Perupa satu ini menyajikan hal berbeda.
Melihat karya perupa di medium kanvas sering dijumpai. Berbeda dengan apa yang dilakukan perupa satu ini. Dia mengeksplorasi imajinasinya menggunakan sebuah kaos jadi media berkarya.
Perupa bernama Dewa Made Johana merasakan kegelisahan pada dirinya mentok dalam pikiran. Pergolakan inilah melahirkan idenya melakukan sesuatu yang belum pernah sama sekali ia lakukan.
Seni rupa dan fashion dikembangkan secara sedemikian rupanya. Johana lebih memilih seni rupa genre cukilan rujukan berkarya dalam hal ini media yang tak lazim bagi dirinya. Kaos adalah ruang pilihan berkarya. Menurutnya, hal itu karena dunia fashion lebih relevan bisa mengkombinasikan seni rupa agar penikmat bisa menikmati secara langsung.
“Baru pertama kalinya saya berkarya di luar kebiasaan. Karena melihat fashion seni rupa bila dikolaborasi dalam kaos lebih bisa dinikmati secara langsung,” kata perupa muda asal Banjar Silungan, Ubud, Gianyar ini.
Dia mengaku menyukai cara membuat cukilan (woodcut) yang biasa dicetak di kertas/kanvas. Percobaan yang dilakukan hasilnya juga sangat bagus, akhirnya Johana kecanduan membuat sablonan baju dengan teknik Lino cut/wordcut. Kesan membedakan dari sablon baju pada umumnya dibuat dengan cetak miring.
Cukilan merupakan seni cetak relief dalam seni grafis di mana gambar di atas papan, karet Lino, pahatan dicukil menghasilkan gambar yang dicukil atau dipahat nampak warna putih sementara yang tidak lebih nuansa gelap.
Masalah pemesanannya, Johana sementara lewat teman dan masih bergutat di sosial media. “Respon atas karya saya banyak yang kepengen menggunakan kaos itu,” tutur perupa lulusan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, jurusan Pendidikan Seni Rupa ini. [b]