Rangkaian peringatan 729 tahun berdirinya Kerajaan Majapahit dilaksanakan di tanah Pulau Dewata. Adapun tema yang diusung dalam perhelatan tersebut yakni “Utthapana Upama Aiswarya Prasama” yang memiliki arti Bangkit Bersama, Kuat Bersama. Tema yang diusung tersebut sejalan dengan masa transisi pandemi menuju endemi yang kini sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Yayasan ARSARI Djojohadikusumo (YAD) sebagai salah satu yayasan yang memiliki misi dalam bidang pelestarian lingkungan dan budaya nusantara bekerja sama dengan Program Studi Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana menjadi inisiator dari terlaksananya acara tersebut.
Peringatan ini berlangsung selama empat hari yakni pada tanggal 20-23 November 2022. Acara dimulai dengan Jejalah Majapahit di Bali pada tanggal 20-21 November di Karangasem, Klungkung, dan Gianyar. Kemudian pada tanggal 22-23 November acara dilanjutkan dengan pameran dan gelar wicara yang diselenggarakan di Auditorium Widya Sabha Mandala Prof. Ida Bagus Mantra Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana.
Pada hari pertama, Selasa 22 November acara diawali dengan sambutan oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya yang pada kesempatan tersebut diwakili oleh Wakil Dekan I, I Nyoman Aryawibawa S.S. M.A, Ph. D selaku tuan rumah dan fasilitator dari acara tersebut. Sambutan berikutnya disampaikan oleh Direktur Eksekutif Yayasan ARSARI Djojohadikusumo, Dr. Ir Catrini Pratihari Kubontubuh, M. Arch. Pameran kemudian dibuka secara resmi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bapak Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A secara daring.
Barang-barang yang dipamerkan adalah tinggalan arkeologi khususnya yang berkaitan dengan kerajaan Majapahit dan tentunya dikemas secara menarik menggunakan teknologi multimedia. Disamping mendapatkan informasi dan edukasi seputar kerajaan Majapahit, para pengunjung juga dapat melihat-lihat berbagai produk kreatif seperti gelang, kalung, baju, lukisan dan beberapa 3D print yang tentunya mencirikan dan berlandaskan nilai-nilai Majapahit. Masih dalam rangkaian hari pertama, gelar wicara dan ruang diskusi juga dilakukan dengan mengusung tema “Mandala Majapahit: Membangun Kebangkitan Nilai-Nilai Majapahit”.
Pada hari kedua, Rabu 23 November acara kembali diisi dengan gelar wicara yang mengusung tema “Kebangkitan Kekuatan dan Ketahanan Nasional Melalui Nilai-Nilai Majapahit”. Setelah sesi diskusi selesai, acara dilanjutkan dengan pertunjukan seni-digital “Damar Kurung” yang mengkolaborasikan antara teknologi multimedia dengan seniman perupa asal Trowulan dan seni tari yang dibawakan oleh mahasiswa Arkeologi UNUD.
Kristiawan S.S., M.A selaku dosen Progam Studi Arkeologi saat ditemui di lokasi mengatakan, “terselenggaranya acara ini merupakan ajang kerja sama sekaligus akan menjadi embrio dari terbentuknya Mandala Majapahit (ManMa) UNUD”. Dengan terbentuknya ManMa UNUD besar harapan agar hal tesebut dapat menjadi ruang belajar bagi mahaiswa di lingkungan Universitas Udayana khususnya berkaitan dengan kajian-kajian mengenai Kerajaan Majapahit.