Masakan tak sekadar hidangan untuk mengenyangkan perut.
Ada cerita-cerita di balik setiap makanan dan penyajiannya. Makanan memiliki makna simbolik dan tradisi menggambarkan lingkungan dari mana dia berasal. Maka, memasak tidak sekadar sebuah teknik mengolah makanan.
Dia juga memiliki nilai budaya yang membuatnya lebih dari sekedar rasa enak.
Penerbit Lintas Kata Bali menerbitkan buku berjudul Rahasia Masakan Legendaris Jawa. Buku ini berisi resep-resep dan cerita di balik makanan dalam tradisi lingkungan keraton Jawa. Buku yang ditulis Rr. Reki Mayangsari Tjitrowardojo ini akan diluncurkan pada 7 Juni 2015 pukul 14.00 WITA di Bar Luna, Casaluna, Ubud.
Buku ini membahas beberapa jenis masakan dan maknanya dengan susunan yang disesuaikan dengan siklus kehidupan. Mulai dari masa kehamilan, kelahiran, pernikahan, dan kematian. Makna di balik makanan-makanan itu rata-rata merupakan doa dan harapan. Para leluhur menyampaikannya secara turun-temurun sejak zaman dahulu kala.
Sebagai contoh yaitu sambal tumpang. Sambal ini merupakan hidangan yang disajikan pada saat upacara siraman dalam prosesi pernikahan serta disajikan pula pada upacara menstruasi. Hidangan ini merupakan simbol harapan bagi orang Jawa agar di masa depan anak-anak mereka tidak berada di posisi bawah tapi di atas.
Tumpang, bahasa Jawa, dari kata temumpang yang artinya berada di atas.
Peluncuran buku ini merupakan rangkaian acara Ubud Food Festival yang diselenggarakan pada 5-7 Juni 2015. Acara peluncuran buku Rahasia Masakan Legendaris Jawa terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya.
Informasi acara bisa menghubungi Rosa Herliany 0815-1434-5473. [b]