Para pelajar pun mengalami dilema berat karena COVID-19.
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Corona jenis baru yang disebut Sars Cov-2. Virus ini ditemukan pertama kali di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pernapasan ringan sampai berat mulai dari pilek sampai penyakit serius seperti MERS dan SARS yang berisiko menyebabkan kematian.
Penularannya sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara termasuk Indonesia. Maka dari itu ikuti himbauan dari pemerintah dan patuhi protokol kesehatan. Banyak aspek kehidupan terkena dampak akibat COVID-19 seperti ekonomi, sosial, budaya, agama dan bahkan pendidikan.
Dalam hal dampak COVID-19 ke dunia pendidikan, pada 24 Maret 2020 Mendikbud melalui Surat Edaran No. 4 Tahun 2020 mengeluarkan kebijakan belajar dari rumah. Hal ini penting dilakukan untuk memutus rantai penularan COVID-19. Melindungi seluruh pelajar di Indonesia dari bahayanya COVID-19. Tentunya kebijakan belajar dari rumah ini memiliki dampak yang besar di dunia pendidikan. Baik dampak positif maupun negatif yang pastinya sudah dirasakan oleh para pelajar di seluruh Indonesia.
Menghadapi situasi dan kondisi pandemi seperti ini seharusnya kita tetap menjadi orang yang selalu berpikir positif. Umpamanya diri kita ini adalah gelas setengah kosong dan setengah penuh. Setengah penuh berarti kita harus mempunyai pengetahuan dasar agar apa yang kita hadapi dapat disikapi dengan baik. Sedangkan gelas setengah kosong berarti kita hendaknya siap menerima hal baru di masa yang akan datang.
Belajar Berinovasi
Adapun dampak positif yang mungkin dirasakan sejak dikeluarkannya kebijakan belajar dari rumah, yaitu proses pendidikan kembali pada fitrah guru utama adalah orang tua. Para guru bisa belajar dan berinovasi dalam metode belajar via online, mempercepat penerapan pendidikan di era Revolusi 4.0 dibuktikan dengan adanya proses belajar menggunakan internet, teknologi yang dimiliki oleh siswa digunakan untuk hal yang positif yakni belajar. Artinya waktu bermain game melalui gadget menjadi lebih sedikit.
Di samping adanya dampak positif tentu ada dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari kebijakan belajar dari rumah yaitu proses penanaman akhlak menjadi tidak maksimal karena yang terjadi hanya transfer ilmu pengetahuan. Banyak orang tua merasa belum siap sehingga masih tetap menuntut guru untuk tetap di garda terdepan dengan alasan siswa lebih nurut ke guru. Kontrol efektivitas belajar jadi tidak maksimal karena tidak dilakukan secara langsung atau tatap muka.
Adanya permasalahan baru seperti ada ketimpangan antara pendidikan di kota dan di desa. Di desa dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah rasanya masih banyak yang belum memiliki smartphone, laptop, dan sejenisnya atau mungkin kuota internet dalam mendukung para pelajar untuk belajar di rumah saja.
Namun, hal yang perlu kita ingat kembali bahwa konsep dasar pendidikan ialah long life education (pendidikan seumur hidup) dan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama. Tujuan pendidikan adalah membentuk generasi penerus bangsa menjadi lebih baik. Baik dari segi ilmu pengetahuan maupun karakternya.
Maka sudah jelas, kita dituntut melaksanakan proses belajar mengajar dengan sebaik-baiknya tanpa mengenal baik ataupun buruk. Pemerintah sendiri sudah menghadirkan berbagai solusi seperti bekerja sama dengan platform pendidikan sampai ada edukasi di TVRI. Mari kita jaga kondisi pendidikan ke depan agar tetap berjalan baik. Dengan cara masing-masing dari kita menjalankan peran dengan maksimal baik sebagai siswa, orang tua, dan guru.
Alangkah baiknya para guru melakukan beberapa peran penting dalam menghadapi situasi saat ini. Yang pertama sebagai motivator, artinya guru memiliki tantangan agar bisa memotivasi siswa untuk belajar dari rumah. Meskipun tanpa ada pantauan dari guru siswa bisa tetap semangat dalam belajar. Yang kedua sebagai inovator, guru harus memberikan inovasi-inovasi terkait metode dalam pembelajaran yang terus berkembang.
