Persaingan bisnis semakin hebat.
Pelaku bisnis tak lagi berlomba unggulkan kualitas layanan dalam menjaring pelanggan. Kebanyakan akan gunakan iming-iming harga murah agar produk cepat terjual.
Teknik sales marketing gunakan permainan harga sudah ada sejak dulu. Hal ini akan beratkan perusahaan yang sudah cukup lama berdiri dan telah mempunyai banyak sumber daya serta biaya operasional lumayan besar. Rata-rata mereka akan bersaing dengan perusahaan-perusahaan baru berdiri yang gencar lakukan pemangkasan harga jual.
Persaingan inilah yang dirasakan oleh Sobek, operator rafting yang telah cukup lama berdiri di Bali. Perlu cara kreatif agar bisnis nya tetap jalan dan bisa berkembang saling menunjang. Salah satu caranya bergabung dengan Caldera Indonesia, sebuah perusahaan adventure dari Jakarta dan bekerja sama membuat Caldera Sobek Corporation.
Sejarah perjalanan ini diceritakan oleh Eelco Koudjis, Director of Caldera Sobek Corporation dalam acara Indonesia Marketing Association (IMA) Marketeers Forum. Kegiatan diadakan di salah satu hasil diversifikasi produknya yaitu The Pirates Bay, Nusa Dua.
Beragam latar belakang potensi mengemuka ketika ingin menaikkan pendapatan Sobek Rafting di Bali. Perusahaan di Jakarta banyak alokasikan dananya untuk team building. Bali menjadi lokasi menarik untuk ditawarkan. Masih menurut Eelco Koudjis lebih dari separo tamu hotel-hotel mewah di Nusa Dua adalah wisatawan domestik dari Indonesia.
Ini cukup mengejutkan karena tipikal orang Indonesia adalah suka nongkrong sedangkan di Nusa Dua jarang tersedia tempat itu. Ketika orang keluar hotel, sekadar untuk jalan kaki, mereka sering kebingungan karena jarak tempat nongkrong jauh.
Maka tercetuslah gagasan The Pirates Bay, sebuah tempat nongkrong bergaya ‘perompak’, bernuansa keluarga, berada di bibir pantai terkenal Nusa Dua. Kawasan ini dikelilingi hotel-hotel berbintang. Dari sinilah pihak manajemen menarik potensi Jakarta dan seluruh Indonesia untuk rasakan team building di Bali.
Begitupula menarik wisatawan untuk nongkrong berlama-lama di The Pirates Bay. Secara bersamaan pihak Sobek Rafting pun berkolaborasi memanfaatkan potensi market yang sudah tersedia.
Beragam teknik marketing dilakukan dan salah satu cara yang cukup menarik perhatian adalah memanfaatkan properti di The Pirates Bay, yaitu sebuah kapal perompak, seolah hidup bertengger besar diatas pasir. Kehadirannya mampu membuat alasan orang untuk narsis abadikan kehadirannya di The Pirates Bay, berfoto di depan kapal perompak dan sebarkan ke media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, dll.
Ketika proses pembangunan kapal berlangsung, ada sekitar 50 an orang berfoto-foto di depannya. Kadang cukup repot atur antara persilakan orang foto-foto dan kegiatan para tukang rampungkan kapal.
Setelah jadi pun ternyata lebih banyak lagi yang ber narsis ria. Tidak hanya berfoto di kapal namun semisal di rumah pohon, berfoto bersama kru yang berpakaian perompak, dan properti lainnya di The Pirates Bay. Tersebarlah secara gratis melalui sosial media.
Sebuah lontaran menarik berkalimat “Berikan alasan kuat seseorang untuk narsis” adalah pemicu bagi para marketer untuk memperluas branding bagi produknya secara mudah, gratis dan memasyarakat. Sudahkah Anda?