Penolakan reklamasi Teluk Benoa datang dari Amerika Serikat.
Kali ini dari warga Indonesia dan warga Amerika di Washington DC. Mereka menggelar sebuah Aksi Damai Tolak Reklamasi Teluk Benoa di Capitol Hill, gedung Kongres negara Amerika.
Sambil menyanyikan lagu Tolak Reklamasi, para peserta demo membentangkan spanduk bertuliskan “Washington DC Against The Destruction of Bali’s Environment, Tolak Reklamasi Teluk Benoa.”
Juru bicara dalam aksi itu, Made Supriatma, menyatakan tuntutan terhadap Presiden Indonesia Joko Widodo untuk mencabut Perpres 51/2014. Peraturan Presiden yang dikeluarkan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono pada akhir masa jabatan tersebut disinyalir sarat dengan kepentingan bisnis.
Peraturan itu memberi jalan untuk mengurug wilayah konservasi Teluk Benoa.
Kira-kira 800 hektar tanah baru akan dihasilkan oleh proyek reklamasi ini. Bisa dibayangkan keuntungan yang akan dikeduk oleh investor karena proyek ini terletak di wilayah prime spot wisata Bali yang memiliki harga tanah termahal.
Aksi ini juga mengimbau para elite politik lokal dan elite pemerintahan di Bali untuk mendengarkan suara rakyat. Penolakan terhadap pengurugan Teluk Benoa tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Bali.
Namun, penolakan ini telah terjadi dalam skala internasional. Aksi di Washington DC ini hanyalah salah satu dari aksi-aksi serupa yang terjadi di berbagai kota di berbagai negara.
Ada segelintir orang yang akan mendapat keuntungan sangat besar dari proyek reklamasi ini, sementara rakyat biasalah yang harus menanggung jika terjadi kerusakan.
“Ini sangat tidak adil,” cetus Ika, salah seorang peserta aksi.
Selain mendapat dukungan dari berbagai warganegara Indonesia, aksi di Washington. D.C. ini juga didukung oleh warganegara non-Indonesia. Seorang peserta aksi, Daniel Ziv, warga Kanada yang tinggal di Bali dan juga merupakan sutradara film dokumenter ‘Jalanan,’ mengatakan bahwa aksi ini diharapkan bisa mendukung perjuangan rakyat Bali penentang reklamasi Teluk Benoa (ForBali).
Selama kurang lebih tiga tahun ForBali dengan gigih menentang proyek ini baik lewat unjuk rasa maupun lewat ekspresi kebudayaan, dan diskusi-diskusi intelektual.
Sementara itu, sekalipun mendapat tentangan dari segala penjuru, PT Tirta Wahana Bali International (PT TWBI) agaknya tidak bergeming. Perusahan ini diberitakan berusaha mendapatkan pasir untuk pengurugan dari Lombok dan dari Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga saat ini rencana mengimpor pasir itu ditentang Pemerintah Daerah setempat. [b]