Pernah tercebak macet saat mau jalan-jalan di Bali?
Kemudian muncul khayalan Anda ingin sekali saat turun dari pesawat dan keluar dari pintu gerbang Bandara Ngurah Rai, jalan kaki 5 menit ke arah timur, selanjutnya menyebrang jalan dan sampailah Anda di sebuah objek wisata yang wah? Saya jamin khayalan Anda segera terwujud.
Saat baru menginjakkan kaki di Bali tentunya para pelancong ingin segera menyatroni tempat-tempat wisata Bali. Tidak mungkin kan baru sampai di Bali sudah langsung balik ke daerah asalnya. Selama ini kita ketahui bahwa objek wisata paling dekat dengan bandara adalah Pantai Kuta dan Nusa Dua. Untuk mencapai tempat tersebut membutuhkan kendaraan baik mobil ataupun motor agar lebih cepat sampai.
Pernah mendengar Tuban Bali? Mungkin dipikiran kita kalau mendengar Tuban Bali identik dengan Bandara Ngurah Rai, yang merupakan pintu gerbang keluar masuknya para penikmat pulau surga ini. Selain bandara, mungkin Anda sering melihat hutan bakau atau mangrove di Tuban. Tentunya kalau dilihat dari atas atau samping saja tidaklah menarik. Bagaimana kalau kita jalan-jalan di tengah hutan mangrove? Coba banyangkan serunya seperti apa.
Setelah menempuh perjalan udara yang jauh, tidak ada salahnya Anda untuk mengunjungi tempat wisata yang mudah dijangkau dari bandara. Sekadar refreshing dan tentunya tidak terkena macet. Bahkan bisa ditempuh dengan hanya jalan kaki kurang lebih 5-6 menit. Bagi sebagian orang mungkin tidak percaya kalau ada objek wisata yang dekat dengan bandara Ngurah Rai apalagi bisa dituju dengan jalan kaki.
Objek wisata apakah itu gerangan? Ekowisata Wanasari adalah jawabannya. Sebuah Ekowisata yang dikelola oleh kelompok Nelayan Wanasari di Desa Tuban.
Para nelayan ini mengelola hutan mangrove menjadi tempat wisata yang benar-benar nyaman, bersih sejuk serta banyak pasiltas yang memanjakan kita. Salah satunya adalah gazebo di tengah laut. Untuk menuju gazebo ini kita akan melewati pos tiket dan parahnya kita cukup membayar hanya Rp 3.000. Sangat murah bukan?
Tapi tempatnya tidak murahan karena setelah melewati post tiket, kita akan berjalan diatas jembatan yang terbuat dari bambu dan kayu. Jembatan ini berada di tengah hutan mangrove dan di antara keramba kepiting milik nelayan Wanasari. Dibayangkan saja sudah menyejukan hati, apalagi langsung datang ke Ekowisata Wanasari ini.
Ekowisata Wanasari dikembangkan dan dikelola menggunakan konsep ekonomi yang tetap menjaga keseimbangan alam. Artinya nelayan akan menjadi lebih sejahtera dan hutan mangrove tetap terjaga kelestarian. Ini terlihat dari pemilihan bahan yang digunakan untuk pembangunan gazebo dan jembatan. Semuanya menggunakan bahan yang ramah lingkungan yaitu kayu, bukan beton.
Agus Diana selaku sekretaris Kelompok Nelayan Wanasari menuturkan terbentuknya ekowisata Wanasari dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk menyejahterakan nelayan dengan melestarikan mangrove. Awalnya tempat ini hanyalah tambak kepiting bakau, kemudian tebentuklah ide untuk mengembangkannya menjadi ekowisata.
Ke depannya ekowisata Wanasari ini akan terus dikembangkan. Salah satunya akan adanya paket tour, kurang lebih sepuluh paket. Lima paket di antaranya merupakan paket pendidikan tentang mangrove dan budidaya kepiting. Tujuan paket pendidikan adalah untuk menyadarkan warga akan sangat pentingnya hutang mangrove bagi kehidupan manusia. “Untuk menyadarkan warga bahwa hutan mangrove merupakan benteng terluar dan terakhir Bali dari tsunami dan abrasi,” kata Agus Diana.
Selain bisa berekowisata, kita juga bisa mendapatkan banyak ilmu tentang mangrove dan ekologinya di Ekowisata Wanasaari. Semoga liburan di Bali menjadi lebih berkesan setelah mengujungi Ekowisata Wanasari. [b]
Thanks banget atas tulisan mr.Osila….. thanks alot and plus jempolnya
sama sama Pak Agus, semoga Ekowisatanya semakin maju..
om swastyasyu,saya tertarik dengan ekowisata wanasari dan ingin menuangkannya dalam penelitian saya,apa saya boleh tau siapa pengelola dari ekowisata wanasari??karena saya ingin mencari beberapa data terkait penulisan saya dalam hal mempromosikan ekowisata wanasari…terima kasih sebelumnya…