Jika mau makan di sini, bersabarlah.
Perlu waktu hampir satu jam, 30 menit untuk menunggu dapat tempat duduk dan 30 menit menunggu pesanan datang, untuk bisa menyantap pedasnya sambal di tempat makan ini. Begitu pula saya ketika ke sini Kamis pekan lalu. Bersama istri, saya harus bersabar sambil menahan perut lapar, sebelum pesanan datang.
Padahal, saat itu sudah selesa jam makan siang, sekitar pukul 2 siang. Tapi ya begitulah. Kami masih harus bersabar sambil menahan lapar.
Ramainya warung baru ini, bisa jadi karena bagi sebagian besar orang Indonesia, rasa pedas adalah hal terpenting. Seenak apa pun makanan jika tanpa rasa pedas akan terasa kurang. Tak heran jika masakan Indonesia selalu disertai sambal, merica, atau bumbu lain yang membuat pedas.
Karena itu, tak heran jika Warung Spesial Sambal (SS) di Batubulan, Gianyar yang baru buka sekitar tiga bulan lalu ini pun selalu penuh. Tiap hari, warung di pinggir jalan antara Batubulan – Denpasar ini selalu penuh, termasuk pembeli anak-anak yang selama ini dianggap tidak suka sambal.
Tak hanya dari sekitar warung, pengunjung juga datang dari Denpasar, Jimbaran, bahkan Bangli. SS di Batubulan sendiri merupakan cabang pertama di luar Jawa dari warung yang bermula dari kaki lima di samping kampus UGM Yogyakarta sepuluh tahun silam.
Dengan nama SS, singkatan dari Spesial Sambal, menu andalan warung ini tentu saja sambal. Ada 27 jenis sambal, 22 lauk, 11 sayuran, dan 24 minuman. Setidaknya begitu yang mereka tuliskan di papan nama warung serta daftar menu.
Sekadar contoh, jenis sambal tersebut adalah sambal belut, sambal teri, sambal tahu, sambal trasi segar, sambal bajak, sambal tomat, dan seterusnya. Dari sekian banyak sambal tersebut, pengelola warung menempelkan Top 10 Sambal Terlaris tiap bulan. Informasi yang dipasang di dinding ini menunjukkan bahwa sambal terasi segar berada di urutan pertama diikuti sambal terasi matang, sambal cumi, sambal tomat, dan sambal belut. Sambal tubruk di urutan terakhir dari sepuluh sambal paling lari sini.
Bebas
Tentu saja kita bebas memilih sambal kesukaan masing-masing. Namun, papan informasi tersebut bisa jadi referensi. Informasi harga tiap sambal juga ada di daftar menu, dari paling murah Rp 1.500 hingga Rp 5.000 per porsi dalam cobek kecil.
Selain, tentu saja, pedas, sambal-sambal ini juga segar. Menurut pelayannya, bumbu tersebut baru diulek berdasarkan pesanan. Inilah pula alasan kenapa pembeli harus sabar menunggu hingga 30an menit sebelum menu disajikan.
Bahan dan rasa tiap sambal ini sesuai nama masing-masing. Katakanlah sambal mangga muda yang berupa sambal dengan campuran irisan mangga muda. Jadi, selain pedas, rasanya juga asam dari mangga muda tersebut. Begitu pula sambal tempe yang dicampur dengan tempe diulek. Rasa tempenya sangat dominan selain pedas.
Sebagai gambaran, pengelola juga memberikan informasi seberapa tingkat kepedasan masing-masing sambal ini. Misalnya sambal kecap yang ditulis Bullshit yang berarti tidak terlalu pedas atau sambal tubruk dengan keterangan P3K atau pertolongan darurat karena tingkat pedasnya. Tapi keterangan tingkat kepedasan ini agak hiperbolis.
Selain sambal, warung berkapasitas sekitar 50 orang ini tentu saja menyediakan aneka menu pelengkap sambal seperti lele, wader, gurami, ayam goreng, sapi, dan lain-lain. Warung SS Batubulan buka setiap hari dari pukul 10.00 hingga 21.00 (pesanan terakhir). [b]
Mirip, saya tau yang di Bintaro sektor 3
di Batubulan ? Oh yaya , saya tahu. Saya pernah lewat sini kayaknya. Harga makanan + sambelnya berapaan kira-kira ya ? xD