• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Friday, May 23, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Galeri Foto

Batubulan Kini, Setahun Setelah Pandemi

Angga Prasetya by Angga Prasetya
24 March 2021
in Foto, Kabar Baru
0 0
1
Seorang anak menatap hamparan kursi penonton kosong dengan suasana pagi hari di antara kesepian panggung barong ini. Foto Angga Prasetya.

Batubulan hanya salah satu desa yang bergantung kepada pariwisata.

Ketika pariwisata masih berjaya, sebelum pandemi COVID-19 menyerang dunia, warga menggantungkan hidupnya dari pariwisata. Warga banyak bekerja sebagai sopir paket wisata, buruh hotel, ataupun pengusaha oleh-oleh khas Bali yang berjejeran sepanjang jalan ataupun pasar.

Sebagian warga bekerja sebagai penari kecak dan barong. Saya sendiri termasuk salah satu yang ikut menari ketika itu.

Namun, kini tak ada lagi tepuk tangan turis di panggung pertunjukan. Tak ada lagi gelak tawa para penari ketika beraksi. Tak ada lagi pula dolar mengalir ke tangan warga yang dulu hidup dari pariwisata.

  • Pusat oleh-oleh yang dulu trendi kini gedung kosong. Berkebalikan dengan warung mie di sebelahnya.
  • Made Gandhi meratapi karya seni yang di buat dengan susah payah kini mulai hacur dan tidak terawat.
  • Adik saya duduk di antara kursi penonton yang berantakan. Biasanya tempat duduk bule, dan kami para warga lokal duduknya di belakang.
  • Seorang anak sedang duduk di kursi kusam nan berantakan, dan bernostalgia bagaimana senangnya dia saat menonton tari barong di tempat ini dulu.
  • Foto candi dihiasi dengan dua pohon kamboja yang sudah tua di salah satu stage barong di Batubulan.
  • Terlihat puluhan kursi penonton yang tidak tertata rapi dan kain yang terlilit di tiang penyangga mulai koyak dan berdebu dengan di tambah dengan mirror effect.
  • Barong dilambangkan sebagai macan, salah satu binatang yang sangat angkuh, apa daya barong satu ini terdiam oleh pandemi dan mulai terlihat berdebu tidak terawat.
  • Bangku kusam nan rapuh yang terbengkalai, dan rayap mulai menembus kursi bambu ini.
  • Tempat di mana penabuh atau orang yang memainkan gambelan untuk mengiringi tarian (Bale Gong), kini sudah dipagari. Gambelannya pun sudah tidak ada di Bale Gong.
  • Bak pasangan romantis yang setia menemani sampai waktu melapukannya. Itulah kesan pertama yang saya rasakan saat melihat dua kursi ini. Mulai ditumbuhi rumput liar dan alang-alang di salah satu stage barong di Batubulan ini.

Gemuruh pertunjukan kini berganti kesepian. Deretan kursi bambu yang dulu penuh turis, kini menyisakan debu. Kusam. Sepi. Ekonomi di desa yang berbatasan dengan sisi timur Kota Denpasar itu terasa mati suri.

Begitu pula dengan toko oleh-oleh yang dulu ramai dengan transaksi. Kini tokonya sudah tutup. Terasa kontras dengan warung mie cepat saji yang kini berdiri di sebelahnya.

Semoga saja pandemi COVID-19 segera berlalu. Agar saya dan warga Batubulan lainnya bisa kembali tersenyum tidak hanya kepada turis, tetapi juga dolar yang mengalir lancar. [b]

Tags: GianyarKesenian Barongpandemi covid
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Angga Prasetya

Angga Prasetya

Pemuda Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Pernah menjadi penari kecak di Singapadu. Masih belajar di SMKN 1 Sukawati dan sedang magang di BaleBengong.

Related Posts

UWRF 2020 Ditunda Hingga Pemberitahuan Lebih Lanjut

UWRF 2020 Ditunda Hingga Pemberitahuan Lebih Lanjut

27 July 2020
Gelar Yoga Massal, Pemilik Rumah Yoga Om Dideportasi

Gelar Yoga Massal, Pemilik Rumah Yoga Om Dideportasi

24 June 2020
Pejuang Lingkungan Beralih Belajar di Rumah

Pejuang Lingkungan Beralih Belajar di Rumah

12 June 2020
Ketika Pisang Terakhir Ditebang

Ketika Pisang Terakhir Ditebang

16 December 2019
Perabasan kebun di Payangan, Gianyar termasuk salah satu konflik agraria di Bali. Foto KPA Bali.

Berikut Ini Sejumlah Konflik Agraria di Pulau Dewata

18 September 2019
Festival Tepi Sawah, Pertunjukan Seni Ramah Lingkungan

Festival Tepi Sawah, Pertunjukan Seni Ramah Lingkungan

25 June 2019
Next Post
Melestarikan Kopi Kintamani dari Sentra Bibit Arabika

Melestarikan Kopi Kintamani dari Sentra Bibit Arabika

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Benarkah Gelombang PHK Tak Menyentuh Media Massa Bali?

23 May 2025
Percepatan Pemanfaatan PLTS Atap

Percepatan Pemanfaatan PLTS Atap

23 May 2025
Mendorong Tata Krama Berwisata di Bali

Mendorong Tata Krama Berwisata di Bali

22 May 2025
Ruang Publik jadi Kanvas Terbuka di Tangi Street Art Festival

Ruang Publik jadi Kanvas Terbuka di Tangi Street Art Festival

21 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia