• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Friday, May 23, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup Agenda

Rakara, Pertunjukan Antropologi Manusia Madura

Teater Kalangan by Teater Kalangan
24 February 2018
in Agenda, Budaya
0 0
0

Setelah beberapa kota, pertunjukan RAKARA akan tampil di Bali.

RAKARA mengawinkan displin antropologi dengan pertunjukan teater. Cerita utamanya tentang manusia Madura dengan keunikan dan keberagamannya.

Teater antropologi menjadi dasar dari tiap konsep karya Anwari. Prosesnya dengan menggali kebudayaan manusia, terutama pelaku seni dalam kesehariaannya, di mana transisi kebudayaan yang lahir dipengaruhi dari kondisi geografis hingga sejarah.

Pengalaman tubuh menjadi perjalanan batin yang dianalogikan sebagai perjalanan spiritual terhadap Ketuhanan. Seiring berjalanannya waktu, individu telah melewati sejumlah peristiwa budaya yang menjadi rekam sejarahnya.

Proses penciptaan mengkhususkan pada etika dan estetika untuk kemudian dikelola melalui spirit pada diri manusia. Bahan-bahannya muncul dari suatu keluhuran budaya yang tercipta dari sejarah hingga geografis.

Pada diri manusia terdapat suatu luapan jiwa dari respon sosial, yang meliputi ruang, waktu dan peristiwa, yang menginisiasi rasa atau gairah untuk berkarya seni.

Siapa Anwari?

Anwari merupakan aktor kelahiran Sumenep, Jawa Timur pada 2 April 1992. Beberapa kali menjadi monologer terbaik dalam ajang Monolog Ruang Publik yang diadakan Federasi Teater Indonesia (2011), Festival Monolog Dramakala di London School Jakarta (2012) atas karyanya yang berjudul “Gen”, dan dengan karyanya yang berjudul “Feminisme” di ajang monolog Federasi Teater Indonesia (2013).

Masih di tahun sama, dia menjadi aktor terbaik dalam Festival Teater Internasional di Maroko, Afrika Utara. Karyanya yang berjudul “Kapal Terbang dari Bantal” (dari naskah Afrizal Malna) mendapat Hibah Seni Kelola dalam kategori Karya Inovatif (2014).

Pada tahun 2014 mendirikan Padepokan Seni Madura. Pada tahun 2015 menghasilkan dua karya berkelanjutan, “Mini-Mini #2”, mengantarkannya menjadi penyaji terbaik dalam Teater Poriodik yang diadakan Dewan Kesenian Jawa Timur; dan “Mini-Mini #3”, sebgai penyaji teater dalam acara Parade Teater Nusantara yang diadakan di Taman Budaya Jawa Timur.

Pada tahun 2016 menerima kembali Hibah Seni Kelola dengan kategori Karya Keliling.

Mengawali membawa kosep teater antropologi sejak masih kuliah, Anwari mulai tekun mengembangkannya hingga mendapat metodenya sendiri. Seiring waktu, konsentrasinya ini membawanya pada berbagai pengalaman berkesenian, mulai dari di lingkungan rumahnya hingga luar Indonesia.

Maka ketika metode berlatihnya telah mulai mantap ia pakai dalam sejumlah karyanya, cukup menarik jika metode ini juga dibagi tidak saja untuk komunitas atau pertunjukannya sendiri. Karena itulah Kamateatra Art Project mengajak Padepokan Seni Madura, komunitas tempat Anwari berkesenian, untuk membuat sebuah perjalanan membuat workshop dan pertunjukannya dari kota ke kota.

Harapannya tentu untuk berbagi metode berlatih aktor dari Anwari dan membawa pertunjukannya sebagai satu kesatuan. Dibuatlah sebuah roadshow workshop metode berlatih aktor dan pertunjukan teater antropologi oleh Anwari ini.

Roadshow ini bertujuan untuk mengenalkan isu teater antropologi bagi para pelaku maupun peminat teater di daerah-daerah dengan membuka diskusi terbuka seputar metode latihan aktor dan teater antropologi. Kemudian memberikan teknik teknik latihan teater ala Anwari.

Roadshow ini juga menghadirkan pertunjukan teater antropologi dilanjutkan diskusi terbuka seputar pertunjukan yang telah dibawakan. Juga sebagai sarana silaturahmi bagi pegiat atau penikmat seni pertunjukan.

Rakara

Pertunjukan ini berjuduk RAKARA. Berangkat dari realita bahwa bahasa Madura telah hadir di tengan-tengah masyarakat Indonesia dengan keberagamannya, maka menarik untuk dihadirkan dalam bentuk pertunjukan bagaimana bahasa itu unik dan mampu bercerita lebih.

Bagian ini cukup jarang dijelajahi dalam model pertunjukan. Bahasa Madura dihadirkan tidak hanya sebagai media pertunjukan dalam bentuk dialog, namun ia dapat hadir sebagai fokus utama.

