• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Friday, July 11, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Pendidikan

Ketakutan Karena Ujian dan Pemilu Berdekatan

Swastinah Atmodjo by Swastinah Atmodjo
2 March 2009
in Pendidikan, Politik
0 0
1

Oleh Swastinah Atmodjo

Perkiraan kian memanasnya suhu politik setelah hari pemilihan umum pada 9 April, mengundang kekhawatiran para siswa SMA dan SMK di Denpasar. Sebab, masa itu berdekatan dengan waktu ujian nasional SMA dan sederajat yaitu 20 – 25 April.

“Di sejumlah sekolah yang sudah kami datangi untuk diberikan sosialisasi tentang Pemilu 2009, memang rata-rata mengkhawatirkan hal tersebut,” kata IGA Diah Yuniti, Divisi Sosialisasi KPUD Denpasar beberapa waktu lalu.

Di antara siswa yang mengkhawatirkan hal itu adalah Ketut Yudari, salah seorang siswa IPA SMUN 2 Denpasar. Katanya, merupakan pengalaman berharga bisa mengikuti pesta demokrasi. Namun ia mengaku was-was dengan kondisi keamanannya.

“Kan terkait pemilu, biasanya suhu politik memuncak setelah pemilihan, misalnya karena tidak puas dengan hasil penghitungan dan sebagainya. Perkiraan dari petugas KPUD dan pihak lain pun juga demikian. Kuatir juga bila akhirnya muncul kerusuhan. Apalagi kami siswa kelas 3 kan segera menghadapi ujian nasional,” urainya.

Hal senada disampaikan Made Aditia, siswa SMAN 4 Denpasar. Lanjutnya, masih lekat dalam ingatan peristiwa Pemilu 1999 lalu, yang gagal menempatkan Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden RI. Ketika itu, sejumlah daerah termasuk dilanda kerusuhan seperti penjarahan hingga pembakaran fasilitas umum. Bali yang merupakan gudangnya simpatisan Megawati, sempat lumpuh total beberapa hari.

“Kalau hal itu terulang, bisa-bisa mengganggu jadwal ujian nasional maupun ujian sekolah. Berabe juga kalau ada penundaan atau diundur. Kan itu menimbulkan bad mood bagi kami untuk belajar,” ujar Aditya, yang dibenarkan sejumlah rekannya.

Namun begitu Yudari yakin, aparat keamanan akan bekerja optimal mengamankan jalannya pemilu. “Semoga saja tidak terjadi apa-apa, baik di Bali maupun Indonesia secara keseluruhan,” sambungnya.

Diah dari KPUD pun menandaskan, ia dan staf Poltabes Denpasar yang menjadi pemateri sudah meyakinkan para siswa bahwa pengamanan dipersiapkan dengan matang. Kepolisian yang dibantu TNI akan turun dengan kekuatan penuh. Sejumlah titik yang diperkirakan rawan kekisruhan pun sudah didata, dan akan diberikan pengamanan ekstra.

Kata Diah, “Kami sudah jelaskan pula tentang penandatanganan MoU perihal pengamanan antara KPUD dengan Polda dan Poltabes Denpasar yang mengindikasikan tingkat keseriusan dalam menjaga keamanan serta ketertiban secara menyeluruh.”

Terlebih lagi, katanya, masa kampanye maupun pemilihan legislatif berada di antara jadwal upacara keagamaan besar.

Masa kampanye terbuka yang ditentukan 21 hari (16 Maret – 5 April), di Bali hanya efektif 11 hari saja lantaran bertepatan dengan Hari Raya Galungan (18 Maret), Nyepi atau tahun baru Caka (26 Maret), dan berlanjut dengan Hari Raya Kuningan (28 Maret).

Sementara pada 9 April, hari H pemilihan, merupakan Purnawa Kedasa yang merupakan saat pembersihan diri. Selain itu, bertepatan pula dengan upacara besar yang berlangsung 10 tahun sekali di Pura Besakih, yakni Pancawalikrama.

Sejak awal Pebruari lalu, KPUD Denpasar memang menggelar sosialisasi ke semua lapisan masyarakat. Dantaranya ke seluruh banjar di Denpasar yang berjumlah 399, juga menyasar para pemilih pemula yang dominan adalah para siswa kelas 3 SMA dan SMK atau sederajad.

