• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Friday, July 11, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Pesan Cumi, Cuma Mimpi

Anton Muhajir by Anton Muhajir
2 August 2009
in Kabar Baru, Kuliner, Travel
0 0
1

Teks Anton Muhajir, Foto Ilustrasi dari Internet

Memenuhi undangan seorang teman, saya dan anak istri pun mencoba satu restoran baru di jalan Dewi Madri Renon. Jumat malam lalu, kami pun ke sana dengan perut keroncongan. Pokoknya sudah siap tempurlah..

Suasana restoran yang baru buka sekitar seminggu ini asik. Semua warna bantal dan sandaran kursi yang merah ngejreng mengingatkan saya pada restoran Rosso Vivo, yang kemudian diikuti resto sebelahnya, Ocean Beach di jalan raya Pantai Kuta. Dua resto ini tak hanya menawarkan makanan dan minuman tapi juga suasana.

Menurut saya, restoran baru di kawasan Renon ini juga punya nuansa yang sama. Bentuk meja kursi yang pendek-pendek dengan musik yang terus mengalun membuat suasana di dua resto di Kuta itu lumayan terasa di sini kecuali… pantai.

Dari sisi suasana, resto baru ini lumayan asik. Tempatnya santai. Lokasinya juga strategis. Saya lihat harga makanan masih bersaing. Tidak terlalu mahal meski juga tidak masuk ukuran murah. Harga menu berkisar antara Rp 7000 untuk sup sampai Rp 20.000 untuk steak. Yah, relatif terjangkaulah.

Dengan pertimbangan lokasi, suasana, dan harga, bagi saya restoran ini layak jadi salah satu tempat bersantap atau sekadar bersantai. Apalagi di tempat ini juga ada free wifi meski pada malam itu belum bisa dipakai dan kalau toh bisa tak akan lebih dari lamanya baterai bertahan. Mohon maklum, pemilik resto ini memang tidak menyediakan colokan.

Karena perut sudah keroncongan, kami segera pesan. Melihat menu yang disajikan, saya ngiler melihat foto menu Cumi Panggang. Saya belum pernah makan menu ini sebelumnya. Sebagai penggemar seafood sekaligus pemburu makanan, saya ngiler membayangkan nikmatnya menu ini. Saya dengan yakin memesannya pada pelayan.

Teman-teman lain yang kemudian datang pesan menu berbeda-beda. Istri saya pesan sup sosis kacang dan mix omelet. Teman lain ada yang pesan ayam lada hitam, fish and chip, cheese omelet, dan tom yam.

Kami menunggu agak lama. Mungkin 30 menit lamanya. Karena perut keroncongan, waktu segitu bagi saya sudah terasa sangat lama. Semua merasakan hal yang sama: pelayanan di resto ini memang lama. Lalu, satu per satu makanan pun tiba.

Cuma kok pesanan saya, cumi panggang yang menggiurkan itu, tak kunjung tiba. Saya sih positif thinking saja. Mungkin karena ini menu istimewa, jadi perlu waktu lama untuk memasaknya.

Sekitar 15 menit kemudian, ketika semua pesanan teman-teman sudah tiba, saya tanya ke pelayan. Sekadar mengingatkan bahwa pesanan saya belum datang. Dia menjawab singkat, “Ya, Pak. Saya cek dulu ya..”

Oke. Saya pun menunggu.

Waktu terus berlalu. Bahkan teman yang datang paling belakang pun akhirnya pesanannya tiba. Tapi kok cumi saya tak juga tiba. Istri saya kemudian mengingatkan pelayanan. Teman saya juga sampai menuju kasir dan ngasih tahu tentang pesanan yang tak juga datang.

Tapi begitulah. Cumi panggang itu masih hanya dalam pikiran. Lembut dan gurihnya hanya di otak, bukan di lidah. Saya kemudian tanya lagi ke pelayan. Dia menjawab tidak jelas.

Hingga setelah 1,5 jam menunggu dan teman-teman sudah selesai makan, saya pun beranjak meninggalkan meja kursi dengan sakit hati. Kenapa cumi panggang pesanan saya tak juga datang. Cumi panggang itu sepertinya cuma mimpi..

