• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Friday, May 23, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup Agenda

Kolaborasi untuk Menangkap “Tikus”

Rofiqi Hasan by Rofiqi Hasan
12 April 2013
in Agenda, Kabar Baru, Musik, Pelayanan Publik
0 0
0

poster-kecil-antikorupsi

Kolaborasi, menjadi kata tepat untuk menyelesaikan problem di negeri ini. Begitu juga penyelesaian masalah korupsi yang merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat saat ini. Semua pihak harus berkolaborasi. Korupsi, menjadi daya rusak tersendiri dalam keberlanjutan pembangunan di negeri ini.

Kampanye antikorupsi yang diinisiasi berbagai pihak, ternyata menjadi hal penting dalam meletakkan pondasi bahwa penyakit bernama korupsi di negeri ini haruslah diperangi bersama. Festival Budaya Anti Korupsi adalah peneguhan diri dari insiatif masyarakat sipil yang berkolaborasi dengan birokrasi pemerintah untuk melakukan perubahan di negeri ini, khususnya di Bali.

Festival tersbut, tak lain adalah hasil diskusi panjang antara organisasi masyarakat sipil seperti Indonesian Coruption Watch (ICW), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar, Yayasan Manikaya Kauci dan Komunitas Akar Rumput yang didukung Pemerintah Kota Denpasar yang saat ini memang sedang menjalani berbagai proses perbaikan dalam pelayanan publik.

Sentuhan kolaborasi ini tak lain adalah semangat baru. Semangat yang memberikan pesan moral bahkan upaya pencegahan secara politis untuk berperang terhadap korupsi. Seperti temuan ICW, bahwa selama 2012 catatan yang dilansirnya menyebut sebanyak 52 kader parpol, 21 anggota dan mantan anggota DPR/D, 21 mantan dan kepala daerah menjabat, serta 2 pengurus partai, serta terakhir 1 menteri aktif terjerat kasus korupsi.

Tentu catatan ini begitu menakjubkan dan menjadi bagian yang penting untuk penyadaran publik, tentang begitu bobroknya negeri ini.

AntikorupsiFestPoster

Strategi memasang perangkap “tikus” menjadi tindakan strategis ICW untuk mengajak berbagai elemen masyarakat sipil di beberapa tempat termasuk di Bali. Berbagai elemen dari LSM bahkan seniman dan pemusik terlibat penuh di dalamnya. Inisiatif untuk melansir album kompilasi “frekwensi perangkap tikus” melibatkan sekitar 10 grouup band di nusantara dalam kampanye anti korupsi ini.

Navicula, band beraliran grunge dari Bali adalah salah satu dari 10 band yang terlibat dalam kompilasi album frekwensi perangkap tikus yang diinisiasi ICW. Karya nyata yang disuguhkan band asli Bali ini adalah single yang berjudul “Mafia Hukum” (lihat www.beranijujur.net).

Menggelar festival dengan kolaborasi ini tak lain juga membuat tonggak untuk merealisasi cita-cita dari pesan moral yang disampaikan masyarakat sipil, LSM dan seniman dan birokrasi Pemerintah Kota Denpasar.

Gedung Sewaka Dharma, dipilih menjadi simbol pemerintah yang jujur dan transparan sebagai abdi Negara tentu memiliki arti tersendiri dalam rangkaian kegiatan festival ini. Maka, kelompok masyarakat sipil dan pemerintahan kota Denpasar yang meneguhkan diri sebagai panitia bersama Festival Budaya Anti Korupsi menetapkan Gedung Sewaka Dharma sebagai pilihan tempat berkegiatan untuk menghidupkan semangat jujur, bersih dan transparan.

Kegiatan ini juga melibatkan banyak komunitas muda dan pelajar dari Denpasar untuk bersuara bersama untuk mengaungkan semangat Bali tanpa korupsi. Hal ini tak lain, bagian dari pendidikan moral yang terbuka kepada kaum muda, sekaligus menamkan budaya tidak korupsi kepad kelompok muda. Yang tentu saja pesan ini juga berlaku untuk semua kalangan.

Keterlibatan perseorangan dan kelompok, bahkan kalangan seniman dalam melakukan control sosial dan politik adalah hal penting dalam proses partisipasi publik. Seniman, dalam hal ini ternyata juga memilki tanggung jawab untuk membingkai karyanya mejadi media informasi yang mendidik dan bernilai kejujuran serta keterbukaan. “Karena seni bukan untuk seni tapi untuk rakyat,” kata Gede Robi, vokalis Navicula. Gede Robi sebagai seniman muda tentunya mendukung proses pembangunan dan pelestarian budaya Bali dengan nilai-nilai jujur, bersih dan transparan seperti yang sedang dilakukan oleh pemerintah Kota Denapsar saat ini.

Dalam kegiatan festival yang akan dilangsungkan pada 13 April 2013 di lingkungan Gedung Sewaka Dharma Lumintang ini juga digelar berbagai kegiatan seni. Di antaranya, lomba menggambar anak yang bertema Bali Impian Tanpa Korupsi, Pameran Lukis oleh Made Bayak, seni mural dan teatrikal oleh komunitas seniman muda di dari Denpasar.

Juga, yang tak kalah penitng, sekitar 6 group band dari berbagai belahan nusantara juga turut meramiakan dalam panggung demokrasi yang akan dibuka langsung oleh Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, pemimpin daerah yang sangat getol memberikan warna perubahan dalam capaian pemerintahan yang bersih di Bali saat ini.

Tentu masih banyak pesan perubahan lainnya dalam kegiatan ini. Dan panitia berharap kepada publik di Bali khususnya Denapasar dan sekitarnya untuk terlibat dalam kegiatan Festival Budaya Anti Korupsi ini. Karena, perangkap tikus koruptor sebaiknya di desain bersama dengan kesadaran penuh oleh publik di Bali. [b]

Tags: AgendaDenpasarLSMMusik
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Rofiqi Hasan

Rofiqi Hasan

Rofiqi Hasan. Bapak dua anak tinggal di Jalan Narakusuma, Tanjungbungkak, Denpasar. Pernah bekerja di koran Nusa dan majalah Elit, sebelum bekerja untuk majalah dan koran TEMPO. Selain menulis di media mainstream, dia kini asik masyuk menulis di blognya sendiri dan Bale Bengong.

Related Posts

Kembalikan Sanur yang Dulu

Kembalikan Sanur yang Dulu

24 July 2024

Mau ke Mana Bali?

11 July 2024
Gede Robi dan Segala Daya Mainstreaming Isu Lingkungan

Gede Robi dan Segala Daya Mainstreaming Isu Lingkungan

29 June 2024
Tarif Parkir di Denpasar Naik, Apakah Pelayanannya Asyik?

Tarif Parkir di Denpasar Naik, Apakah Pelayanannya Asyik?

30 May 2024
Ketika Mall Mengubah Tata Kota

Ketika Mall Mengubah Tata Kota

15 May 2024
TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

19 October 2023
Next Post
Menanam Bakau di Bawah Jalan Tol

Menanam Bakau di Bawah Jalan Tol

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Benarkah Gelombang PHK Tak Menyentuh Media Massa Bali?

23 May 2025
Percepatan Pemanfaatan PLTS Atap

Percepatan Pemanfaatan PLTS Atap

23 May 2025
Mendorong Tata Krama Berwisata di Bali

Mendorong Tata Krama Berwisata di Bali

22 May 2025
Ruang Publik jadi Kanvas Terbuka di Tangi Street Art Festival

Ruang Publik jadi Kanvas Terbuka di Tangi Street Art Festival

21 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia