• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Thursday, September 28, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Sejarah Klungkung di Semarapura City Tour

Anton Muhajir by Anton Muhajir
22 May 2016
in Berita Utama, Travel
0 0
0
Peserta Melali
Semarapura City Tour mengenalkan potensi wisata sejarah di Klungkung. Foto Anton Muhajir.

Klungkung termasuk ketinggalan dalam pariwisata di Bali.

Dibandingkan daerah-daerah lain di Bali selatan, kabupaten ini tak terlalu terdengar suaranya. Klungkung kurang dikenal sebagai tujuan wisata. Dari 10 obyek wisata paling populer di Bali, tak satu pun dari Kabupaten Klungkung.

Padahal, Klungkung juga memiliki sesuatu yang tidak dimiliki daerah lain di Bali, sejarah sebagai pusat kerajaan di Bali. Pada abad ke-14 hingga ke-17, Klungkung adalah pusat kerajaan dari semua kerajaan di Bali. Kekuasaannya bahkan mencapai Lombok di Nusa Tenggara Barat dan Blambangan di Jawa Timur.

Klungkung juga terkenal sebagai lokasi di mana terjadi perang besar antara Belanda dengan rakyat Bali pada zaman kolonial. Peristiwa Puputan Klungkung pada 28 April 1908 ini diingat sebagai salah satu perang heroik sejarah rakyat Bali melawan kolonialisme.

Pemerintah Kabupaten Klungkung berusaha meramu nilai historis dan heroisme itu dalam paket wisata Semarapura City Tour. Akhir bulan lalu, bersamaan dengan Festival Klungkung 2016, Bupati Klungkung I Nyoman Suwitra meluncurkan paket wisata di kota Semarapura tersebut.

“Kami ingin mengenalkan kekayaan sejarah di kota kami,” kata I Wayan Sujana, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Klungkung.

Diorama di Monumen Klungkung menceritakan sejarah Klungkung dari zaman Belanda hingga era Orde Baru. Foto Anton Muhajir.
Diorama di Monumen Klungkung menceritakan sejarah Klungkung dari zaman Belanda hingga era Orde Baru. Foto Anton Muhajir.

Kegiatan wisata kota yang baru diluncurkan ini berpusat di Semarapura, ibu kota Kabupaten Klungkung. Obyek wisata sejarah di kota ini antara lain Monumen Puputan Klungkung, Puri Klungkung, Kertha Gosa, Balai Budaya, dan Pasar Seni. Semuanya berada di pusat kota yang lebih dikenal dengan nama kawasan Catus Pata.

Jarak antar obyek dengan obyek lain termasuk dekat, hanya sekitar 500 meter. Karena itu pengunjung cukup berjalan kaki untuk bisa menikmati semua obyek wisata sejarah Klungkung tersebut.

Obyek pertama Monumen Puputan Klungkung di mana pengunjung bisa melihat sejarah perjuangan rakyat Klungkung melawan penjajah Belanda. Monumen ini menjulang setinggi 28 meter dengan bentuk lingga yoni khas arsitektur Bali. bahkan dari arsitekturnya, monumen ini sudah melambangkan waktu perang besar lebih dari 100 tahun lalu: tinggi 28 meter, 4 pintu masuk, 19 bunga teratai di puncak kubah bersegi 8 atau 28-04-1908.

Diorama di dalam museum disertai penjelasan singkat bisa memberikan informasi lebih tentang perang besar yang diperingati tiap tahun di Klungkung itu. Diorama-diorama dengan patung-patung mini itu juga menceritakan sejarah Klungkung dari zaman prasejarah hingga zaman Orde Baru. Monumen sendiri diresmikan pada 28 April 1992.

Raja Klungkung Dewa Agung Cokorda Gede Agung Semaraputra. Foto Anton Muhajir.
Raja Klungkung Dewa Agung Cokorda Gede Agung Semaraputra. Foto Anton Muhajir.

Pusat Bali

Dari Monumen Klungkung, pengunjung bisa mengunjungi lokasi kedua yaitu Puri Klungkung. Istana raja yang juga dikenal dengan nama Puri Agung Semarapura ini pernah hancur pada zaman kolonial namun dibangun kembali dengan sedikit bergeser dari lokasi lamanya.

Sekarang, puri ini masih menjadi tempat tinggal Raja Klungkung yang bergelar Dewa Agung Cokorda Gede Agung Semaraputra dan keluarganya. Dengan pakaian adat madya Bali sederhana menemui, Sang Raja menemui kami dan menjelaskan sejarah puri termasuk bagaimana peran-perannya saat ini.

Sejak dari pintu masuknya besar yang biasa disebut Kori Agung, sudah terlihat detail ukiran Bali yang memperlihat pengaruh Belanda pada zaman kolonial dan Majapahit, kerajaan yang pernah menguasai seluruh Nusantara. Hingga saat ini, Puri Klungkung masih menjadi semacam puri paling tinggi secara hierarkis dan historis di antara puri-puri lain di Bali.

Menyeberang jalan dari Puri Klungkung, kita bisa berkunjung ke Lapangan Puputan Klungkung yang sekarang sedang dipermak menjadi sebuah taman bermain bagi tiap warga lokal maupun para turis. Di antara makin hilangnya ruang-ruang terbuka akibat masifnya pembangunan di Bali, taman terbuka seluas kira-kira lapangan sepak bola ini menjadi titik kumpul (melting point) warga. Alat-alat permainan dan sarana olah raga baru dibangun di lapangan ini.

Pasar Seni Klungkung menjadi pusat untuk membeli oleh-oleh khas Klungkung. Foto Anton Muhajir.
Pasar Seni Klungkung menjadi pusat untuk membeli oleh-oleh khas Klungkung. Foto Anton Muhajir.

Berjalan ke arah timur, persis di sampingnya, kita bisa melihat Kerta Gosha salah satu kompleks taman para raja yang pernah menjadi tempat upacara Manusa Yadnya oleh keluarga raja. Di antara lokasi-lokasi Semarapura City Tour lain, Kerta Gosha ini bisa disebut yang paling terkenal.

Ada dua balai terpisah, Bale Kerta Gosha dan Bale Kambang. Keduanya menyajikan daya tarik lukisan-lukisan tradisional khas Kamasan yang menceritakan nilai hidup dalam Bali seperti karma, reinkarnasi, dan semacamnya.

Kerta Gosha juga pernah menjadi tempat pengadilan pada zaman kolonial Belanda. Kursi-kursi sidang bahkan masih ada di Bale Kerta Gosa. Dia melengkapi lukisan-lukisan tradisional Kamasan tentang bagaimana sistem hukum pernah berjalan di kerajaan ini.

Bagian terakhir dari Semarapura City Tour adalah Pasar Seni. Di pasar ini, kita bisa membeli kain-kain khas Klungkung yang termasyhur dengan hasil halus dan warna-warna cerah. Bagus sebagai kenang-kenangan setelah menikmati sejarah Klungkung. [b]

Tags: Klungkungtravel
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Anton Muhajir

Anton Muhajir

Jurnalis lepas, blogger, editor, dan nyambi tukang kompor. Menulis lepas di media arus utama ataupun media komunitas sambil sesekali terlibat dalam literasi media dan gerakan hak-hak digital.

Related Posts

Menanam Pohon di Bukit agar Air tak Lagi Sulit

Menanam Pohon di Bukit agar Air tak Lagi Sulit

11 April 2021
Garam Kusamba: Memanen Air Laut Mengandalkan Terik

Garam Kusamba: Memanen Air Laut Mengandalkan Terik

26 January 2021
FRONTIER dan WALHI Usul Lokasi Pusat Kebudayaan Terpadu Dipindah

FRONTIER dan WALHI Usul Lokasi Pusat Kebudayaan Terpadu Dipindah

4 December 2020
Jatim Park, Tempat Wisata Seru untuk Semua Usia di Jawa Timur

Jatim Park, Tempat Wisata Seru untuk Semua Usia di Jawa Timur

25 October 2019
Banyak Moda Menuju Bandara Soekarno Hatta

Banyak Moda Menuju Bandara Soekarno Hatta

23 October 2019
Semarak Perayaan Coral Triangle Day di Kusamba, Klungkung

Semarak Perayaan Coral Triangle Day di Kusamba, Klungkung

27 June 2019
Next Post
Membaca Indonesia Melalui Film Pendek

Membaca Indonesia Melalui Film Pendek

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

10 September 2023
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

5 September 2023
Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

26 July 2023
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

2
Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

1
Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

2
Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

1
Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

27 September 2023
Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

26 September 2023
Hari kedua MFW4 Youth Jury Camp 2018

Minikino Film Week 9: Menyaksikan Komedi tidak Biasa

26 September 2023
Nyamannya Bus Trans Sarbagita ke Nusa Dua

Melihat Transportasi Umum di Bali Bekerja

25 September 2023
Pemprov Bali Harus Segera Penuhi Kebutuhan Warga

Mengapa Sengketa Adat di Bali Begitu Rumit?

25 September 2023

Kabar Terbaru

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

27 September 2023
Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

26 September 2023
Hari kedua MFW4 Youth Jury Camp 2018

Minikino Film Week 9: Menyaksikan Komedi tidak Biasa

26 September 2023
Nyamannya Bus Trans Sarbagita ke Nusa Dua

Melihat Transportasi Umum di Bali Bekerja

25 September 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In