• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
BaleBengong
Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Mendalam
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Mendalam
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Hamparan Umah Be Baru di Desa Nelayan Ikan Hias

Redaksi BaleBengong by Redaksi BaleBengong
30 November 2020
in Kabar Baru, Lingkungan
0




Inilah enam desa di pesisir utara Bali yang sedang membuat ribuan struktur karang buatan (artificial reef) untuk merekrut koral-koral di bawah laut dan jadi terumbu karang. Rumah para satwa laut, ikan hias, tempat bertelur, dan mencari makan.

Perjalanan dimulai dari Desa Les, Tejakula. Di sini ada dua lokasi pembuatan struktur program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) bagian dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sektor kelautan. Les 1 dan Les 2.

Warga memulai kegiatan dengan antre di sebuah meja depan kantor LINI Aquaculture Training Center (LATC), Yayasan Alam Lestari Indonesia (LINI). Di meja ada beberapa staf yang bertugas mengecek suhu tubuh warga yang jadi pembuat struktur, memberikan masker jika diperlukan, dan mencatat daftar hadir.

Daftar hadir ditandatangani dua kali, pagi dan siang setelah rehat makan siang. Para pekerja langsung menunju lokasi langganannya, karena sudah ada pembagian tugas.

Salah satunya Nyoman Risana yang bertugas di area pembuatan fishdome. Ini bentuk struktur seperti setengah lingkaran dengan lubang-lubang di permukaannya. Disebut fishdome atau kubah ikan karena para ikan kecil menjadikannya tempat berlindung dari predator ikan besar. Ukuran lubang jadi ukuran, predator apa yang akan terhalang masuk.

“Pembuatan struktur ini berguna sekali, jadi rumah ikan, tapi dulu lubang lebih besar,” serunya mengamati hasil kerja timnya di fishdome. Dengan lubang lebih besar, ia mengingat, serok jaring bisa masuk ke kubah untuk menangkap ikan hias.

Surana jadi nelayan penangkap ikan hias sejak remaja. Ia mengalami masa ketika para nelayan menggunakan bom ikan atau potas untuk membuat ikan pingsan dan mudah disaring. Ia mengingat penggunaan potas sekitar 10 tahun sampai usianya sekitar 25 tahun.

Setelah ada intervensi LSM dan aktivis lingkungan, para nelayan beralih pada tahun 1990an dan meninggalkan praktik penangkapan yang merusak. Menggantinya dengan jaring, para nelayan menyelam bak free diver.

 

1 of 5
- +

1. Pengerjaan struktur di Les 1. Foto: Teja/BaleBengong

2.

3.

4.

5.

Para nelayan juga akhirnya mengenali potensi lautnya termasuk membuat struktur transplantasi karang seperti fishdome. Tak heran Surana sudah berpengalaman dan bisa membandingkan. Pria ini berhenti jadi nelayan ikan hias pada 2011 dan beralih jadi buruh bangunan. Kini ia kembali terlibat dalam pembuatan struktur karang.

“Kebanyakan yang ikut sekarang nelayan karena kita yang merawat,” sahutnya tentang warga yang terlibat di ICRG.

Satu strukur dikerjakan dua orang, Surana jadi mandor di unit fishdome. Targetnya sehari 4 struktur, dengan syarat sudah ada jaring besinya, jadi tinggal menambal dengan semen.

Salah satu pekerja muda adalah Made Juli. Ia menyebut sudah ikut dalam pembuatan 25 struktur rotibuaya. “Tumben ikut buat rumah ikan,” serunya.

Kesibukan pembuatan struktur di Desa Les 1 di bawah koordinasi Made Partiana, Ketua kelompok nelayan Mina Bahari. Ia memantau dengan jeli setiap pengerjaan, menghitung hasilnya, dan koordinasi. Seluruh halaman LATC terlihat penuh dengan struktur.

Selain struktur fishdome dan rotibuaya, di Les 1, warga memutuskan menambah dengan patung berbentuk clownfish atau ikan badut, sering disebut nemo karena ada film kartunnya. Ikan ini salah satu yang sukses dibudidayakan di LATC, dengan keragaman jenisnya.

