• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Wednesday, November 29, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Pertarungan Tuhan Baru vs Tuhan Lama di Pulau Dewata

Redaksi BaleBengong by Redaksi BaleBengong
21 March 2019
in Berita Utama, Budaya
0 0
1



Senjakala Bali Dwipa karya Made Bayak.

Made Bayak bercerita tentang pameran tunggalnya di Amerika Serikat.

Rencana pameran ini sudah dirancang selama dua tahun. Dari awal tahun 2016 pertama kali proses interview karya dan aktivitas saya sebagai seniman (visual dan musik). Kurator dan penulis pameran ini adalah Peter Brosius, Alden DiCamilio dan Sarah Hitchner.

Judul Pameran old Gods | new Gods in Bali, bisa diartikan bebas Tuhan lama dan baru (di Bali), merupakan gagasan yang membingkai pameran tunggal ini. Berikut penjelasan tentang tema ini.

Berbicara Bali tidak akan pernah habis. Pulau kecil ini sudah sangat terkenal di mana-mana. Bahkan, saat masuk imigrasi di Amerika pun ini terjadi. Ketika saya ditanya “Kamu dari mana?”, saya jawab, “Indonesia..” mereka masih bertanya. Saat saya bilang dari Bali suasana menjadi lebih cair.

Tidak bisa dipungkiri juga popularitas Bali sebagai tujuan wisata dunia adalah sebuah kenyataan dan anugerah luar biasa. Alam yang konturnya berbukit, gunung dan danau, wilayah pedesaan dipenuhi sawah berpetak-petak, sungai-sungai mengalir seperti ular, pantai dengan pemadangan indah nan eksotis, masayarakat Bali yang masih menghidupi tembah sembahyang/pura-pura dengan napas spiritual peninggalan leluhur.

Semuanya menghasilkan banyak sekali bentuk-bentuk kebudayaan yang bisa kita lihat sampai saat ini. Semua gambaran brosur dan promosi wisata Bali adalah benar adanya.

Namun, ada wacana lain yang ternyata sangat miris seiring dengan semua gambaran pariwisata eksotis Bali. Ada “Tuhan” baru menyeruak di antara tuhan “lama” yang menjadi warisan leluhur di Bali. Ada sejarah kelam (pembunuhan masal) yang sampai saat ini masih tersembunyi kemudian coba dihilang ingatkan secara memori kolektif kita.

Peranan politik kebudayaan dengan ritual pembersihan tanah Bali dari hal-hal yang dianggap mengganggu keseimbangan sangat berhasil membuat sebagian besar generasi Bali tertidur dan mimpi indah tentang peninggalan Bali yang adiluhung. Kita disuguhi dan dipaksa mengonsumsi konsep-konsep seperti Tri Hita Karana dan bangga sudah merasa menyeimbangkan hidup dengan alam, manusia dan tuhan.

Karya kolaborasi Made Bayak dan anak istri, Sekala Niskala Bali Tolak Reklamasi

Tidak Terkendali

Padahal, di lain sisi kita membiarkan Teluk Benoa mau diuruk. Kita biarkan wilayah tempat suci kita dijual dan membangun beton-beton baru tidak terkendali. Kita biarkan sumber-sumber air kita kotor oleh sampah. Kita hanya asyik memenuhi hasrat supaya dibilang menjadi lebih modern.

Ada Dewa-dewa baru berwujud dolar dan investasi yang cenderung rakus dalam pawisata massal. Mereka mengabaikan semua aspek manusia, lingkungan dan tuhan di Bali. Wujud Dewa Konsumerisme yang menjangkiti kita adalah seberapa banyak barang baru yang kita punya. Itu menjadi tolok ukur kesuksesan seseorang.

Hal paling mengkawatirkan adalah berkurangnya pasokan air tanah yang notabene sumber kehidupan bagi kebudayaan Bali. Tercemarnya sumber-sumber air dari sampah plastik dan limbah rumahan adalah dampak nyata yang bisa kita lihat dari ketidakpedulian.

Ini bukan persoalan anti pariwisata atau anti pembangunan, tapi bagaimana kebenaran itu seharusnya diketahui bersama, dipelajari sehingga kita bisa melangkah lebih percaya diri untuk melanjukan kebudayaan Bali. Harusnya kita bisa melahirkan sebuah budaya belajar, terbuka, dan bisa bersikap kritis terhadap diri kita sendiri.

Industry, hidden history and legacy the island of the gods karya Made Bayak.

Tentang Karya

Pameran ini bisa dikatakan kerja sama dengan salah satu dosen di universitas di Atlanta Amerika, University of Georgia (UGA) Departemen Antropologi, tepatnya berada di Athens Georgia. Untuk pameran karya-karya seni akan berlangsung di galeri Athens Institute for Contemporary Art (ATHICA). Pameran akan dibuka pada 25 Maret 2019 dan berlangsung hingga 28 April 2019.

Karya-karya yang dipilih kurator dan penulis merupakan keseluruhan tema dan gagasan yang menjadi ketertarikan saya sebagai seniman. Mulai dari tema lingkungan, pariwisata massal di Bali, kekerasan, kemanusiaan dan hak asasi manusia (HAM), serta keterlibatan seni dan kesenian pada perjuangan Bali tolak reklamasi. Pameran ini akan menyentuh karya-karya musik bersama band GEEKSSMILE di mana saya bergabung sebagai pemain gitar.

Ada sekitar 15 karya dengan berbagai ukuran yang akan dipajang selama pameran berlangsung. Ukuran karya terbesar adalah 2×3 meter dengan judul “Senja Kala Bali Dwipa”. Karya ini bercerita tentang cikal bakal pariwisata Bali dimulai dengan datangnya kapal Belanda KPM membawa orang-orang yang ingin melihat surga terakhir. Kemudian ada cerita bagaimana pembunuhan masal yang menghilangkan 80.000 jiwa manusia Bali dan tak pernah tercatat dalam sejarah resmi yang bisa kita pelajari.

Saya juga memajang sebuah karya instalasi tentang kosmologi Bali yang berkaitan erat dengan berbagai peristiwa di Bali. Kabarnya kosmologi ini pernah dipakai referensi untuk membuang potongan tubuh korban pembataian masal sesuai arah mata angin. Dia juga sempat digunakan sebagai tema perjuangan dan even besar menolak rencana busuk reklamasi Teluk Benoa.

Ada beberapa karya dalam ilustrasi buku Prison Songs bersama kawan-kawan Taman 65 di Denpasar juga akan dipamerkan. Dua buah karya kolaborasi saya dengan anak, Damar Langit Timur dan istri, Kartika Dewi juga dipilih dan diikutsertakan dalam pameran ini. Satu dengan judul “Skala Niskala Bali tolak reklamasi” dengan ukuran 2×2 meter. Satu lagi dengan judul “Reminder of the Nir Gender” dengan ukuran 170x300cm.

Selama pameran berlangsung akan ada banyak kegiatan mulai dari artist talk, diskusi panel, workshop, pemutaran video, diskusi kelas dan lainnya.

Kontak personal jika ada yang ditanya untuk mempertegas adalah dengan saya langsung, Made Bayak, bisa kirim pesan melalui WhatsApps 08174763566. Mohon sabar kalau responnya agak lambat. [b]

Tags: AktivismeSeni RupaSosok
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Redaksi BaleBengong

Redaksi BaleBengong

Menerima semua informasi tentang Bali. Teks, foto, video, atau apa saja yang bisa dibagi kepada warga. Untuk berkirim informasi silakan email ke kabar@balebengong.id

Related Posts

Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

14 July 2023
Merayakan Evolusi Murni yang Berani

Merayakan Evolusi Murni yang Berani

18 July 2021
Warna untuk Maestro, Pameran Tunggal Devy Ferdianto

Warna untuk Maestro, Pameran Tunggal Devy Ferdianto

14 June 2021
Senyampang Rimpang dalam Pameran “Rhizoma”

Senyampang Rimpang dalam Pameran “Rhizoma”

8 April 2021
Ketut Ismaya

Mantan Preman dan Suka Dukanya

2 December 2020
Menggunakan Kesenian untuk Mengatasi Krisis Lingkungan

Menggunakan Kesenian untuk Mengatasi Krisis Lingkungan

1 December 2020
Next Post
Mendengar Teman Tuli Menuturkan Kisah Mereka

Mendengar Teman Tuli Menuturkan Kisah Mereka

Comments 1

  1. El Siregar says:
    5 years ago

    Bali yang lama sudah pergi dan tak akan pernah bisa kembali lagi. Bali yang baru juga akan diganti dengan Bali yang terbaru. Segala yang ada terus berubah, tak ada yang abadi. Apa yang perlu ada bakal selamanya akan terus ada. ??

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Suka Duka Queer di Bali

Mengenal Ruang Aman QLC Bali

29 November 2023
Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

27 November 2023
Begini Lho Cara Menjelajah Nusa Penida dengan Cara Berbeda

Sekolah Perempuan oleh Bali Sruti

26 November 2023
Difabel, Pandemi, dan Perjuangan Inklusi

Kampanye Hak Alat Bantu Disabilitas

25 November 2023
Perjuangan Perempuan di Konsesi Lahan TWA Gunung Batur

Perjuangan Perempuan di Konsesi Lahan TWA Gunung Batur

24 November 2023

Kabar Terbaru

Suka Duka Queer di Bali

Mengenal Ruang Aman QLC Bali

29 November 2023
Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

27 November 2023
Begini Lho Cara Menjelajah Nusa Penida dengan Cara Berbeda

Sekolah Perempuan oleh Bali Sruti

26 November 2023
Difabel, Pandemi, dan Perjuangan Inklusi

Kampanye Hak Alat Bantu Disabilitas

25 November 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In