Popo Danes Architect kembali menggelar Architecture for Kids.
Workshop Arsitektur untuk anak-anak ini digelar yang kedelapan kalinya bersama Danes Art Veranda di Denpasar Minggu kemarin.
Workshop ini merupakan agenda rutin Popo Danes Architect dan Danes Art Veranda. Tujuannya untuk mendekatkan dunia arsitektur sejak dini khususnya pada usia anak-anak. Workshop yang juga sinergis dengan liburan sekolah kali ini diikuti 45 peserta dengan kelompok usia 5-11 tahun.
Popo Danes sebagai arsitek dan penggagas program ini menjelaskan bahwa dunia anak-anak yang sangat dekat dengan kreativitas khususnya menggambar menggugahnya untuk memperkenalkan gambar-gambar arsitektur. Dalam workshop arsitektur setidaknya peserta akan lebih mengetahui mengenai dunia arsitektur, apa dan bagaimana.
Peserta diberi kebebasan dalam berkreativitas dalam berkarya dan berkreasi. Selanjutnya peserta diajak berdialog sehingga nantinya memiliki daya ungkap tentang imaji yang mereka inginkan tentang gambar-gambarnya. Secara umum, menurut Popo, kegiatan ini juga sebagai upaya untuk mengenalkan profesi seorang arsitek sejak dini.
“Kegiatan ini sekaligus memberikan mereka kesempatan menggali minat, bakat, merangsang kreativitas dan gambaran tentang cita-cita sejak usia dini,” kata Popo.
Workshop yang dikemas santai dan edukatif ini terdiri dari dua sesi. Pertama, sesi menggambar dan mewarnai dengan tema “Rumah Impian”. Kedua, membuat bentuk tiga dimensi dari ”kota impian” atau yang sebut maket dari bahan kertas.
Peserta workshop dipandu tim Popo Danes Architect dan Melati Danes Interior.
Setelah panitia menyediakan materi dan peralatan, workshop dimulai dengan sesi pertama yaitu menggambar dan mewarnai. Pada sesi ini peserta melakukan secara individual. Mereka mengambar dengan imajinasi masing-masing tentang sebuah rumah tinggal impian mereka menggunakan media kertas A3, pensil warna dan crayon.
Peserta kemudian mempresentasikan karyanya di depan peserta lain. Salah satu peserta, Rhys, menggambar dan menceritakan rumah impiannya. Rumah impiannya menggunakan atap alang – alang dilengkapi kolam renang dan pool deck. Ia pun menggambarkannya dalam bentuk perspektif.
Lokasi acara pada tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Anak-anak diajak untuk belajar dan bermain langsung di dalam kantor arsitek. Anak-anak dapat melihat bagaimana sebuah kantor arsitek itu.
Setelah makan siang, kegiatan dilanjutkan ke sesi terakhir yaitu membuat maket. Kali ini peserta bekerja secara berkelompok. Pada sesi membuat maket, peserta ditantang untuk mewujudkan kota impian mereka ke dalam bentuk tiga dimensi.
Dengan dibantu tutor, peserta secara berkelompok dibimbing untuk menentukan macam-macam fungsi yang ada dalam sebuah kota, seperti rumah sakit, sekolah, pasar, perumahan, dll. Setelah menentukan fungsi bangunan yang akan dibuat, peserta kemudian dibimbing untuk menggambar bentuk pada selembar karton tebal yang akan digunakan sebagai alas.
Selanjutnya peserta mulai memilih warna kertas, memotong kertas, menyusun serta menciptakan bangunan-bangunan yang akan diletakkan di dalam kotanya. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk berimprovisasi dengan kota ciptaannya.
Tak ayal setelah maket terbentuk masing-masing kelompok mengungkapkan tentang kelebihan dari kota ciptaannya.
Kelompok 7 yang dipandu Kitty & Via membuat kota yang dilengkapi dengan sebuah gedung pencakar langit, rumah sakit, dan pelabuhan udara. Lain halnya kelompok 3 ayng dipandu Nano dan Sitha. Mereka melengkapi kota impian mereka dengan sebuah sarana olah raga renang yang dapat digunakan warga di kota impian mereka.
Usai acara, peserta diajak berfoto bersama dengan maket yang mereka buat. Tiap-tiap anak mendapatkan sertifikat tanda keikutsertaan dalam Architecture For Kids. Masing-masing peserta juga diberi t-shirt sebagai kenang-kenangan dari acara ini.
Mengisi liburan dengan pengetahuan mungkin menjadi alternatif pengembangan kepribadian anak-anak atas minatnya. Bidang arsitektur yang masih jarang dikenal khususnya bagi anak-anak menjadi bagian menarik dari apa yang telah dilakukan oleh Popo Danes Architect.
Jadi untuk liburan akan datang untuk yang ketinggalan dan belum sempat mengikuti workshop arsitektur bisa mengikutinya di Architecture For Kids 2015. [b]