Ketika di kasir, saya komplain tentang cumi yak juga datang itu. Dia menjawab santai. “Di catatan saya tidak ada pesanan cumi. Makanya saya heran ketika bapaknya tanya ke saya soal cumi..”

Saya bilang kalau saya sudah pesan. Teman-teman lain mengiyakan. Lha wong saya memang pesan bersama. Tapi pelayan yang tadi melayani pesanan masih juga ngeles. “Tadi saya sudah cek lagi, memang tidak ada yang pesan cumi,” katanya.

Aduh, parahlah sudah. Resto yang asik ini ternyata payah di pelayanan. Sudah mereka tidak melayani dengan baik, eh, malah menyalahkan pembeli. Sebagai pihak penyedia jasa, mereka harusnya lebih peduli pada komplain dari pelanggan.

Baiklah anggap saja saya memang tidak memesan cumi. Ini salah saya. Tapi saya kan sudah lebih dari tiga kali bertanya kenapa cumi itu tak juga datang. Lha ketika saya bertanya kenapa pelayannya tidak datang lalu bilang sejak awal kalau cumi panggang itu tidak ada di pesanan. Kan saya bisa pesan kemudian. Jadi anggap saja itu pesanan yang datang belakangan.

Ini ternyata tidak. Sudah mereka tidak melayani, eh, malah menyalahkan pembeli. Payah!! [b]

Tags: DenpasarKuliner
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Anton Muhajir

Anton Muhajir

Jurnalis lepas, blogger, editor, dan nyambi tukang kompor. Menulis lepas di media arus utama ataupun media komunitas sambil sesekali terlibat dalam literasi media dan gerakan hak-hak digital.

Related Posts

Pasar Badung Berwajah Mewah, Tukang Suun Kian Lelah, Perlindungan Susah

Pasar Badung Berwajah Mewah, Tukang Suun Kian Lelah, Perlindungan Susah

4 June 2025
Kembalikan Sanur yang Dulu

Kembalikan Sanur yang Dulu

24 July 2024

Mau ke Mana Bali?

11 July 2024
Tarif Parkir di Denpasar Naik, Apakah Pelayanannya Asyik?

Tarif Parkir di Denpasar Naik, Apakah Pelayanannya Asyik?

30 May 2024
Ketika Mall Mengubah Tata Kota

Ketika Mall Mengubah Tata Kota

15 May 2024
TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

19 October 2023
Next Post

Suka Duka di Ubud Writers and Readers Festival

Comments 1

  1. Yanuar says:
    16 years ago

    pesanan saya pertama ketika makan disitu adalah cumi ituh… dibarengi dengan pesanan telur goreng campur yang menawan, diriku menunggu sambil mengobrol bersama sodagar gus tulank. tetapi apa daya ketika pesanan datang dengan tampangnya yang imut dan malu-malu menyapa mataku untuk mengontak mulutku dengan berkata WOW… seuprit gituh mana cukup… dan akhirnya sensasi lidah kembali mengontak mulutku untuk berkata No..no… ketika potongan kecil dan alot nian si cumi masuk kemulut. sungguh sensasi ketidak nyamanan mata dan mulut menggangguku. tetapi karena pesananku ada telurnya, cukup senanglah selera makanku yang sedikit kacau gara2 cumi “cukup minim” tsb. dan akhirnya cukup puas juga karena sang sodagar ternyata menjamuku dengan membayar bill malam itu. he.he.he..

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

BYURR! Kekacauan Baru di Skena Hardcore Bali

BYURR! Kekacauan Baru di Skena Hardcore Bali

10 July 2025
Diskusi dan Konser Hari HAM “Semakin Dibungkam Semakin Melawan”

Konser Bukan Cuma Menyanyi dan Bergembira, namun Juga Masalah Kenyamanan dan Keamanan

9 July 2025
Bandara Baru di Bali Utara: Gajah Putih dalam Bayang Pembangunan yang Salah Arah

Bandara Baru di Bali Utara: Gajah Putih dalam Bayang Pembangunan yang Salah Arah

9 July 2025
TAKSU Reuse di AJW 2025: Solusi Cerdas Kurangi Sampah Plastik Sekali Pakai

TAKSU Reuse di AJW 2025: Solusi Cerdas Kurangi Sampah Plastik Sekali Pakai

8 July 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia