• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Friday, May 23, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup Agenda

Siswa Mengkritik Cara Pengajaran Bahasa di Sekolah

Luh De Suriyani by Luh De Suriyani
28 October 2008
in Agenda
0 0
5

Oleh Luh De Suriyani

Ratusan pelajar siswa Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Harapan Denpasar merayakan bulan bahasa dengan mengekspresikan kritik dan kebebasannya berpendapat tentang pengajaran bahasa di sekolah lewat 22 buah majalah dinding. Sebagian siswa berpendapat pengajaran bahasa seperti Bahasa Indonesia dan Inggris masih menjemukan dan kurang komunikatif.

”Pelajaran Bahasa Indonesia Nggak Cool”, demikian salah satu judul tulisan siswa dalam majalah dinding (mading) yang dilombakan.

Melly, siswa kelas 2 SMAK Harapan menyatakan hanya 2 dari 30 orang teman yang disurveinya menyukai pengajaran bahasa di kelas. ”Banyak yang bilang pelajaran bahasa lebih banyak teori dibanding praktek, jadinya membosankan,” tulisnya dalam artikel di mading. Selain itu, banyak siswa merasa tidak mendapat manfaat dari pelajaran, terutama bahasa Indonesia karena sudah digunakan dalam keseharian.

Demikian pula hasil survei Valentine, kelas 3 SMAK Harapan. Ia melakukan pooling dengan 80 responden siswa. Hasilnya, 63% mengatakan siswa lebih menyukai menggunakan bahasa gaul dari pada bahasa Indonesia baku. ”Mereka merasa lebih nyaman dan bebas mengutarakan keinginannya,” catat Dewi.

Sementara soal pengajaran Bahasa Inggris juga diamati oleh Dewi Indrawati, kelas 2. Ia menyebut beberapa hambatan pengajaran Bahasa Inggris di kelas antara lain pelajaran lebih ditekankan pada tata bahasa, bukan percakapan. Juga karena kosa kata yang diajarkan tidak terlalu berguna dalam keseharian serta jarangnya guru berbahasa Inggris saat mengajar.

Sebanyak 22 kelas dari kelas 1 sampai 3 di SMAK Harapan mengikuti lomba mading yang dilaksanakan sekolah dalam rangka Bulan Bahasa, bagian peringatan Sumpah Pemuda setiap 28 Oktober. Selain lomba mading, juga dilaksanakan lomba pidato dan debat soal topik yang sama.

Lomba mading paling banyak menyedot perhatian karena mengeksplorasi seluruh kemampuan siswa dari seni menggambar, membuat kartun, layout, menulis, dan membuat karya sastra. Setiap kelas membuat sebuah mading dengan fokus bahasan ragam bahasa dan globalisasi.

Topik ini dimanfaatkan sebagian siswa untuk menumpahkan pendapatnya soal kecenderungan praktik berbahasa siswa dan bagaiamana pengajarannya.

Ditya, siswa kelas 2 berpendapat bahasa gaul juga saat ini diakui sebagai bahasa perjuangan bagi teman-temannya selain Bahasa Indonesia. ”Bahasa gaul adalah alat perjuangan masa kini untuk menuangkan ide dan inspirasi,” tandasnya.

Semua kritik dan tulisan siswa soal kualitas pengajaran bahasa menurut Kadek Yudiasih, guru pelajaran Bahasa Indonesia membuka ruang untuk kontemplasi untuk guru, siswa dan pemerintah. ”Model komunikasi terus berubah. Anak-anak kini terbiasa menggunakan bahasa singkat ala SMS, ini mempengaruhi keseharian mereka,” ujar perempuan yang telah mengajar di SMAK Harapan selama 16 tahun ini.

Hambatan praktik bahasa diakui salah seorang guru pengajar ekstrakurikuler jurnalistik di sekolah, Nuratni. ”Kelas jurnalistik sulit mendapatkan ruangan. Saya sampai memindahkan pelatihan ke warung,” keluhnya. Padahal jurnalistik adalah salah satu metode untuk mengaplikasikan wawasan bahasa dengan meindahkannya ke media komunikatif seperti majalah sekolah dan mading seperti ini.

Perayaan bulan bahasa menurut Nuratni juga bukan suatu yang populer, bahkan bagi guru. ”Kami harus menunjukkan prestasi untuk meyakinkan guru-guru lain bahwa kontes seperti ini dapat menggerakkan kreativitas siswa,” tandasnya. [b]

Versi Bahasa Inggris tulisan ini dimuat The Jakarta Post

Tags: AgendaBahasaPendidikan
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Luh De Suriyani

Luh De Suriyani

Ibu dua anak lelaki, tinggal di pinggiran Denpasar Utara. Anak dagang soto karangasem ini alumni Pers Mahasiswa Akademika dan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pernah jadi pemimpin redaksi media advokasi HIV/AIDS dan narkoba Kulkul. Menulis lepas untuk Mongabay.

Related Posts

Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

14 July 2023
Cerita Rasa

Cerita Rasa Festival: Rintisan Festival Desa di Jembrana

6 August 2022

Produktif Berkarya selama Magang di BaleBengong

15 May 2021
In Jazz We Trust, Perayaan Jazz secara Hibrida

In Jazz We Trust, Perayaan Jazz secara Hibrida

29 April 2021
SMK Penerbangan Cakra Nusantara Ikuti Program Kepala Sekolah CEO

SMK Penerbangan Cakra Nusantara Ikuti Program Kepala Sekolah CEO

31 December 2020
KEMBALI 2020: Lifetime Achievement Award untuk Toeti Heraty

KEMBALI 2020: Lifetime Achievement Award untuk Toeti Heraty

1 November 2020
Next Post

Upah Layak Minimum Jurnalis Denpasar Rp 3,6 juta

Comments 5

  1. Khusni Alhan says:
    17 years ago

    Masih terbuka lowongan untuk menjadi guru Bahasa Indonesia yang BAIK dan BENAR

    Reply
  2. joko says:
    16 years ago

    Bu yudi tu guru yg bagus kog cara ngajarnya bagus..
    cuma ya itu namanya pembelajarn ada yg cepet nrima ada yg lamban..ada yg acuh…ada yg perhatian,,,

    Reply
  3. joko says:
    16 years ago

    oia…SMAK HARAPAN bukan sekolah katolik…
    tetapi kristen
    SMA KRISTEN HARAPAN dulu widhya pura

    Reply
  4. PAPAW says:
    15 years ago

    Sebagai seorang guru matematika SMA, saya selalu menggunakan bahasa gaul kalo lagi ngajar ketimbang bahasa Indonesia yang baku.
    Lebih kena deeeehh…

    Reply
  5. achmad akbar says:
    15 years ago

    memang tidak bisa di percaya wkwkwkwkwkwk

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Benarkah Gelombang PHK Tak Menyentuh Media Massa Bali?

23 May 2025
Percepatan Pemanfaatan PLTS Atap

Percepatan Pemanfaatan PLTS Atap

23 May 2025
Mendorong Tata Krama Berwisata di Bali

Mendorong Tata Krama Berwisata di Bali

22 May 2025
Ruang Publik jadi Kanvas Terbuka di Tangi Street Art Festival

Ruang Publik jadi Kanvas Terbuka di Tangi Street Art Festival

21 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia