Teks dan Foto Panitia Ubud Writers and Readers Festival
Ubud Writers & Readers Festival 2009 (UWRF 2009) akan berlangsung 7-11 Oktober di ibu kota kebudayaan Bali; Ubud, dengan menampilkan tema Suka-Duka: Compassion and Solidarity pada sebuah panggung dunia yang diramaikan penulis terkemuka dan pencinta kesusastraan.
Suka-Duka merupakan kebijakan komunal kuno yang selama berabad-abad telah menjadi salah satu soko guru masyarakat serta lembaga tradisional Bali. Prinsip Suka-Duka telah membimbing anggota lembaga kemasyarakatan tradisional, seperti banjar dan desa pekraman, untuk berlaku sebagai satu entitas tunggal dalam menghadapi kesulitan hidup maupun merayakan karunia dunia. Penderitaan salah seorang anggota lembaga akan ditanggung oleh semua anggota lainnya sedangkan kegembiraan salah satu anggota akan dirasakan pula oleh anggota-anggota lainnya.
Tema ini mencerminkan komitmen festival untuk menjadikan pertemuan kesusastraan ini sebuah momen yang mampu memberikan inpirasi, melalui mana para penulis dan pembaca dari berbagai belahan dunia dapat mencapai kesesuaian paham dan membangun landasan bersama untuk mengingatkan masyarakat dunia tentang perlunya berpikir dan bertindak sebagai sebuah entitas tunggal yang penuh welas-asih, terutama pada titik waktu saat ini yang dicederai oleh kekerasan dan kegelisahan.
Tema ini juga sebuah bukti nyata dari niat teguh festival untuk memperkenalkan kebijakan-kebijakan kuno Bali ke panggung dunia. Festival-festival sebelumnya telah mengangkat ajaran-ajaran paling esensial Bali seperti Tri Hita Karana dan Desa-Kala-Patra.
UWRF 2009 akan dihadiri oleh 90 penulis dari berbagai negara di belahan dunia, termasuk pemenang Nobel Sastra, Wole Soyinka (Nobel Sastra 1986) Wole Soyinka adalah warga Afrika pertama yang memenangkan Nobel Sastra.
Dari Indonesia sendiri akan tampil sejumlah sastrawan terkemuka seperti NH Dini dan Seno Gumira Adjidarma. Serta 15 penulis muda Indonesia yaitu Nurhady Sirimorok, Aan Mansyur ( Makassar), Romi Zarman, Esha tegar Putra ( Padang) inggit Putria Marga ( Lampung), Anton Kurnia, Dian Hartati ( Bandung), Ernest JK Wen,Yonathan Rahardjo,Tjahjono Widijanto, ( Jawa Timur) Ahmad Muchlis Imran ( Jogja), Doel CP Allisah ( Aceh), Zeffry Alkatiri, Nelden Djakababa, Clara Ng ( Jakarta). Sedangkan dari bali sendiri akan menghadirkan penulis Putu Fajar Arcana, Nyoman Manda, Cok Sawitri, Ngurah Suryawan, dan Komang Adnyana. Juga akan hadir 2 penulis muda yang akan di sertakan dalam program residensi UWRF A Muttaqin dan Mona Sylviana yang akan dipasangkan dengan 2 editor Warih Wisatsana dan AS Laksana.
Para penulis ini akan berpartisipasi pada beragam program, mulai dari diskusi panel, santap siang kesusastraan, pemanggungan puisi, pementasan teater hingga peluncuran buku.
Festival juga menyelenggarakan serangkaian program komunitas serta workshop anak-anak. Peserta kedua program ini tidak dipungut biaya apapun.
Festival kesusastraan tahunan ini pertama kali dilangsungkan pada 2004 and semenjak itu telah menjadi perhelatan kesusastraan terbesar di negeri ini serta salah satu perhelatan budaya yang menjadi ciri khas Bali. Rata-rata, festival dihadiri 100 penulis dari sepuluh negara.
Dari tahun ke tahun, jumlah mereka yang mengunjungi festival terus bertambah. UWRF 2008, dikunjungi oleh lebih 21.000 orang, peningkatan 31 persen dari UWRF 2007.
Tujuh puluh lima persen dari pengunjung festival adalah orang asing, sebuah bukti nyata betapa festival ini telah memainkan peranan penting dalam memperkuat industri pariwisata Bali.
Selain itu, festival ini juga memperoleh perhatian media massa yang semakin besar. UWRF 2008 diliput oleh wartawan dari 35 organisasi media nasional dan internasional. [b]
More Info
Ubud Writers & Readers Festival
Jl. Raya Sanggingan Ubud – 80571
Ph : 0361 7808932, Fax 0361 – 977408
Email : [email protected].
www.ubudwritersfestival.com