Nama Julia Roberts berhasil membuat penasaran.
Aktris yang menjadi bintang Hollywood setelah bermain film Pretty Woman (1990) ini menjadi nama salah satu titik di kawasan Batur Global Geopark, Kintamani, Bangli. Kami pun berusaha mencari jejak selebritis papan atas kiblat hiburan Hollywood itu di sana.
Titik bernama Julia Roberts Point itu, menurut informasi brosur Batur Global Geopark, merupakan lokasi pengambilan film Eat Pray Love (2010). Film ini dibuat berdasarkan novel berjudul sama Eat, Pray, Love karya Elizabeth Gilbert.
Dalam film itu, Julia Roberts yang memerankan Elizabeth melakukan perjalanan untuk mengobati patah hatinya setelah bercerai. Indonesia menjadi salah satu lokasi perjalanan itu selain Italia dan India. Bali menjadi pilihannya selama di Indonesia.
Tepi Danau Batur menjadi salah satu lokasi syuting film itu selain tempat wisata populer lainnya yaitu Ubud, Gianyar dan Pantai Padang-Padang, Badung. Namun, dibandingkan dua tempat lain, lokasi syuting di Danau Batur ini kalah populer meskipun sudah disebut dalam peta Batur Global Geopark.
Selain disebut dalam peta Batur Global Geopark, tak banyak petunjuk lain di mana lokasi syuting itu dilakukan.
Jaringan Global
Batur Global Geopark sendiri merupakan kawasan seluas sekitar 37.000 hektar di kaldera Batur. Pada September 2002, Organisasi PBB urusan Pendidikan, Teknologi, dan Budaya (UNESCO) memasukkan Kaldera Batur ini sebagai bagian dari Jaringan Taman Bumi Global atau Global Geopark Network (GGN).
Sebagai bagian dari GGN, Kaldera Batur pun melakukan beberapa penataan. Pembuatan Museum Gunung Berapi Kintamani hanya salah satunya. Tempat-tempat penting pun ditata lebih serius untuk mengenalkan Batur sebagai salah satu kekayaan taman bumi di Indonesia dan satu-satunya di Bali.
Taman Bumi Batur merupakan satu kesatuan antara konservasi warisan geologi dan wisata. Bekas letusan dahsyat Gunung Batur Purba membentuk kaldera seluas 13,8 x 10 km, menjadikannya sebagai salah satu kaldera terbesar di dunia.
Di dalam kawasan Kaldera Batur ini terdapat dua objek utama sebagai tujuan wisata alam Kintamani yaitu Gunung Batur setinggi 1.717 meter dan Danau Batur seluas 7 x 1,5 km. Ribuan turis setiap hari menikmati dua objek wisata alam ini terutama dari titik di Desa Penelokan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Jaraknya sekitar 55 km atau 2 jam dari Denpasar ke arah timur laut.
Namun, lereng sisi timur Gunung Batur ataupun Danau Batur juga bisa menjadi pilihan menarik untuk jalan-jalan menikmati alam. Sisa-sisa dua letusan besar Gunung Batur ribuan tahun lalu menyisakan pasir di sisi barat gunung dan endapan vulkanik berupa batu hitam (ignimbrit).
Di sisi timur, terlihat jelas sisa-sisa aliran lava yang membeku dan membentuk batu-batu raksasa menghitam setinggi manusia. Batuan beku andesit dan batuapung ini terhampar di antara pepohonan pinus ataupun ampupu sepanjang jalan raya penghubung desa-desa di antara gunung dan danau, seperti Kedisan, Toyabungkah, dan Songan.
Berada di kaki Gunung Batur sebagian desa di sisi timur ini juga telah mengembangkan usaha pariwisata berbasis alam. Selain wisata mendaki Gunung Batur, kegiatan lain yang juga ada adalah mandi air hangat.
Wisata Berbasis Komunitas
Pada 3 Maret 2014, Menteri Kehutanan menetapkan kawasan ini sebagai Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Batur Bukit Payang. Luasnya 2.528 hektar dengan fungsi sebagai hutan wisata seluas 2.075 hektar dan kawasan hutan produksi terbatas seluas 453 hektar.
Penetapan status TWA Gunung Batur Bukit Layang ini diikuti dengan munculnya inisatif warga lokal untuk mengelola usaha wisata alam berbasis komunitas. Salah satunya adalah Ampupu Kembar yang berada di Desa Toyabungkah.
Dari semula hanya hutan ampupu tidak terawat, sekarang sudah ada penataan, seperti papan nama, ayunan, balebengong, hingga ornamen-ornamen kecil untuk duduk-duduk santai atau berswafoto.
Julia Roberts Point menjadi bagian dari semua penataan Kaldera Batur setelah penetapan sebagai anggota GGN ataupun TWA Gunung Batur Bukit Layang. Lokasinya berjarak sekitar 500 meter dari hutan Ampupu Kembar. Tidak ada petunjuk apapun sehingga lebih baik bertanya ke warga jika mau menuju ke lokasi tersebut.
Dari jalan raya utama beraspal Kedisan – Songan lokasinya masih sekitar 300 meter dengan kondisi jalan cukup untuk satu mobil tetapi berbatu dan berlubang. Setelah itu masih harus berjalan kaki naik turun bebatuan dan melewati kebun petani untuk sampai di lokasi yang dicari.
Dua balebengong terpisah di atas bebatuan bisa menjadi petunjuk akhir di mana Julia Roberts pernah berakting sebagai perempuan patah hati itu.
Sepi dan Tenang
Julia Roberts Point persis berada di pinggir danau dengan posisi menghadap desa Baliaga Trunyan persis di seberang danau. Ada papan resmi dari pengelola Batur Global Geopark berisi keterangan Lokasi Shooting Film Eat Pray Love sehingga meyakinkan bahwa di sanalah Julia Roberts memang pernah duduk diam merenung melihat dalam suasana sepi dan tenang danau terbesar di Bali itu.
“Iya, memang pernah dipakai syuting film beberapa tahun lalu. Banyak orang waktu itu. Saya dengar artisnya bernama Julia Roberts begitu,” kata Nyoman Radi, petani yang rumahnya persis berada di lokasi itu.
Namun, tentu saja petang itu tidak ada Julia Roberts di sana. Hanya papan penunjuk dari pengelola Batur Global Geopark sebagai bukti. Selebihnya, tempat itu terlihat masih alami. Tidak ada jalan khusus. Tidak ada penataan khusus.
Pengunjung bisa duduk-duduk di sana menikmati kecipak bunyi air danau atau memancing untuk menghilangkan galau atau mengobati kepenatan sehari-hari, layaknya Julia Roberts ketika berakting di sini. [b]