Bersiaplah untuk menikmati kolaborasi lintas-negara dan kota ini.
Cata Odata berkolaborasi dengan The Necessary Stage, Singapura dan WAFT-LAB, Surabaya akan mengadakan pementasan monodrama berjudul ‘Untitled Cow Number One’ (UCNO) atau ‘sapi tak berjudul nomor satu’ di GEOKS Art Space, Singapadu, Bali pada 23-25 Maret 2018 nanti.
Acara ini merupakan bagian dari CO.Lab, singkatan dari Cata Odata Laboratory. Program ini untuk meningkatkan pertemuan antara para seniman dan pelaku kreatif dari latar belakang sosial budaya berbeda. Ratna Odata, salah satu pendiri Cata Odata mengatakan CO.Lab, terbuka bagi mereka yang memiliki semangat untuk berkolaborasi serta berbagi pengalaman dan pengetahuan.
Ratna menambahkan program ini diadakan setidaknya setahun sekali diikuti dengan workshop kreatif dan sesi percakapan bersama. “Kali ini dengan para tim UCNO,” kata Ratna.
Monodrama ini akan dipentaskan dua kali pada Jumat, 23 Maret dan Sabtu, 24 Maret 2018 pukul 19.00 WITA. Durasi pertunjukan sekitar 30-40 menit. Setiap pertunjukan akan ditutup dengan diskusi selama 30 menit di mana para peserta bisa terlibat dalam percakapan dengan tim kreatif dan produksi dari UCNO.
Produksi ini terwujud dengan bantuan dan dukungan dari para individu, profesional, dan komunitas teater lokal. Di antaranya adalah Prof. Dr. I Wayan Dibia, SST., MA yang melanjutkan warisan GEOKS Art Space untuk tetap berkontribusi dalam mengembangkan skena seni lokal, Anom Wijaya Darsana dari Antida Music Productions yang aktif terlibat di berbagi bidang industri seni pertunjukan, perusahaan sewa sistem dan produksi pencahayaan Circle Lighting di Bali, serta Uma Seminyak sebagai ruang inklusif yang selalu mewadahi acara-acara kreatif anak muda.
UCNO memiliki beberapa program pendamping seperti lokakarya akting oleh Gloria Tan, DIY sound device (swakriya perangkat suara) oleh WAFT-LAB dan sebuah diskusi terbuka mengenai pentingnya praktik interkultural pada penciptaan seni pertunjukan.
Semua rangkaian acara ini akan berlangsung pada Minggu, 25 Maret 2018, secara bergantian dari pukul 14.00-18.00 WITA di rumah seni Cata Odata, Ubud.
Monodrama adalah drama yang dimainkan atau dirancang untuk dimainkan oleh seorang aktor. Berbeda dengan monolog yang adalah cuplikan dari naskah atau ide cerita utuh, monodrama memiliki komposisi utuh layaknya drama yang memiliki babak awal, tengah dan akhir.
Monodrama UCNO adalah naskah yang dibuat oleh Haresh Sharma, penulis naskah tetap The Necessary Stage sejak 1990. Sepuluh naskahnya telah dipentaskan, dialihbahasakan ke bahasa Malaysia, China, Yunani, dan Italia. Ia juga telah berpartisipasi di sejumlah festival penulis internasional.
Naskah UCNO sendiri sudah pernah ditampilkan di Macau International Fringe Festival (2000), Asian Theater Festival di Busan (2002), National Theatre Festival di New Delhi (2003), dan M1 Fringe Festival di Singapore (2015).
Pada pementasan ini, Gloria Tan hadir sebagai aktor yang membawakan sebuah cerita tentang perjalanan masa 12 hari berkabung dari seekor janda sapi. Pertunjukan ini akan dibagi menjadi 12 bagian dan dilengkapi dengan teks terjemahan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia yang tersedia pada layar untuk hadirin.
Gloria Tan berbagi mengenai bagaimana ia melihat dirinya berproses sejauh ini. Teksnya bisa dikatakan cair dan terbuka terhadap berbagai interpretasi dan untuk penampilan khusus ini. “Saya mendasarkan struktur emosional peran sesuai dengan kehilangan dan kesedihan personal yang pernah saya jalani, dan mungkin masih saya alami. Bentuk interpretasi ini ada untuk saya, akan selalu tumbuh dan selalu berubah, tergantung aktor yang memerankannya,” kata Gloria.
Alvin Tan, pendiri The Necessary Stage, punya alasan sendiri mengapa The Necessary Stage memilih naskah ini untuk dibawa ke Bali berujar. “Untitled Cow Number One adalah salah satu naskah Haresh yang paling terbuka melibatkan seniman lain sebagai kolaborator,” kata Alvin.
Dia menambahkan tema ini pun dapat dimaknai secara universal, tentang kondisi manusia yang menginvestasikan semua emosi yang dimilikinya dalam satu sumber kebahagiaan, dan kehilangan identitas di saat hubungan tersebut berakhir.
UCNO membawa seluruh tim melalui perjalanan karib yang disarikan ke dalam pementasan 1 jam ini. “Itu adalah sesuatu yang ingin kami bagikan kepada teman-teman di Bali. Untuk bertukar pikiran dan melihat bagaimana, mengapa, dan di mana kita terhubung,” ujarnya.
WAFT-LAB, sebuah kolektif yang sudah lebih dari 10 tahun aktif dalam pengembangan seni interdisipliner di Surabaya melibatkan 6 personilnya untuk membuat bentuk audio dan visual pementasan ini. Salah satu pendirinya, Helmi Hardian mengatakan ini adalah kali pertama WAFT-LAB membuat karya untuk pementasan teater.
“Kami selalu mengerjakan wilayah audio, visual, atau pencahayaan di proyek-proyek sebelumnya. Yang berbeda kali ini adalah kami harus mendukung emosi di setiap babak yang kemunculannya selalu berbeda, runut, dan kadang malah tiba-tiba berubah. Kami bereksperimen dengan memahami naskah, berdiskusi, mencari referensi, dan jamming bareng. Sering kami mengutak-atik alat musik dan membuat simulator pencahayaan untuk coba-coba,” Helmi menjelaskan.
Untuk pementasan ini, WAFT-LAB membuat pencahayaan dalam bentuk poligonal sederhana yang dapat berubah bentuk saat animasi dijalankan di setiap adegannya. Eksplorasi suara yang mereka lakukan pun akan dijadikan sebagai latar. Ini semua agar harmoni antara aktor, suara, dan cahaya dapat berjalan secara beriringan.
Pendaftaran tempat duduk dengan donasi telah dibuka. Informasi selanjutnya mengenai reservasi tempat dan pendaftaran workshop, hubungi Cata Odata melalui surel, Instagram, atau Facebook Page.
Tentang Para Kolaborator:
Cata Odata
Sebuah rumah seni dengan pendekatan interdisipliner berbasis di Cata Odata, Ubud, Bali. Berkeyakinan bahwa seni adalah sebuah ekspresi tanpa batas yang bisa dinikmati secair mungkin, Cata Odata mengadopsi pendekatan interdisipliner dalam merancang berbagai program dan kegiatannya.
Misi utama Cata Odata adalah tumbuh bersama dan memfasilitasi daya berkesenian para pelaku seni terutama yang ada di Bali dan Jawa Timur, menyuguhkan karya yang merespon pada upaya pembacaan konteks yang berlaku bagi penikmatnya baik di ranah lokal maupun global.
The Necessary Stage
Dibentuk pada 1987 oleh Direktur Artistik, Alvin Tan, The Necessary Stage (TNS) adalah perusahaan teater nirlaba dengan status amal di Singapura. Misinya adalah menciptakan teater yang menantang, otentik, dan inovatif. TNS didukung oleh Dewan Kesenian Nasional Singapura di bawah Skema Perusahaan Besar untuk periode 1 April 2017 sampai 31 Maret 2020 dan juga penyelenggara M1 Singapore Fringe Festival yang diadakan tahunan.
TNS mendapatkan kehormatan menjadi satu-satunya perusahaan seni di Singapura yang dipimpin oleh dua penerima Cultural Medallion: Alvin Tan, Direktur Artistik, dan Haresh Sharma, Penulis Naskah Tetap. Setelah menampilkan lebih dari 100 naskah asli di Singapura dan luar negeri, TNS fokus untuk membuat terobosan dengan membuat olahan segar dari konten lokal dan penjelajahan antarbudaya. Sebagai bagian dari upayanya dalam pengarsipan digital, TNS juga telah meluncurkan arsip online di tnsarchive.com yang terbuka untuk umum.
WAFT-LAB
Adalah inisiatif interdisiplin di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, berbasis semangat swakriya melalui praktik seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi tepat guna. Sejak tahun 2011 WAFT-LAB menginisiasi beragam kegiatan yang bertujuan untuk menggali gagasan baru dan membangun jaringan kerja kolektif berkelanjutan.
Fokus mereka ada pada pendekatan lokal dan sudah banyak terlibat proyek seni / residensi seniman di Indonesia dan negara negara lainnya. Mereka telah secara aktif menyelenggarakan workshop untuk berbagi pengetahuan baik berbayar maupun tidak berbayar. Workshop tersebut memfasilitasi eksperimen dan eksplorasi rangkaian elektronik dasar sebagai instrumen suara. [b]