Kehadirannya dalam dialek yang memiliki kekhasan pada lingkup sosial masyarakat Indonesia ini akan semakin menarik jika dieksplor juga modelnya. Bagaimana dialek bahasa Madura klasik dan yang biasa digunakan masyarakat perantauan pedagang saat ini.

Benturan-benturan itulah yang akan ditransformasikan dalam bentuk pertunjukan.Pertunjukan ini akan memanfaatkan media tikar (rakara) siwalan yang menjadi simbol interaksi masyarakat Madura di mana saja, seperti di langgar, teras, hingga pasar.

Para pemain akan berangkat dari media ini untuk bergerak. Kehadiran tikar (rakara) siwalan ini sendiri menjadi penting dan menunjukkan gambaran identitas manusia Madura yang sebenarnya tidak lebih akrab dengan kursi.

Manusia Madura yang hadir di sini adalah yang perantau. Dialek yang digunakan adalah dialek Madura klasik hingga yang biasa digunakan saat ini dalam situasi sosial perantau.

Untuk dialek Madura klasik akan dihadirkan dalam model mamaca (tembang atau puisi tradisi Madura) dengan segala kelembutan dan lekuk iramanya. Sedang untuk dialek Madura yang hadir di situasi perantau saat ini akan membawa nuansa manusia Madura yang lincah dan lantang.

Body movement para pemain yang digunakan di sini diambil dari kultur klasik tubuh Madura yang dinamis. Gerak tubuh ini dipadukan dengan material teks kultur Madura.

Roadshow workshop teater antropologi dan pertunjukan RAKARA telah dipentaskan di Jogjakarta, Surabaya dan Jember beberapa waktu lalu. Masih pada bulan yang sama roadshow workshop teater antropologi dan RAKARA akan berlabuh di Denpasar, Bali.

Bekerja sama dengan Teater Kalangan, Kamateatra Art Project bersama Padepokan Seni Madura akan mengadakan workshop teater antropologi juga pertunjukan RAKARA bertempat di Kulidan Kitchen and Space pada Sabtu, 24 Februari 2018. Sila hadir, menyaksikan dan bersenang-senang bersama.

Informasi lebih lanjut juga tiket workshop dan pementasan dapat dipesan sebelum acara berlangsung dengan menghubungi narahubung Sumahardika: 081805552079 atau Devy Gita: 085857491915. [b]

Tags: AgendaAntropologiKomunitasteater
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Teater Kalangan

Teater Kalangan

TEATER KALANGAN merupakan kelompok nirlaba yang bergerak dalam bidang seni pertunjukan. Nama “Kalangan” dipilih berasal dari bahasa Bali yang berarti tempat berkumpul. Didasarkan pada proses kreatif Teater Kalangan sendiri yang cenderung menekankan eksplorasi terhadap ruang-ruang alternatif sebagai objek pertunjukan. Para anggota berkumpul, diskusi, dan merespon ruang, mulai dari benda, tempat, bangunan, waktu, suasana, sampai wilayah sosiokultural masyarakat. Aktor dalam hal ini menjadi titik pertemuan yang menghubungkan sutradara, ruang, teks, dan penonton itu sendiri. Tak ada gaya spesifik yang diusung (tradisi, realis, surealis, absurd, atau apapun). Yang ada hanyalah kemungkinan-kemungkinan yang sekiranya perlu diwujudkan dalam bentuk pertunjukan teater. Selanjutnya, hanya mampu berserah pada interpretasi penonton sendiri.

Related Posts

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

4 September 2023
Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

14 July 2023
Menyambut Kelinci Air di Benoa

Menyambut Kelinci Air di Benoa

24 January 2023
Cerita Rasa

Cerita Rasa Festival: Rintisan Festival Desa di Jembrana

6 August 2022
In Jazz We Trust, Perayaan Jazz secara Hibrida

In Jazz We Trust, Perayaan Jazz secara Hibrida

29 April 2021
Lentera Peradaban: Gerakan Kecil di Tengah Gemerlap Kota Denpasar

Lentera Peradaban: Gerakan Kecil di Tengah Gemerlap Kota Denpasar

1 February 2021
Next Post
Tiada Henti Kasus Bunuh Diri

Catatan Mingguan Men Coblong: Wajah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Benarkah Gelombang PHK Tak Menyentuh Media Massa Bali?

23 May 2025
Percepatan Pemanfaatan PLTS Atap

Percepatan Pemanfaatan PLTS Atap

23 May 2025
Mendorong Tata Krama Berwisata di Bali

Mendorong Tata Krama Berwisata di Bali

22 May 2025
Ruang Publik jadi Kanvas Terbuka di Tangi Street Art Festival

Ruang Publik jadi Kanvas Terbuka di Tangi Street Art Festival

21 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia