• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
BaleBengong
Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Mendalam
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Mendalam
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Sebatang Kara di Gubuk Reot

Redaksi BaleBengong by Redaksi BaleBengong
22 November 2011
in Berita Utama, Kabar Baru, Sosok
8
Selama sendiri ia hanya mengandalkan warungnya sebagai mata pencaharian. Foto Eka Juni Artawan.

Sebuah gubuk reot sering jadi perhatian saya ketika melintas jalur Denpasar – Gilimanuk.

Gubuk tersebut berlokasi persis di sebelah timur jalan raya desa Bonian, Selemadeg, Tabanan. Beberapa waktu lalu saya menyempatkan diri untuk menghampiri ketika saya hendak berangkat menuju Denpasar.

Sore itu saya lihat semua pintu gubuk terbuka. Namun, tidak ada seorang penghuni terlihat di luar. Sekilas sangat jelas gubuk tersebut sebuah warung sangat sederhana. Warung tersebut hampir sering saya liat selalu sepi sepanjang saya melintas sana.

Kondisi jalan depan warung tersebut agak sedikit menurun. Ketika saya ke sana, posisi motor terparkir agak jauh dari posisi warung tersebut karena kelewatan saat hendak berhenti. Saya mencoba melangkah mendekat warung, namun tidak satupun terlihat orang di sekitar pekarangan yang banyak ditumbuhi pohon bambu itu.

Ketika saya persis berada di depan warung, keluarlah seorang ibu tua membisu tanpa sepatah kata terucap.

Saya dahulukan diri untuk menyapa dengan Bahasa Bali. “Ampura, Bu. Ibu sendiri deriki nggih?”

“Nak wenten napi?” jawabnya balik bertanya.

“Ten tiang cuman hanya mampir karena perjalanan dari kampung jagi ke Denpasar nika, Bu,” sahut saya.

Sekilas, seperti itulah awal pembicaraan kami dimulai. Ibu tersebut bernama Ni Luh Suartini. Dia tak tahu berapa umurnya. Tidak hanya berbahasa Bali, ibu tersebut juga memiliki kemampuan berbahasa Indonesia cukup baik. Penampilannya agak lusuh sambil mengenakan sandal yang tidak sejenis.

Sendiri
Ia mengaku sudah 20 tahun hidup sendiri bahkan belum pernah menikah sampai saat ini. Selama itu pula ia tinggal di gubuknya. Gubuk ini merupakan pemberian dari paman sebagai tempat numpang. Selama sendiri ia hanya mengandalkan warung miliknya sebagai mata pencaharian tetap.

Kadang-kadang di sela kesepiannnya, ia menyempatkan diri tinggal di rumah bibinya tidak jauh dari warung tersebut.

Sesekali dalam obrolan itu mata saya memerhatikan kondisi gubuk yang sangat tidak layak dijadikan sebagi tempat tinggal. Kondisi atap yang sudah darurat dilapisi plastik agar tidak bocor. Saat mengobrol tak jarang suara kami tergangu oleh derungan kendaraan truk yang begitu keras melintas. Akibatnya, apapun yang kami bicarakan kadang kurang begitu jelas terdengar. Jeda sesaat lalu setelah arus sepi baru mulai obrolan lagi.

Selain gubuk sebagai warung, di sana juga terlihat sebuah pondokan kecil beratapkan anyaman dari daun kelapa yang sudah terlihat mengering. Tempat tersebut dijadikan tempat memasak olehnya. Persis di sebelah timur gubuk terdapat sebuah aliran anak sungai yang posisinya agak curam.

Di sekitar sana tidak banyak terlihat rumah penduduk, hanya ada satu rumah persis di depan gubug, itu pun posisinya agak menjorok ke dalam.

Sudah cukup lama berbicara, saya mencoba meminta izin untuk melihat lebih dekat lagi keadaan dalam gubuk yang dijadikan warung sekaligus tempat tinggalnya. Tidak banyak aneka makanan atau minuman saya lihat. Hanya terlihat beberapa minuman yang masih utuh serta beberapa buah dan camilan kering. Sisanya hanya botol kosong yang sudah berdebu terpajang di meja dagangannya. Di balik meja dagangan tidak banyak cahanya yang menerangi. Kondisinya gelap walaupun saat itu hari masih sore.

Tiap malam ibu tua itu tinggal tanpa penerangan lampu listrik. Sebuah lentera kecil dihidupkan tatkala dibutuhkan saja. Selebihnya, ia lebih banyak tingal gelap gelapan ketika malam menyelimuti gubugnya. [b]

Share this:

  • Twitter
  • Facebook
Tags: JembranaSosialSosok
ShareTweetSendSend
Redaksi BaleBengong

Redaksi BaleBengong

Menerima semua informasi tentang Bali. Teks, foto, video, atau apa saja yang bisa dibagi kepada warga. Untuk berkirim informasi silakan email ke kabar@balebengong.id

Related Posts

Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

24 January 2021
Langkah Hukum untuk Menolak Suatu Undang-Undang

Dialog Makan Malam Menyoal Omnibus Law

16 December 2020
Ketut Ismaya

Mantan Preman dan Suka Dukanya

2 December 2020
Menggunakan Kesenian untuk Mengatasi Krisis Lingkungan

Menggunakan Kesenian untuk Mengatasi Krisis Lingkungan

1 December 2020
Pot Kayu Produk Anak Milenial di Masa Pandemi

Pot Kayu Produk Anak Milenial di Masa Pandemi

14 November 2020
Beginilah Cerita (di Balik) Proses Pembuatan Ingka

Beginilah Cerita (di Balik) Proses Pembuatan Ingka

8 November 2020
Next Post
Selamatkan Bali, Tolak Revisi Tata Ruang

Selamatkan Bali, Tolak Revisi Tata Ruang

Komentar 8

  1. Avatar suryaden says:
    9 years ago

    jika di hitung, ada berapa juta orang seperti ini ya… #ngenes

    Reply
  2. Avatar I Wayan Subagia Arimbawa,A.Md.Kom says:
    9 years ago

    Sungguh kasian, semoga kita semua bisa mengulurkan tangan !

    Reply
  3. Avatar dewa setiawan says:
    9 years ago

    kasian…smoga ada pihak yang sanggup memperhatikan lebih dekat lagi atas kondisi yang dialami

    Reply
  4. Avatar agus widiantara says:
    9 years ago

    ironis, sisi lain gemerlap pulau dewata yang memilukan 🙁

    Reply
  5. Avatar Ni Melarat says:
    9 years ago

    Tiap kali saya pulang ke kampung dan melewati tempat ini sering saya perhatikan masihkah ibu ini disitu ternyata waktu ini tak lihat atap rumahnya berubah dengan plastik dan …hati ini berkata …oh ibu ini masih disitu dan setua apakah dia….?
    kenapa keluarga tidak mengajak dia tinggal bersama …kenapa harus pisahkan & sendirian dengan keterbatasan yang ada…..ironis itulah kata2 yng bisa terucap.

    Reply
  6. Pingback: Suara Sumbang pun Harus Diberi Ruang | Rumah Tulisan
  7. Avatar nina pradini says:
    9 years ago

    kenapa kita tak tergerak utk mmbantunya???????????? byangkan jika itu adlah kluarga kita…. apakah kita cuma bsa diam??

    Reply
  8. Avatar omdani says:
    9 years ago

    haha kalauw yg berada di gubuk reot itu cewe cuantik. Aku pasti mau menemaninya sampai 7 hari 7 malam

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

AJW 2020
  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
Berhitung Angka Dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka Dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

24 January 2021
Mendayung Generasi Nyegara Gunung

Lirik Lagu Anak-Anak (Gending Rare) Daerah Bali

12 October 2010
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Begini Lho Cara Minum Wine yang Benar

Begini Lho Cara Minum Wine yang Benar

23 February 2018
Kenapa Kita Harus Tidur? Inilah Jawabannya

Kenapa Kita Harus Tidur? Inilah Jawabannya

1

Profil Prof. dr. I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah

11
FRONTIER dan WALHI Usul Lokasi Pusat Kebudayaan Terpadu Dipindah

FRONTIER dan WALHI Usul Lokasi Pusat Kebudayaan Terpadu Dipindah

1

Korban Kekerasan Anak dan Perempuan di Bali Terus Bertambah

1
Turut Prihatin dengan Logika Penulis Seword

Turut Prihatin dengan Logika Penulis Seword

11
Jargon Kontroversial soal Bali Wisata Halal

Jargon Kontroversial soal Bali Wisata Halal

25 January 2021
Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

24 January 2021
Menjamurnya Tukang Parkir di Tengah Pandemi

Menjamurnya Tukang Parkir di Tengah Pandemi

23 January 2021
Jakarta Sebelum Pagi:  Ajaran tentang Kehangatan Cinta

Jakarta Sebelum Pagi: Ajaran tentang Kehangatan Cinta

21 January 2021
Cerita Pandemi dari Lovina yang Sunyi

Cerita Pandemi dari Lovina yang Sunyi

20 January 2021

Kabar Terbaru

Jargon Kontroversial soal Bali Wisata Halal

Jargon Kontroversial soal Bali Wisata Halal

25 January 2021
Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

24 January 2021
Menjamurnya Tukang Parkir di Tengah Pandemi

Menjamurnya Tukang Parkir di Tengah Pandemi

23 January 2021
Jakarta Sebelum Pagi:  Ajaran tentang Kehangatan Cinta

Jakarta Sebelum Pagi: Ajaran tentang Kehangatan Cinta

21 January 2021
BaleBengong

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com