
Belasan perempuan muda dan tua memimpin pembersihan lokasi pembuatan struktur sebelum pulang. Menyelesaikan pekerjaaan hari itu. Ketika para perempuan pekerja ini mulai memunguti sampah plastik seperti sisa bungkus es dan botol minuman, para pekerja laki-laki mengikuti.
Dalam sekejap, lokasi di pesisir laut Desa Pacung, Buleleng ini sudah tak terlihat sampah anorganik. Ada sejumlah titik tong sampah yang memudahkan pekerja mengumpulkan sampahnya.
Komang Suarini, salah satu pekerja perempuan mengatakan mereka sudah terbiasa bekerja di proyek bangunan. “Biasanya proyek villa, selain itu pelihara ternak,” ujarnya. Para perempuan yang bekerja di proyek biasanya mengangkut batu pilah alam. Namun setelah pandemi, mereka tidak ada order. Jumlah pekerja perempuan yang terlibat di Desa Pacung sedikitnya 30 orang, mereka mengaku mulai kerja jam 7 pagi. “Sudah selesai masak,” seru mereka kompak.
Sejumlah perempuan menyebut baru pertama kali lihat pembuatan struktur yang diketahuinya untuk terumbu karang di bawah laut.
Salah satu perempuan lainnya adalah Wayan Sumatri. Ia mengatakan anaknya dirumahkan saat bekerja di sebuah restoran di Jimbaran. Karena itu ia harus kerja keras untuk memastikan kebutuhan pangan keluarga.
Gede Kardiana, Kepala Desa Pacung terlihat bersama warga dalam proses pembuatan ini. Lokasi pembuatan berada di pinggir pantai, di bawah pepohonan termasuk kelapa yang membuat lebih teduh. Angin laut pun memberi kesejukan di tengah panas terik November yang harusnya sudah musim hujan.
Ia menyebut yang diutamakan terlibat adalah warga yang menganggur, termasuk para perantau yang kembali ke kampung. Jumlah warga yang terlibat di Pacung sekitar 130an orang. Pertanian yang menyokong hidup warga tak banyak, hanya musiman seperti jagung, kacang, yang tergantung pada musim hujan.
Selain itu ada 3 kelompok nelayan yang menangkap ikan, cumi, tongkol. Di kawasan perlindungan, Desa Les menetapkan larangan mancing dan nembak ikan. “Rencana mengembangkan wisata bahari, pertanian gula merah dan produksi arak juga,” sebut Kardiana. Salah satu spot yang ramai dikunjungi adalah Pura Ponjok Batu.
Ia baru menjabat jadi Kepala Desa sejak Januari 2020 setelah kembali dari meratau sebagai supir di kawasan wisata Seminyak, Kuta pada April 2019. Praktis, ia baru aktif bekerja sebagai Kades saat pandemi Covid-19 ini.
Nyoman Putra, Koordinator Lapangan Desa Pacung adalah Koordinator Pokmaswas Kerta Winangun. Ia menyebut atraksi yang makin digemari adalah fotografi macro untuk satwa mungil bawah laut seperti fishfrog, nudibranch, dan lainnya.
Struktur yang dibuat selain fishdome dan rotibuaya adalah patung aneka satwa laut. Misalnya pari manta, lumba-lumba, penyu, hiu martil, hiu gergaji, clownfish, dan lainnya. Ia menyebut ada rencana buat serangkaian patung melasti, prosesi parade ritual penyucian di sumber air. Namun, tukangnya hanya mau kerja borongan di bengkelnya, tidak di lokasi. Tim Pacung lalu mengubah konsep patung dengan kreator anak muda setempat yakni satwa laut. Selain itu taman laut Desa Pacung ini juga akan dibuatkan gapura tradisional dengan tinggi 1,5 meter.
Kementerian Kelautan dan Perikanan mengungkapkan ICRG di Provinsi Bali akan dibangun dengan anggaran APBN KKP yang bersumber dari dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp111,2 miliar. Adapun targetnya ialah pembentukan kebun karang seluas 50 ha yang terpasang di 5 lokasi yaitu Nusa Dua, Sanur, Serangan, Pandawa, dan Buleleng dengan melibatkan penyerapan tenaga kerja sebanyak 11.000 orang.
Rencananya, struktur transplantasi karang akan ditempatkan sesuai dengan habitat dan tema masing-masing lokasi. Berbagai metode transplatasi seperti hexadome/fishdome, spider, dan berbagai lainnya akan dipadukan dengan patung, diharapkan akan menambah keindahan kebun karang yang akan dibangun.