Teks dan Foto Anton Muhajir
Tak banyak pilihan tempat bagi kami, saya dan istri, kalau ingin menikmati steak.
Kami biasa menyantap menu khas western berupa potongan daging panggang atau goreng ini di resto Steak KQ Lima di Jalan Tukad Musi, Renon. Restoran ini, seta saya, bagian dari Warung Ayam Bakar Wong Solo. Karenanya, saya tak terlalu nyaman kalo bersantap di sini. Sebab, ini bagian dari jaringan pendukung poligami. Hehe..
Selain Steak KQ Lima itu, kami tak punya banyak tempat lain. Untunglah kami menemukan Waroeng Steak & Shake di Jalan Tukad Yeh Aya, Renon, Denpasar. Minggu kemarin, kami pun ke sana sepulang dari main di Pantai Sanur.
Berada di Jalan Tukad Yeh Aya, menurut saya, resto ini agak di luar pusat kuliner Renon yang berjejeran di Jalan Raya Puputan atau Jalan Cok Agung Tresna. Nyatanya, warung ini ramai oleh pengunjung juga.
Petang itu ada sekitar lima kursi terisi. Selama kami di sana, ada saja pengunjung yang baru datang. Tapi tak perlu khawatir antri. Tempat duduk di resto ini sepertinya cukup untuk 100 orang.
Poster di dinding resto ini menggiurkan. Foto-foto menu dalam ukuran besar memamerkan aneka sajian: steak daging, steak seafood, ataupun menu lain. Seperti namanya, steak jadi menu utama di resto ini. Ibaratnya, steak apa saja ada.
Kami memesan tiga jenis menu: steak ayam, steak sapi, dan steak tuna. Ini buat saya dan anak istri. Sekitar 10 menit, menu itu sudah nongol di meja dengan sendirinya. Hehe. Bukan. Tentu saja dibawa sama pelayannya.
Kami hanya merasa layanan itu termasuk cepat. Makanya serasa tiba-tiba menu itu nongol di meja begitu saja. Kecepatan penyajian di resto ini perlu mendapat satu bintang. Sebab, kalau pesan steak di tempat lain kan biasanya agak lama, sekitar 20 menit.
Selain kecepatan, bintang lain juga perlu diberikan pada rasa steak yang disajikan resto ini. Daging sapi panggang pilihanku tak terlalu empuk memang. Tapi, teksturnya juga tak membuatku harus mengeluarkan palu untuk mengunyahnya. Lumayanlah.
Beef steak ini disajikan bersama irisan sayur, seperti wortel, buncis, dan kentang. Di atasnya ada lumuran saos steak dengan irisan jamur. Rasanya gurih. Karena disajikan panas-panas, daging ini mengeluarkan asap beraroma siraman saos tersebut. Cukup untuk mengundang air liur memenuhi lidah. Saatnya menyantap!
Rasa dagingnya gurih. Kalau mau pedas, tinggal cocolkan pada saos sambal yang disediakan.
Porsinya juga lumayan besar. Tanpa nasi, hanya steak dan sayur plus kentang goreng yang disajikan dalam satu porsi tersebut, perutku sudah kenyang. Kami tak perlu nasi lagi untuk memenuhi lambung kami.
Untuk tiga menu tersebut ditambah minuman masing-masing segelas teh hangat, es teh, dan milk shake, kami menghabiskan kurang dari Rp 50.000. Sepertinya sih tak terlalu mahal. 🙂 [b]
Waroeng Steak & Shake
Jl Tukad Yeh Aya No 168
Renon, Denpasar
hmmmm…nyem…nyem….enak nih gan…
hmmm, kayaknya enak juga steaknya. Patut dicoba nih
Di Jogja ada banyak waroeng steak.