Teks dan Foto I Putu Adi Susanta
Bayi perempuan mungil lucu itu tergolek dalam boks transparan kecil berukuran kira-kira 30 x 40 cm persegi dan beralas perlak, semacam alas terbuat dari kulit sintetis tidak tembus cairan. Dia berselimut hijau muda motif bunga. Umurnya baru satu bulan, kulitnya putih kemerahan, matanya belum bisa terbuka sempurna, masih sipit, hanya bisa terbuka sebentar lalu menutup lagi.
Di papan yang terpasang pada boks terdapat nama Winda. Menurut perawat di sana Winda adalah nama ibu yang melahirkan. Maka, bayi inidiberi nama Bayi Winda, sesuatu yang lazim dilakukan untuk bayi yang baru lahir dan belum mempunyai nama tetap. Mereka meminjam nama ibunya dulu.
Bayi Winda adalah satu dari tiga bayi telantar di Rumah Sakit Sanglah pekan ini. Satu di antaranya bahkan telah meninggal dunia karena terlahir prematur. Beruntung bayi Winda kondisinya baik walau sebelumnya sudah didiagnosa menderita suatu penyakit.
Sebelum berada di RS Sanglah, bayi Winda lahir di sebuah klinik bersalin. Karena menderita kelainan, dia lalu dirujuk ke RSUP Sanglah. Ibunya langsung yang mengantarkan saat itu. Dia bahkan sempat beberapa hari menemani sang jabang bayi. Sekian hari kemudian sang ibu tidak terlihat lagi di ruangan bayi tanpa ada kejelasan. Pihak rumah sakit telah berusaha menghubungi lewat telpon dan ke alamat yang diberikan. Tetapi, semuanya fiktif.
Demkian juga dua bayi yang lain, Bayi Munawaroh, yang keadaanya hampir sama dengan bayi Winda dan bayi Nurlela yang telah terbujur kaku di kamar jenazah. Seluruh keterangan tentang keberadaan orang tuanya telah ditelusuri tetapi tetap tidak medapatkan hasil. “Kalau terlalu lama berdiam di sini takutnya bayi-bayi sehat ini menjadi tertular penyakit,” kata ibu perawat.
Entah apa yang menjadi pemikiran orang yang telah tega menelantarkan bayi-bayi tak berdosa ini. Apakah karena biaya atau karena aib hasil hubungan gelap atau ada hal yang lain.
Jika dikatakan karena masalah biaya, kan masih ada dinas sosial dan program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) dari Gubernur Bali yang bisa dipergunakan untuk keringanan biaya perawatan di rumah sakit. Yang jelas tindakan ini sangat tidak manusiawi, tidak bisa dicari di mana letak pembenarannya.
Masih banyak pasangan yang telah lama menikah belum mempunyai keturunan sangat berharap mendapatkan karunia seorang jabang bayi dari Tuhan. Mereka-mereka ini malah dengan seenaknya menelantarkan.
Maafkanlah ibumu ya nak, mungkin beliau merasa tak kuasa merawatmu hingga kamu besar, kelak jika kamu sudah dewasa dan memahami arti hidup hampirilah ibumu, sayangilah beliau walau kamu tidak pernah mendapatkanya dari sejak pertama dilahirkan. [b]
Pertama, tulisannya TuADi makin mantap nih… Kedua, saya setuju dengan pendapat Anda bahwa “Masih banyak pasangan yang telah lama menikah belum mempunyai keturunan sangat berharap mendapatkan karunia seorang jabang bayi dari Tuhan. Mereka-mereka ini malah dengan seenaknya menelantarkan…”
Mih..dipuji sama master blogger, jadi malu saya.
Trims supportnya bli.
waha… aku barusan jg nulis bayi baru terlantar di sanglah.
makin banyak kasus, berarti ada suatu kondisi yg memaksa begitu.
btw, putu adi udah pro banged nulisnya… weleh weleh, harus bersiap mengasah golok, eh otak ni.
waks..mbok Lode bisa aja, mujinya kelewatan, itu gara-gara editan mas Anton yang mantap.
Kondisi pemicu biasanya sih karena keadaan ekonomi dan rasa malu/aib.
Kenapa banyak terdapat di Sanglah, itu karena RS ini RS rujukan Bali dan Nusra. Kasus parah dan rada aneh langsung deh dikirim kesini.
Trims mbok, saya selalu butuh koreksinya.
sangat miris memang mendengarnya tapi hal seperti ini serasa sudah biasa dan tidak asing lagi bwt kita. Kemiskinan harta dan kemiskinan moral biasanya yg menjadi biang keladi dari perbuatan seperti ini
sekarang by winda sudah lebih sehat,, terima kasih sudah diberitakan,, smoga cepat mendapatkan orang tua yg benar2 sayang.
*sy seorang paramedis yg bertugas d ruang cempaka rs sanglah tempat by winda d rawat*
apakah bayinya msh ada ?
saya sujiin berkeinginan utk mengadopsi salah satunya mohon bantuannya. tolong hubungi saya di nomor 021-7651358 atau 021-90270262
macan saja tidak akan menelantarkan anaknya, kenapa manusia bisa..
saya juga sama dengan sujiin. bisa kasih info gak bagaimana caranya adopsi bayi² terlantar tsb? tengkyu…