Dari perkiraan KPUD Denpasar, jumlah pemilih pemula adalah lima persen dari total pemilih tetap. Khusus Denpasar yang teridri atas empat kecamatan saja, DPT (Daftar Pemilih Tetap) berjumlah 391.878. Dengan begitu, imbuh Diah, pemilih pemulanya sekitar 19.594 orang.

DPT sebanyak itu akan diperebutkan oleh 35 parpol untuk pengisian 45 kursi di DPRD kota dan oleh 36 Parpol untuk 8 kursi di DPRD Provinsi. [b]

Tags: BaliDenpasarPendidikanPolitik
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Swastinah Atmodjo

Swastinah Atmodjo

Swastinah Atmodjo. Menulis lepas untuk The Jakarta Post dan pernah bekerja sebagai wartawan tetap di majalah Trust, majalah wanita Lisa, majalah Elite, harian Nusa, dan beberapa media lain. Sekarang jadi anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar dan tinggal di Sanglah, Denpasar Barat.

Related Posts

Budaya Ngayah Makin Langah

Budaya Ngayah Makin Langah

13 June 2025
Pasar Badung Berwajah Mewah, Tukang Suun Kian Lelah, Perlindungan Susah

Pasar Badung Berwajah Mewah, Tukang Suun Kian Lelah, Perlindungan Susah

4 June 2025

Bali Hampir Habis, Semenjana dan Tergantikan

4 January 2025
Over Development Bali di UWRF 2024

Over Development Bali di UWRF 2024

23 October 2024
Yang Lalu Jangan Biarkan Berlalu, Tuturkan di Indonesia Bertutur

Yang Lalu Jangan Biarkan Berlalu, Tuturkan di Indonesia Bertutur

13 August 2024
Kembalikan Sanur yang Dulu

Kembalikan Sanur yang Dulu

24 July 2024
Next Post

Mencari Tempat Diskusi di Denpasar

Comments 1

  1. nyoman oken says:
    16 years ago

    mengapa para adik2 siswi dan siswa harus cemas dan takut dengan adanya pemilu ? apakah kita orang bali, manusia barbar, yang selalu mencari segala kesempatan untuk berbuat onar, berantem dan menjarah ???
    belajarlah dengan tentram dan tekun, jangan perduli dengan urusan tetek-bengek politik ! politik itu sangat kotor ! jangan latah ikut2-an.
    seandainya benar2 terjadi kerusuhan, berarti yang berbuat rusuh adalah sanak-saudara dan handai-taulan kita sendiri, atau para siswi dan siswa yang lebih senang hura-hura daripada tekun belajar.
    begitu barbarkah kita semuanya ??? dimana sopan-santun dan budi-pekerti kita ???
    selamat menempuh ilmu, semoga menjadi warga negara yang sadar dan jujur !
    polisi tugasnya nangkep maling dan pencopet.
    tentara tugasnya mengamankan negara dari serangan musuh dari luar.
    mereka2 itu tidak dibutuhkan untuk menggertak atau memukuli rakyat bali yang satun,toleran, tahu aturan dan dengan tertib menggunakan hak pilih masing2.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

BYURR! Kekacauan Baru di Skena Hardcore Bali

BYURR! Kekacauan Baru di Skena Hardcore Bali

10 July 2025
Diskusi dan Konser Hari HAM “Semakin Dibungkam Semakin Melawan”

Konser Bukan Cuma Menyanyi dan Bergembira, namun Juga Masalah Kenyamanan dan Keamanan

9 July 2025
Bandara Baru di Bali Utara: Gajah Putih dalam Bayang Pembangunan yang Salah Arah

Bandara Baru di Bali Utara: Gajah Putih dalam Bayang Pembangunan yang Salah Arah

9 July 2025
TAKSU Reuse di AJW 2025: Solusi Cerdas Kurangi Sampah Plastik Sekali Pakai

TAKSU Reuse di AJW 2025: Solusi Cerdas Kurangi Sampah Plastik Sekali Pakai

8 July 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia