Beberapa permainan tradisional yang umum dimainkan dulu ‘hampir’ mengalami kepunahan. Hal ini akibat kedatangan “budaya” baru dalam bingkai kecanggihan teknologi, sehingga game-game banyak berbasis teknologi. Hal ini mengakibatkan orientasi bermain anak, permainan tradisional yang dulu dimainkan oleh generasi kakek-neneknya hampir terlupakan.
Permainan anak modern yang berbabis game dan gadget cenderung membuat anak-anak untuk bermain secara individual, dalam ruangan, dan cederuang bersifat pasif dalam gerak. Hal ini berbeda dengan permainan tradisional yang cenderung dilakukan dengan tim, di luar ruangan dan membuat anak-anak aktif bergerak. Atas dasar itu Pondok Literasi mencoba untuk mengenalkan kembali berbagai jenis permainan anak yang pernah dilakukan di Pedawa.
Konsep-konsep permainan tradisional anak di Pedawa memuat konsep-konsep dasar olahraga modern. Seperti permainan micet da mesembiar menggunakan buah kemiri memuat konsep-konsep golf dan biliar. Atas dasar ini Pondok Literasi mencoba penggali konsep-konsep permaiman tersebut.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk merevitalisasi dan membangkinkan Kembali permainan tradisional anak desa Pedawa. Memasyarakatkan Kembali permainan tradisional anak-anak Pedawa.
Langkah kerja revitasasi ini melakukan penggalian permainan tradisional anak kepada orang-orang tua, pencatatan dan rekonstruksi, engenalkan kepada anak-anak Pondok Literasi yang selanjutnyan mereka akan mengenalkan kepada teman-teman sekelasnya. Rencana ke depan berkolaborasi dengan sekolah-sekolah dasar dan TK yang ada di Pedawa untuk memperkenalkan permainan tradisioanl Pedawa.
Sekilas Pondok Lierasi Sabih
Nama Pendiri Komunitas ini I Wayan Sadyana. Berlokasi di Lingkungan Sabih, banjar Dinas Asah Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupetan Buleleng Bali.
https://www.instagram.com/pondokliterasi.sabih/
Pondok Literasi Sabih (selanjutnya disebut PLS) Desa Pedawa adalah sebuah komunitas belajar bagi anak-anak yang dibentuk pada tanggal 18 Agustus 2018. Komunitas ini berawal dari kegiatan belajar bahasa Inggris untuk anak-anak tetangga sekitaran tempat komunitas berada. Lama kelamaan makin banyak anak-anak yang datang untuk belajar sehingga disepakati untuk menjadikannya sebuah komunitas belajar. Tidak hanya untuk bahasa Inggris semata tetapi juga memberikan pelajaran bahasa Jepang, bahasa Bali, kebudayaan Pedawa, serta mesatua Bali.
Nama Sabih diambil dari nama teritorial tempat keberadaan komuntas ini berada. Selanjutnya, nama “SABIH’ ini dikembangkan menjadi akronim dari “Sarining Aksara Budhi Indrya Hayu” yang diartikan sebagai secara bebas menjadi “mewujudkan kehalusan budi dan indrya melalui inti sari aksara”. Hal ini didasari oleh pertimbangan bahwa pengembangan budaya literasi harus bermuara pada satu kepentingan untuk ikut menyumbang “pembudayaan” makna baik disetiap anak-anak. Anak-anak dengan budaya literasi yang baik adalah “tunas” muda yang akan tumbuh subur mewarnai kehidupan nantinya.
Visi PLS adalah menjadi wadah kegiatan belajar luar sekolah bagi anak-anak di Desa Pedawa. Visi ini diterjemahkan dalam berbagai misi yaitu: (1) Memberikan pembelajaran tambahan bahasa Asing (Inggris dan Jepang), (2) Penguatan nilai-nilai melalui puisi dan sastra lisan bahasa bali (dialek Pedawa), (3) Pemertahanan kepedawaan.
Konsep “pembelajaran” dalam PLS adalah terinspirasi dari tembang klasik dalam geguritan Tamtam “paksi sesapine luih, mengulayang ngyumbara desa, nanging genahnyane pasti, ring aungane lintang tis” (terjemahan bebasnya: Burung Walet adalah burung yang bagus, dia terbang melintas batas, tetapi tidak lupa tempatnya kembali, di terowongan yang sangat sejuk). Konsep ini kami sederhanakan dengan memberikan anak-anak kesadaran akan tantangan hidup ke depan dan sekaligus membuat mereka bangga akan Bali dan Pedawa, sebagai tempat tinggal mereka.