Yunaldi, Koordinator Program ICRG di Buleleng dari Yayasan LINI mengatakan masyarakat antusias ikut program padat karya ini karena terdampak pandemi misal kekurangan permintaan ikan hias. LINI pun terdampak misalnya tiadanya kunjungan belajar dari siswa terutama dari luar negeri yang memberikan peghasilan operasional dari akomodasi di LATC. Lewat Air BnB Experience, kadang ada resort membawa turis untuk program edukasi dan konservasi sebagai eco fieldtrip.

Struktur ini akan diceplungkan ke kedalaman minimal 10 meter. “Kalau kurang dari itu bisa tumbang, berantakan kena arus,” sebut Yunaldi. Sejauh ini bahan baku pembuatan struktur tidak masalah untuk membuat aneka bentuk seperti pasak bumi, fishdome, rotibuaya, patung ikan, dan lainnya.

Ia mempersilakan tiap desa berkarya, namun syarat struktur patung adalah maksimum tinggi struktur 1,5 meter dan lebar 1 meter. Sejauh ini ada sejumlah ide yang sulit dieksekusi karena tak ada tukang yang bisa mewujudkan karena syaratnya harus dibuat di lokasi langsung, karena model padat karya.

Share this:

  • Twitter
  • Facebook
Tags: ICRGlaut buleleng
ShareTweetSendSend
Redaksi BaleBengong

Redaksi BaleBengong

Menerima semua informasi tentang Bali. Teks, foto, video, atau apa saja yang bisa dibagi kepada warga. Untuk berkirim informasi silakan email ke kabar@balebengong.id

Related Posts

Kerja Cepat untuk Taman Laut Desa Kaliasem

Kerja Cepat untuk Taman Laut Desa Kaliasem

3 December 2020
Mobil Tua di Taman Laut Tukad Mungga

Mobil Tua di Taman Laut Tukad Mungga

2 December 2020
Taman Laut dengan Aneka Satwa di Desa Pacung

Taman Laut dengan Aneka Satwa di Desa Pacung

30 November 2020
Next Post
Taman Laut dengan Aneka Satwa di Desa Pacung

Taman Laut dengan Aneka Satwa di Desa Pacung

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

AJW 2020
  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
Berhitung Angka Dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka Dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Begini Cara dan Syarat Masuk Bali saat Pandemi

Begini Cara dan Syarat Masuk Bali saat Pandemi

3 August 2020
Begini Lho Cara Minum Wine yang Benar

Begini Lho Cara Minum Wine yang Benar

23 February 2018
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
“Istirahat” untuk Bumi dan Manusia yang Sehat

Cok Mundur dari Nosstress, Album Baru Dijadwalkan Rilis Awal 2021

25 November 2020
Ujian Skripsi Takkan Pernah Sama Lagi

Ujian Skripsi Takkan Pernah Sama Lagi

1

Profil Prof. dr. I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah

11
FRONTIER dan WALHI Usul Lokasi Pusat Kebudayaan Terpadu Dipindah

FRONTIER dan WALHI Usul Lokasi Pusat Kebudayaan Terpadu Dipindah

1
Teater Kalangan dan Desain Kerja Baru

Teater Kalangan dan Desain Kerja Baru

11 January 2021
Karya Sastra dari Balik Jeruji Penjara

Refleksi dari Kasus Tragis di Penghujung 2020

8 January 2021
Kilas Balik Gerakan Tanam Saja Sepanjang 2020

Kilas Balik Gerakan Tanam Saja Sepanjang 2020

2 January 2021
SMK Penerbangan Cakra Nusantara Ikuti Program Kepala Sekolah CEO

SMK Penerbangan Cakra Nusantara Ikuti Program Kepala Sekolah CEO

31 December 2020
Teknologi Sederhana Menghasilkan Perubahan Luar Biasa

Teknologi Sederhana Menghasilkan Perubahan Luar Biasa

30 December 2020

Kabar Terbaru

Teater Kalangan dan Desain Kerja Baru

Teater Kalangan dan Desain Kerja Baru

11 January 2021
Karya Sastra dari Balik Jeruji Penjara

Refleksi dari Kasus Tragis di Penghujung 2020

8 January 2021
Kilas Balik Gerakan Tanam Saja Sepanjang 2020

Kilas Balik Gerakan Tanam Saja Sepanjang 2020

2 January 2021
SMK Penerbangan Cakra Nusantara Ikuti Program Kepala Sekolah CEO

SMK Penerbangan Cakra Nusantara Ikuti Program Kepala Sekolah CEO

31 December 2020
BaleBengong

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com