Oleh Swastinah Atmodjo
Perkiraan kian memanasnya suhu politik setelah hari pemilihan umum pada 9 April, mengundang kekhawatiran para siswa SMA dan SMK di Denpasar. Sebab, masa itu berdekatan dengan waktu ujian nasional SMA dan sederajat yaitu 20 – 25 April.
“Di sejumlah sekolah yang sudah kami datangi untuk diberikan sosialisasi tentang Pemilu 2009, memang rata-rata mengkhawatirkan hal tersebut,” kata IGA Diah Yuniti, Divisi Sosialisasi KPUD Denpasar beberapa waktu lalu.
Di antara siswa yang mengkhawatirkan hal itu adalah Ketut Yudari, salah seorang siswa IPA SMUN 2 Denpasar. Katanya, merupakan pengalaman berharga bisa mengikuti pesta demokrasi. Namun ia mengaku was-was dengan kondisi keamanannya.
“Kan terkait pemilu, biasanya suhu politik memuncak setelah pemilihan, misalnya karena tidak puas dengan hasil penghitungan dan sebagainya. Perkiraan dari petugas KPUD dan pihak lain pun juga demikian. Kuatir juga bila akhirnya muncul kerusuhan. Apalagi kami siswa kelas 3 kan segera menghadapi ujian nasional,” urainya.
Hal senada disampaikan Made Aditia, siswa SMAN 4 Denpasar. Lanjutnya, masih lekat dalam ingatan peristiwa Pemilu 1999 lalu, yang gagal menempatkan Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden RI. Ketika itu, sejumlah daerah termasuk dilanda kerusuhan seperti penjarahan hingga pembakaran fasilitas umum. Bali yang merupakan gudangnya simpatisan Megawati, sempat lumpuh total beberapa hari.
“Kalau hal itu terulang, bisa-bisa mengganggu jadwal ujian nasional maupun ujian sekolah. Berabe juga kalau ada penundaan atau diundur. Kan itu menimbulkan bad mood bagi kami untuk belajar,” ujar Aditya, yang dibenarkan sejumlah rekannya.
Namun begitu Yudari yakin, aparat keamanan akan bekerja optimal mengamankan jalannya pemilu. “Semoga saja tidak terjadi apa-apa, baik di Bali maupun Indonesia secara keseluruhan,” sambungnya.
Diah dari KPUD pun menandaskan, ia dan staf Poltabes Denpasar yang menjadi pemateri sudah meyakinkan para siswa bahwa pengamanan dipersiapkan dengan matang. Kepolisian yang dibantu TNI akan turun dengan kekuatan penuh. Sejumlah titik yang diperkirakan rawan kekisruhan pun sudah didata, dan akan diberikan pengamanan ekstra.
Kata Diah, “Kami sudah jelaskan pula tentang penandatanganan MoU perihal pengamanan antara KPUD dengan Polda dan Poltabes Denpasar yang mengindikasikan tingkat keseriusan dalam menjaga keamanan serta ketertiban secara menyeluruh.”
Terlebih lagi, katanya, masa kampanye maupun pemilihan legislatif berada di antara jadwal upacara keagamaan besar.
Masa kampanye terbuka yang ditentukan 21 hari (16 Maret – 5 April), di Bali hanya efektif 11 hari saja lantaran bertepatan dengan Hari Raya Galungan (18 Maret), Nyepi atau tahun baru Caka (26 Maret), dan berlanjut dengan Hari Raya Kuningan (28 Maret).
Sementara pada 9 April, hari H pemilihan, merupakan Purnawa Kedasa yang merupakan saat pembersihan diri. Selain itu, bertepatan pula dengan upacara besar yang berlangsung 10 tahun sekali di Pura Besakih, yakni Pancawalikrama.
Sejak awal Pebruari lalu, KPUD Denpasar memang menggelar sosialisasi ke semua lapisan masyarakat. Dantaranya ke seluruh banjar di Denpasar yang berjumlah 399, juga menyasar para pemilih pemula yang dominan adalah para siswa kelas 3 SMA dan SMK atau sederajad.
Dari perkiraan KPUD Denpasar, jumlah pemilih pemula adalah lima persen dari total pemilih tetap. Khusus Denpasar yang teridri atas empat kecamatan saja, DPT (Daftar Pemilih Tetap) berjumlah 391.878. Dengan begitu, imbuh Diah, pemilih pemulanya sekitar 19.594 orang.
DPT sebanyak itu akan diperebutkan oleh 35 parpol untuk pengisian 45 kursi di DPRD kota dan oleh 36 Parpol untuk 8 kursi di DPRD Provinsi. [b]
mengapa para adik2 siswi dan siswa harus cemas dan takut dengan adanya pemilu ? apakah kita orang bali, manusia barbar, yang selalu mencari segala kesempatan untuk berbuat onar, berantem dan menjarah ???
belajarlah dengan tentram dan tekun, jangan perduli dengan urusan tetek-bengek politik ! politik itu sangat kotor ! jangan latah ikut2-an.
seandainya benar2 terjadi kerusuhan, berarti yang berbuat rusuh adalah sanak-saudara dan handai-taulan kita sendiri, atau para siswi dan siswa yang lebih senang hura-hura daripada tekun belajar.
begitu barbarkah kita semuanya ??? dimana sopan-santun dan budi-pekerti kita ???
selamat menempuh ilmu, semoga menjadi warga negara yang sadar dan jujur !
polisi tugasnya nangkep maling dan pencopet.
tentara tugasnya mengamankan negara dari serangan musuh dari luar.
mereka2 itu tidak dibutuhkan untuk menggertak atau memukuli rakyat bali yang satun,toleran, tahu aturan dan dengan tertib menggunakan hak pilih masing2.