Teks dari Bentara Budaya Bali
Bali kembali diramaikan oleh festival film.
Bentara Budaya Bali bekerja sama dengan Udayana Science Club, sebuah unit kegiatan mahasiswa di Universitas Udayana, akan menggelar Festival Film Internasional Bentara Budaya Bali 2013 pada 30 Agustus-2 September 2013. Acara ini akan menghadirkan sinema terpilih peraih berbagai penghargaan seperti Piala Oscar, Cannes Film Festival, Golden Globe Award dan sebagainya.
Peserta festival dari delapan negara sahabat, antara lain Italia, Jerman, Belanda, Jepang, Iran, India, Tunisia, dan Perancis. Sineas-sineas mumpuni Indonesia juga akan hadir dalam festival, sekaligus menampilkan karyanya yang membanggakan. Di antaranya Garin Nugroho (Surat untuk Bidadari), Riri Riza (Atambua 39 Celcius), Happy Salma (Preview Film Kamis ke-300), Lola Amaria (Kisah Tiga Titik) dan Koes Yuliadi (Liku).
Bingkai tema festival ini adalah ‘Kebangsaan’ dengan fokus utama ‘Ibu dan Anak’. Film yang dihadirkan bukan hanya seputar kisah dan problematik ibu ataupun perempuan dalam konteks luas, melainkan juga dikaitkan dengan pemaknaan simbolis Ibu sebagai cerminan tanah air, atau Ibu sebuah bangsa. ,Kegiatan ini juga mengetengahkan penayangan sinema dengan tema, ‘A Tribute to Maestro : Film Hitam Putih’, karya sutradara legendaris Rashomon (Akira Kurosawa), The Kid (Charlie Caplin), serta Darah dan Doa (Usmar Ismail).
Film-film lainnya adalah karya sutradara pemenang Cannes, Oscar, Berlin Festival dan peraih award lainnya, di antaranya Mehboob Khan (India), Bahman Ghobadi (Iran), Giuseppe Tornatore (Itali), Jean-Pierre Jeunet (Perancis), Wolfgang Becker (Jerman), Dennis Bots (Belanda), Kenji Nakanishi (Jepang) dan Najwa Limam Slama (Tunisia). Masing-masing film bersentuhan dengan persoalan kebangsaan, dituturkan melalui sosok Ibu dan Anak.
Festival mengagendakan berbagai diskusi; “Dilema Kebebasan, Sensor Dalam Film Indonesia” bersama , “Atambua dan Sumba: Cerita Indonesia Di Balik Kamera”, “Sosok Perempuan Dalam Sinema: Melintas Batas Entitas”. Acara ini diharapkan dapat memberikan inspirasi sekaligus pandangan mendalam perihal pentingnya kesadaran kebangsaan di lingkungan generasi muda berikut implementasinya.
Dibuka pula satu sesi mengenai keberadaan komunitas film indie, berikut karya-karya film cerita dan dokumenter mereka. Sebagai honorable speech dan narasumber, Garin Nugroho, Noorca M. Massardi, Happy Salma, Putu Fajar Arcana, Nunus Supardi, Lola Amaria, Jean Couteau, Koes Yuliadi, Bambang Supriadi, Maria Matildis Banda, Putu Kusuma Widjaja dan Antonella de Santis.
Seluruh agenda dan program bersifat nirlaba dan tiap tayangan film tanpa pungutan. Sedini awal lebih diniatkan sebagai upaya untuk mengembangkan apresiasi masyarakat khususnya generasi muda terhadap film-film berkualitas. “Terutama karya-karya sineas kita yang terbukti memperoleh penghargaan dan sanjungan di dunia internasional,” ujar Vanesa Martida, panitia festival.
“Acara ini kami tujukan untuk perluasan kesadaran akan pengetahuan (transfer of knowledge), mendorong para pemirsa terpanggil memaknai nilai-nilai keharmornisan dalam keluarga, toleransi, dan kearifan lokal (local wisdom) sebagai kekayaan kultural bangsa dan juga negara-negara sahabat. Dengan kata lain, melalui sinema kita dapat menumbuhkan, mengembangkan dan merawat nilai-nilai kebangsaan yang luhur,” tambahnya.
Festival ini didukung oleh lembaga-lembaga kebudayaan, di antaranya Institut Française Indonesia (IFI) Jakarta, Pusat Kebudayaan Perancis Alliance Française Denpasar, Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut Indonesien, Pusat Kebudayaan Italia Istituto Italiano di Cultura Jakarta dan Konsulat Jenderal Italia di Denpasar, Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis, Japan Foundation Jakarta dan Konsulat Jenderal Jepang di Denpasar, Konsulat Jenderal India di Denpasar, Bidang Kebudayaan Kedutaan Besar Iran di Indonesia, Kedutaan Besar Tunisia, Sinematek Indonesia, Publicist MILES Film, Titimangsa Foundation, Lola Amaria Production, dan I Netra Production.
Apresiasi Sinema Indie
Festival ini juga membuka ruang untuk sineas independen, yang karya cerita dan dokumenternya juga terbilang mumpuni, antara lain Chairun Nissa (Institut Kesenian Jakarta) dengan film ‘Purnama di Pesisir’, yang meraih Penghargaan Special Mention for Short Film 9th Roma Independen Film Festival (2010) dan Official Selection 39th International Film Festival Rotterdam (2010); penggagas Festival Film Dokumenter Denpasar 2013, Agung Bawantara, berikut karya-karya pemenangnya; film ‘Ada Gerakan Yang Membuat Kita Resah’, karya Putu Kusuma Widjdja; Komunitas Film Buleleng menampilkan karya Putu Satria Kusuma bertajuk ‘Janger Kolok’; dan Rai Pendet (Tarian Bumi; adaptasi novel karya Oka Rusmini).
“Karya-karya ini secara khusus kami hadirkan dalam sesi khusus pada hari keempat festival, yakni 2 September 2013, yang akan membincangkan perkembangan dan peran komunitas film dalam dinamika kreasi sinema di Indonesia. Dalam program ini, kita tidak hanya dapat menyaksikan karya-karya para film-maker muda yang penuh talenta, namun juga dimaknai dengan diskusi perihal film-film terkini karya generasi muda Indonesia, dengan pembicara Agung Bawantara,” kata Vanesa.
Sebagai upaya apresiasi sekaligus upaya memperdalam wawasan tentang perfilman, festival ini juga telah menggelar serangkaian workshop dengan tema Alih Bahasa (subtitling) Film oleh Ida Ayu Made Puspani; Penyutradaraan dan Mata Kamera oleh Putu Kusuma Widjaja; Seni Peran dan Adaptasi Naskah oleh Happy Salma, sedari 26- 31 Juli 2013.
Selain berlangsung di Bentara Budaya Bali yang bertempat di Jalan Prof. Ida Bagus Mantra 88 A, By Pass Ketewel, Gianyar, FFIBBB 2013 juga diadakan di Gedung Teater Widyasabha Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Jalan PB. Sudirman) dan STIKOM Bali, Renon, Denpasar.
FFIBBB 2013 adalah kegiatan nirlaba dan terbuka untuk umum. Peserta dapat memperoleh tiket secara gratis di Student Centre Unud lantai 2, Jalan Dr. R Goris, Sudirman-Denpasar sekretariat USC, hingga tanggal 29 September 2013 pukul 14.00 – 18.00 Wita. Informasi selengkapnya terkait pemesanan tiket, agenda festival dan berbagai hal seputar FFIBBB 2013 dapat diakses di www.ffbb2013.wordpress.com. [b]