Oleh karena itu kami memberikan pelajaran tentang Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang sebagai peletak dasar tuntutan “berfikir global” dan memahami kebudayaan lain, serta memberikan pelajaran mesatua bahasa Bali dan Pedawa, puisi-puisi berbahasa Pedawa, dan menanamkan pengetahuan tentang ke-Pedawa-an. Kepedawaan (hal-hal tentang Pedawa), kami pilih sebagai cara untuk turut menyumbang kepada pemertahanan nilai-nilai budaya dan keunikan Pedawa sebagai sebuah desa Tua di Bali (desa Bali Aga). Kegiatan belajar dilaksanakan pada hari Sabtu atau Minggu atau menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
Sifat keanggotaan PLS adalah sangat terbuka di mana kami memberikan kesempatan kepada anak-anak desa Pedawa untuk bergabung dan belajar bersama di pondok literasi. Saat ini PLS baru memiliki 4 orang voluntir untuk ikut mengajar anak-anak yang masing-masing membidangi satu kompetensi tertentu. Jumlah anggota PLS saat ini adalah 30 orang. Kegiatan PLS juga didukung oleh ebeberapa voluntir dari Jepang yang memberikan pelatihan bahasa dan pengenalan budaya Jepang.
Kegiatan utama dalam PLS adalah pemberian pembelajaran dalam bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Bali, mesatua, dan puisi berbahasa Pedawa serta penguatan konsep “Kepedawaan”. Kegiatan ini dilakukan di pusat Pondok Literasi Sabih Pedawa. Kegiatan ini masih terpublikasi secara terbatas pada social media. Saat ini kamu masih melakukan proses pengambangan website https://pondokliterasisabih.com/
Pada tahun 2019, PLS pernah ikut dalam kegiatan pembuatan film anak yang dilakukan oleh TVRI Denpasar. Saat itu TVRI membuat film dokumenter tentang permainan anak tradisional yakni permainan Gasing (gangsing). Kegiatan ini secara tidak langsung adalah bentuk pengenalan kambali permainan anak tradisional yang sudah mulai ditinggalkan di tengah gerusan budaya yakni permainan online.
Selain itu, PLS juga aktif melakukan kegiatan pengenalan kepedawaan, sebagai bentuk penguatan dan penanaman cinta desa. PLS ingin agar anak-anak desa pedawa memiliki kebanggaan akan desa pedawa dengan keunikan budayanya. Oleh karena itu, sering dilakukan kegiatan belajar di lapangan. Anak-anak PLS mengikuti pembelajaran tentang peninggalan prasejarah (sarkofagus) yang ditemukan di desa Pedawa. Anak-anak diajak ke lapangan melihat langsung sarkofagus dan menerima penjelasan tentang peninggalan tersebut. Hal ini untuk menunjukkan bahwa desa Pedawa adalah citra desa dengan kebudayaan kuno dan telah dihuni oleh orang-orang prasejarah. Dengan cara ini, diharapkan anak-anak mengenali potensi desanya dan akan membuat mereka bangga.
PLS banyak melakukan kolaborasi dengan berbagai komunitas dan lembaga baik pemerintah dan non pemerintah. Tahun 2022 PLS bekerjasama dengan Balai Bahasa Provinsi Bali melakukan revitalisasi sastra lisan desa Pedawa. Kegiatan ini untuk membangkitkan kembali sastra lisan I Jaum yang sudah hampir punah. Kegiatan dipentaskan dalam drama I Jaum.
Sebagai sebuah komunitas informal di sebuah desa tua desa Pedawa, PLS berusaha untuk minimal membangkitkan semangat anak-anak dalam mengambangkan literasi mereka. Kegiatan literasi adalah kegiatan yang kompleks yang perlu didekati dengan banyak hal dan banyak cara. PLS hanya salah satu cara yang sangat kecil, hanya setitik tinta dalam keadaban luas literasi. Tapi sesuai dengan cita-cita kami, ingin menjadi “kedis sesapi” yang suatu saat bisa terbang melintas batas dan tak lupa tempatnya kembali ke Pedawa.