguruan tinggi tersebut, kepedulian terhadap kebijakan nasional, kepedulian terhadap konstitusi perundang-undangan terkait masalah pendidikan perguruan tinggi, kepedulian masalah masyarakat dan lingkungan, dan wawasan terhadap dunia pendidikan internasional.
“Karena tidak mungkinnya diadakan pertemuan, maka pemilihan ini kami lakukan hanya sebatas dengan melihat track record dan visi misi masing-masing kandidat, dan sisanya kami serahkan sepenuhnya kepada panitia acara dan senator yang juga memiliki hak suara,” papar Illah Sailah.
Seperti pada pemilihan-pemilihan umumnya, Kemendikbud juga memiliki kandidat yang dianggap unggul. Illah Sailah tidak memungkiri fakta ini di mana mayoritas suara dari Kemendikbud sendiri tertuju pada salah satu kandidat. “Kandidat yang dijagokan tentunya ada. Terkait dengan 9 kriteria yang digunakan dalam penilaian dan melihat visi misi mereka yang dirasa sanggup mengemban jabatan ini,” jelas Illah Sailah.
Namun meskipun pemilihan oleh Kemendikbud ini hanya berdasarkan data-data yang dikirim tanpa bertemu secara langsung atau melakukan uji kelayakan terhadap kandidat, 89 hak suara yang dimiliki cukup berpengaruh dalam pemilihan tersebut. Jumlah suara dari senator yang ada adalah sebanyak 165 suara lalu ditambah dengan suara dari Kemendikbud sebanyak 89 dan ditotalkan menjadi total 254 suara.
Dari jumlah suara tersebut terpilihlah Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD-KE sebagai rektor terpilih dengan total perolehan suara sebanyak 203 surat suara. Disusul kemudian oleh Prof. Dr. Ir. Nyoman Supartha. MS., MM dengan perolehan suara sebanyak 29 surat suara dan 22 surat suara tersisa yang diperoleh oleh Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU., Ph.D.
Entah siapa yang mendapat mayoritas suara dari Kemendikbud, Illah Sailah menjelaskan bahwa Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika pantas menjabat sebagai rektor, mengingat pengalaman dan track record Prof. Suastika yang sudah terbukti dan mampu diandalkan dan kembali melihat 9 kriteria penilaian yang hampir semua terpenuhi.
“Kita berharap dengan pengalaman-pengalaman Pak Suastika yang sudah cukup banyak mampu menjadi pembelajaran dan kedepannya lebih baik lagi,” tutupnya.
Sependapat dengan Illah Sailah, Prof. Dr. dr. I Made Bakta, Sp. PD (KHOM) yang baru saja melepas jabatan sebagai rektor juga berharap rektor terpilih nantinya akan mampu membawa Universitas Udayana menjadi lebih baik dengan program-program yang lebih baik juga.
“Paling penting adalah bentuk leadership untuk menyingkronkan semua kegiatan dari tiap unit yang ada seperti memberikan tempat bagi setiap fakultas,” ujarnya. [b]