Belum lengkap jika ke Batur tanpa menyantap menu khas desa ini.
Sebagai danau terbesar di Bali, Danau Batur tak hanya menjadi sumber mata air penting tapi juga tempat berkembang biaknya ikan mujahir. Di danau ini terdapat beberapa keramba yang membudidayakan ikan air tawar tersebut.
Karena itu pula, berkunjung ke Danau Batur tanpa menikmati menu khas daerah tersebut akan kurang lengkap. Beberapa warung di sekitar danau yang juga jadi tempat wisata ini menjual menu khas Batur, ikan mujahir goreng.
Salah satu warung yang menyajikan menu ikan mujahir goreng tersebut adalah Warung Seked, begitu warga lokal menyebutnya. Warung ini tanpa papan nama seperti warung-warung lainnya. Namun, bisa dengan mudah ditemukan karena lokasinya persis di pinggir jalan menanjak begitu melewati pertigaan Kedisan – Batur ke arah Gunung Batur.
Selain para pelancong, umat yang bersembahyang pun banyak yang mampir warung ini terutama pada jam makan siang. Begitu pula dengan warga lokal.
Menu tunggal di warung ini adalah mujahir goreng. Cara memasaknya kurang lebih ikan mujahir digoreng kering kemudian dimasukkan dalam sambal genep khas Bali. Karena itu, bumbu basa genep tersebut pun meresap ke dalam ikan tersebut. Lembut dan gurihnya daging ikan mujahir pun berpadu segar dan pedasnya basa genep tersebut.
Ikan mujahir goreng bumbu basa genep ini biasanya disajikan bersama sayur oseng-oseng seperti kacang panjang dan kacang tanah. Namun, yang lebih segar adalah sayur kedelai hitam khas Bali atau jukut undis. Sayur segar dan pedas ini disajikan terpisah.
Seporsi menu ikan mujahir ala Warung Seked ini biasa dijual seharga Rp 15.000. Karena banyak pembeli, biasanya menu sudah habis sekitar pukul 3 sore.
Namun, ada warung lain berjarak sekitar 2 km dari Warung Seked. Lokasinya di tempat parkir kawasan wisata Toyabungkah di mana terdapat pemandian air panas. Karena itu warga setempat mengenal warung ini dengan nama Warung Tempat Parkir.
Selain mujahir goreng, warung ini menyajikan pula mujahir bakar. Bukanya pun sampai malam.