Sesuai dengan keadaan saat ini guru sebaiknya terus belajar untuk menguasai beberapa cara belajar online, misalnya Zoom, WAG (WhatsApp Group), Google Meet, dsb. Dan yang ketiga sebagai evaluator, setelah melaksanakan pembelajaran secara online guru harus mampu mengevaluasi kekurangan serta masalah-masalah yang dihadapi siswa. Apakah siswa menerima materi dengan baik atau tidak dan masalah lainnya.
Di samping itu supaya siswa belajar dari rumah menjadi lebih bermakna dan efektif. Maka selama di rumah lakukan semua kegiatan dengan manajemen waktu yang teratur dan tepat guna. Sebagai pelajar di masa pandemi alangkah baiknya selalu merencanakan aktivitas. Pada tahap perencanaan kita perlu mengidentifikasi peran yang dijalankan oleh seseorang bisa berkaitan dengan kegiatan diri sendiri. Kemudian kita menetapkan tujuan (goal setting).
Tujuan ditetapkan dengan menggunakan periode waktu tertentu, misalnya harian, mingguan, dan bulanan, selama kebijakan di rumah saja berlaku. Jika kita ada tujuan maka setiap yang kita lakukan dapat dengan mudah terarah. Kita perlu membuat daftar kegiatan yang bervariasi agar tidak membosankan. Tulis seluruh kegiatan dan atur penggunaan waktunya setiap hari. Proporsi alokasi pengunaan waktu setiap orang berbeda-beda tergantung dari peran dan tujuan yang ingin dicapainya.
Mengenali Waktu
Pada tahap selanjutnya laksanakan apa yang sudah direncanakan. Kita semua dalam pelaksanaannya perlu mengenali waktu paling produktif. Setiap orang mempunyai waktu produktif yang berbeda-beda. Bisa pagi hari atau malam hari. Gunakan waktu produktif tersebut untuk menyelesaikan kegiatan agar lebih efisien.
Kita juga harus membiasakan diri untuk selalu fokus dalam mengerjakan tugas dengan baik. Jangan membiasakan menunda pekerjaan yang dianggap ringan dan pada akhirnya menumpuk serta tetap harus dikerjakan juga di akhir periode waktu mendekati deadline. Sehingga tidak merusak jadwal secara keseluruhan.
Yang terakhir adalah melakukan monitoring serta evaluasi. Ini dilakukan untuk menilai seberapa banyak rencana kegiatan sudah dijalankan. Seberapa tepat kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini dilakukan secara harian, mingguan, dan bulanan. Monitoring ini penting dilakukan untuk mengetahui apakah yang kita lakukan selama di rumah itu sesuai dengan perencanaan awal. Sehingga bisa kita perbaiki jika ada kesalahan dan untuk kegiatan selanjutnya bisa lebih efektif lagi.
Menghadapi kondisi seperti ini kita tidak bisa memprediksi sebagaimana kita rencanakan dengan baik dan bagus. Tetapi kita harus siap siaga dalam menghadapi kondisi seperti ini. Harus tetap cermat dan cerdas dalam memilih solusi. Patuhilah kebijakan yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam usaha menekan penyebaran dari virus Corona. Tetap fokus dan terus optimis dalam melanjutkan pendidikan. Tumbuhkan semangat yang terus berkobar sebagai seorang pelajar.
Walaupun kita tidak bisa mengendalikan apa yang terjadi pada diri kita, orang lain atau masa depan. Tetapi kita adalah pemegang kendali atas perasaan, pikiran, dan perilaku diri kita sendiri. Maka mulai sekarang teruslah berpikir positif bahwa pandemi COVID-19 ini merupakan salah satu hal yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk meningkatkan kualitas diri kita, salah satunya dalam hal belajar. Kita ditantang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar dari rumah, menghilangkan stres dan memanfaatkan waktu dengan baik dengan harapan setelah masalah COVID-19 berakhir, energi yang kita miliki lebih besar dan kita keluar sebagai pemenang.
Semoga wabah ini cepat berlalu dan semua kondisi dapat kembali seperti pada semula. Kita doakan bersama-sama agar kita dapat menjalankan dan melanjutkan proses pembelajaran yang lebih baik lagi kedepannya. Harapan saya para pelajar di Indonesia selalu semangat baik selama menjalankan aktivitas belajar secara daring maupun dalam kegiatan-kegiatan lainnya. Stay Home, Stay Safe, Stay Lives. [b]
situs mahjong
Ingat bahwa belajar adalah tugas utama seorang pelajar. Walaupun #dirumahaja tetaplah semangat bagi kalian para pelajar di seluruh Indonesia.