Oleh Luh De Suriyani
Kementrian Negara Lingkungan Hidup (KLH) akhirnya merumuskan draft master plan pengelolaan ekosistem danau di Indonesia setelah hampir semua danau mengalami ancaman kerusakan. Hal ini didiskusikan pada pertemuan teknis penyelamatan danau regional Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi di Kantor Pusat Regional Lingkungan Hidup di Denpasar, Jumat kemarin.
“Masalah ancaman kerusakan ekosistem danau di Indonesia sangat kompleks. Di antaranya ilegal logging, konversi lahan, pencemaran air, pendangkalan, dan lainnya. Karena itu perlu disusun rencana aksi tata kelola danau di tiap daerah,” ujar Antung Deddy Radiansyah, Asisten Deputi Pengendalian Sungai dan Danau Kementrian Negara Lingkungan Hidup.
Jumlah danau di Indonesia terdiri dari 521 danau besar dan kecil. Kerusakan ekosistem terjadi karena adanya pemanfaatan sumber daya air berlebihan dan polusi. Misalnya untuk pertanian, dimana banyak petani masih menggunakan pupuk kimia, eksploitasi perikanan tangkap dan budi daya, dampak pariwisata, serta sebagai sumber daya tenaga listrik.
KLH Menetapkan 10 danau yang mendapat prioritas penanganan karena ancaman kerusakan dan multifungsinya bagi warga sekitar. Yakni Danau Toba, Maninjau, Singkarak, di Sumatera, Danau Tempe, Tondano, Poso, Matano dan Maninjau di Sulawesi, Limboto di Gorontalo, Rawa Pening di Jawa Tengah, dan Danau Batur di Bali.
Contohnya ancaman kerusakan di Danau Batur yang berlokasi di Kabupaten Bangli, Bali. Salah satu masalah besar adalah pencemaran air akibat pembuangan limbah domestik langsung ke danau. Kerusakan lingkungan sekitar adalah adanya penyempitan areal hutan, alih fungsi lahan, dan penyempitan sempadan danau akibat penguasaan lahan yang tak terkendali.
“Empat danau alam besar di Bali yaitu Danau Buyan, Tamblingan, Beratan, dan Batur berfungsi sebagai penyangga tata air. Bali sangat tergantung pada danau karena sumber-sumber air berasal dari danau. Kini erosi dan sedimentasi mengancam ketersediaan air danau,” ungkap Kepala Badan Lingkungan Hidup Bali Gede Putu Wardana membacakan sambutan Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
KLH memberikan draft rencana induk pengelolaan ekosistem Danau Batur. Semua program perbaikan direncanakan ditargetkan selesai tahun 2018.
Misalnya untuk kawasan wisata sekitar danau Batur, masalahnya adalah pembangunan fasilitas pariwisata seperti hotel, villa yang terpencar dan padatnya bangunan fisik sehingga menghalangi view ke danau. Upaya pengelolaannya dengan menetapkan batas zonasi kawasan wisata yang boleh dibangun.
Untuk menanggulangi erosi dan sedimentasi, caranya dengan reboisasi lahan terbuka serta pembuatan tanggul pinggir danau.
Salah satu obyek wisata paling ramai sekitar Danau Batur adalah di area Panelokan, rest area dimana turis bisa melihat view langsung Danau dan Gunung Batur. Makin tak terkendalinya pembangunan pemukiman dan tempat wisata membuat pandangan terhalang.
Antara tahun 1997-2007 disebutkan telah terjadi perubahan yang signifikan dalam penggunaan lahan di Kecamatan Kintamani, lokasi Danau Batur ini. Peningkatan penggunaan lahan mengakibatkan pengurangan luas hutan rakyat sebesar 973 hektar (12%). Pemanfaatan lahan didominasi pemukiman dan penunjang pariwisata.
Kegiatan strategis dan paling mendesak menurut analisa KLH adalah sertifikasi kewenangan pengelolaan danau. “Sertifikasi ini belum ada sehingga tidak jelas kewenangan pengelolaannya di tingkat kabupaten atau provinsi,” ujar Antung.
Rencana aksi lainnya adalah penataan batas terluar dan sempadan danau, pembentukkan kelembagaan danau, penataan ruang danau sesuai daya dukungnya seperti zona green belt atau ecotourism. Tertulis juga soal rehabilitasi catchment area danau seperti pembuatan sumur resapan dan bak penampung. Upaya penurunan beban pencemaran danau dilakukan mislanya dnegan membuat septic tank komunal bagi warga sekitar mnjadikan danau sebaga pembuangan limbah domestik. Pemanfaatan eceng gondok dan kotoran ternak sebagai biogas.
Rencana aksi lain adalah pengerukan sedimen danau dan dimanfaatkan untuk batu bata atau pupuk organi, serta pemberdayaan masyarakat sekitar danau. [b]