Empat hari pemutaran film dan diskusi.
Pada tahun 2013 ini, Udayana Science Club, Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Udayana yang aktif dalam bidang penulisan ilmiah dan kreatif akan mengadakan festival film. Kegiatan bekerja sama dengan Bentara Budaya Bali, lembaga kebudayaan nirlaba cerminan corporate social responsibility Kompas-Gramedia, ini adalah Festival Film Internasional Bentara Budaya Bali (FFIBBB). Temanya adalah Kebangsaan dalam bingkai cerita ‘Ibu dan Anak’
Festival ini adalah kegiatan nirlaba, di mana peserta dan penonton yang turut serta tidak dikenakan biaya masuk dalam bentuk apapun. Acara ini sepenuhnya bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi dan pembelajaran bagi generasi muda dan masyarakat pecinta film khususnya di Bali dan di Indonesia terhadap dunia perfilman tanah air maupun lintas bangsa.
Acara ini didukung oleh lembaga-lembaga kebudayaan dan konsulat jenderal negara sahabat di Indonesia, semisal Institut Française Indonesia (IFI) Jakarta, Pusat Kebudayaan Perancis Aliance Française Denpasar, Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut Indonesien, Pusat Kebudayaan Italia Istituto Italiano di Cultura Jakarta dan Konsulat Jenderal Italia di Denpasar, Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis, Japan Foundation Jakarta dan Konsulat Jepang di Denpasar, Konsulat India di Denpasar dan Pusat Kebudayaan India (Indian Cultural Centre) di Denpasar, dan Bidang Kebudayaan Kedutaan Besar Iran di Indonesia.
FFIBBB 2013 mengagendakan sejumlah Workshop (pre event) serta Putar Film Kebangsaan, Putar Film Hitam Putih: A Tribute to Maestro, Putar Film Lintas Bangsa, dan Hari Komunitas yang dijadwalkan pada 30 Agustus – 2 September 2013.
Festival ini akan digelar di tiga tempat yaitu Bentara Budaya Bali, Jl. Prof. Ida Bagus Mantra 88 A, Ketewel, Gianyar; Gedung Teater FK Universitas Udayana, Jl. PB Sudirman, Denpasar; dan STIKOM Bali, Jalan Raya Puputan No. 86 Renon, Denpasar.
Festival ini menghadirkan film-film karya sutradara peraih berbagai penghargaan, Cannes atau Oscar, seperti Mehboob Khan (India), Bahman Ghobadi (Iran), Giuseppe Tornatore (Italia), Jean-Pierre Jeunet (Perancis), Wolfgang Becker (Jerman), Dennis Bots (Belanda), serta karya sutradara Indonesia di antaranya karya Garin Nugroho (Surat untuk Bidadari), dan Riri Riza (Atambua 39 Derajat Celcius). Di samping itu akan digelar pula satu acara khusus ‘A Tribute to Maestro: Pemutaran Film Hitam Putih’, karya sutradara legendaris yakni Rashomon (Akira Kurosawa), The Kid (Charlie Caplin), serta Darah dan Doa (Usmar Ismail).
Selain pemutaran film yang berlangsung selama empat hari, diadakan pula satu sesi diskusi antara lain “Dilema Kebebasan, Sensor Dalam Film Indonesia”, dengan pembicara Nunus Supardi (Wakil Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia), “Atambua dan Sumba: Cerita Indonesia di Balik Kamera”, (pembicara Maria Matildis Banda), “Sosok Perempuan Dalam Sinema: Melintas Batas Entitas” (Pembicara Noorca Massardi, Antonella de Santis, Jean Couteau, dan Koes Yuliadi), serta diskusi bersama Lola Amaria tentang film terkininya “Kisah Tiga Titik” bersama Putu Fajar Arcana (Sastrawan dan Jurnalis). Secara khusus akan diadakan pemutaran film perdana (preview) berjudul Kamis Ke-300 yang dihadiri langsung oleh Happy Salma (Sutradara). Adapun keynote speaker pada FFIBBB 2013 adalah Garin Nugroho.
Karena keterbatasan kapasitas ruang untuk pemirsa, guna pengaturan kegiatan secara terencana dan terarah, kami panitia, sedini awal memberlakukan pemesanan tempat duduk dengan ketentuan tetap bebas bea (free).
Sebagai konfirmasi, informasi dan data-data perihal Festival Film dapat diakses melalui situs resmi festival: www.ffbb2013.wordpress.com. [b]
Teks dan foto dari Bentara Budaya Bali.