• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Wednesday, November 12, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Wajah Bali Mana yang Kau Dambakan?

Komang Yuko by Komang Yuko
3 October 2024
in Kabar Baru, Lingkungan, Opini
0 0
0
Bali Selatan, permasalahan sampah dan macet terus bergulir. Foto oleh: Yuko/BaleBengong

Oleh: Justia

“Asal kamu dari mana?”

Ketika menjawab bahwa saya adalah orang Bali, ekspresi yang serius hadir di awal dari si penanya adalah rasa terkagum-kagum.

Namun, percakapan ini tentunya tidak selesai sampai di sana. Seringkali rasa kagum yang diutarakan terhadap pulau dewata atau berujung pada sebuah kritisasi kecil atau semacam kekecewaan atas bagaimana wajah Bali sekarang.

Perubahan karakteristik sebagian orang Bali yang menurut mereka, wisatawan menjadi materialistis, mengubah sifat keterbukaan dan keramahtamahan. Kemacetan di Bali sebagai dampak buruk infrastruktur yang dibangun serta kekecewaan terhadap perkembangan pesat pembangunan di kawasan-kawasan pariwisata menjadi highlight bagaimana mereka, wisatawan sebagai wajah Bali sekarang.

Pembangunan yang sifatnya progresif pasca pandemi menjadi satu konsiderasi tidak hanya bagi warga Bali, namun bagi para wisatawan yang sudah beberapa kali mengunjungi Bali. Ketidakpekaan pemerintah terhadap perencanaan tata ruang yang baik, ambisi pemilik tanah di kawasan pariwisata yang menciptakan stigma betapa materialistisnya masyarakat Bali saat ini serta ketidaksiapan infrastruktur yang dapat mengakomodasikan pertumbuhan pembangunan yang progresif ini.

Lain lagi dengan Putri yang datang ke Bali awalnya sebagai wisatawan lokal yang menikmati Bali sebelumnya dengan kacamata wisatawan. Mengungsi lokasi-lokasi dengan bangunan gaya Bali dan pantai-pantai yang bersih dan mengakomodasi keperluan wisata tersebut.

Untuknya, dengan tinggal di Bali, membuatnya sadar bahwa dengan kacamata yang dipakai sebelumnya menjadikannya berpandangan pesimis terutama bagaimana berita-berita yang muncul terhadap tidak bersinerginya pembangunan dengan pelestarian lingkungan menjadikannya tersadar, bahwa apa yang dinikmatinya sebagai wisatawan datang dengan biaya yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan.

Melihat hal tersebut, saya mewawancarai dua warga, di mana satu warga merupakan seorang mahasiswi yang berasal dari Bali dan satu warga yang merupakan seorang pekerja lepasan yang telah tinggal di Bali selama lebih dari dua tahun.

Lily, yang merupakan seorang mahasiswa Bali merasa pesimis terhadap bagaimana wajah Bali di sepuluh dua puluh tahun mendatang. Berdirinya mall-mall besar di rasanya tidak memenuhi standar regulasi PUPR yang memiliki dampak infrastruktur terhadap kemacetan juga menjadikan Bali yang dulunya pulau budaya, merupakan modernisasi kapitalisme sebuah kota.

Pernyataan keduanya menjadikan saya bertanya, wajah Bali yang saya dahulu banggakan, apakah akan berubah menuju arah yang tidak baik?

Mengapa pernyataan dua warga daru profil yang berbeda mengaku pesimis atas tampak sosial pembangunan yang terasa ambisius tanpa adanya nahkoda yang baik dari pemerintah, baik pemerintah daerah sendiri maupun pengawasan pemerintah pusat.

kampungbet
Tags: Bali kiniKJW WRIWRI Indonesia
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Komang Yuko

Komang Yuko

Related Posts

Ubud yang Tenang Berubah Bising dan Macet

Pengembangan Kawasan Rendah Emisi di Sanur dan Ubud

19 September 2025
Transformasi Digital dan Jejak Ritual di Subak Kedisan Kaja

Transformasi Digital dan Jejak Ritual di Subak Kedisan Kaja

9 September 2025
Memori Sesetan Dulu dan Kini

Memori Sesetan Dulu dan Kini

12 July 2024

Mau ke Mana Bali?

11 July 2024
Lima Kegiatan Asyik Melali di Pantai Sanur

Refleksi Singkat Kemacetan Sanur 2024

10 July 2024

Refleksi Singkat Kemacetan Sanur 2024

10 July 2024
Next Post
Pekerja PLTU Celukan Bawang Protes Kebijakan Tenaga Kerja Baru

Pekerja PLTU Celukan Bawang Protes Kebijakan Tenaga Kerja Baru

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Inilah Panduan Nyepi Tanpa Internet Tahun Ini

Tersingkir di Tanah Sendiri

12 November 2025
Memanen Air Hujan dan Biogas, Teknologi Tepat Guna bagi Petani Bali yang Terabaikan

Ketimpangan Sumber Daya di Balik Krisis Air Tanah Bali

12 November 2025
Koalisi MUAK Tolak Gelar Pahlawan Soeharto

Koalisi MUAK Tolak Gelar Pahlawan Soeharto

11 November 2025
Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

10 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia