Esai Foto oleh Felixrio Prabowo, Teks oleh Yuko Utami

30 Agustus 2023 menjadi puncak konflik sengketa tanah di kawasan Desa Adat Bugbug, Karangasem, karena terjadi insiden pembakaran material di areal pembangunan Villa Neano. Minggu, 17 September 2023 tim BaleBengong bergerak ke kawasan tersebut untuk menelusuri kembali jejak-jejak konflik tanah yang terjadi.
Pembangunan Villa Neano menjadi sumber konflik karena berada dekat dari kawasan suci umat Hindu di sana, yakni Pura Bukit Gumang yang berada tidak jauh dari lokasi sengketa. Warga lokal terpecah jadi dua kubu, pro dan kontra. Pada saat kami berkunjung ke sana, kebetulan di areal Banjar Adat didatangi sekelompok polisi dengan kendaraan taktis dan aparat bersenjata lengkap. berdasar temuan kami di akun Instagram Polres Karangasem, saat itu sedang dilakukan pembinaan terhadap kelompok pemuda di banjar tersebut.
Selain itu kami menikmati panorama di Virgin Beach dan Bukit Asah yang dikelola oleh warga lokal, dan juga trekking ke Pura Bukit Gumang untuk memahami betapa sakralnya tempat ini.
-
Pada tanggal 30 Agustus 2023, eskalasi konflik meningkat dan berakhir dengan pembakaran di areal pembangunan Villa Neano. Hal ini mengakibatkan pelibatan aparat yang lebih besar untuk memberikan pengamanan, khususnya di wilayah Desa Bugbug. (©Felixrio Prabowo/BaleBengong) -
Pada tanggal 30 Agustus 2023, eskalasi konflik meningkat dan berakhir dengan insiden adanya material terbakar di areal pembangunan Villa Neano. Hal ini mengakibatkan pelibatan aparat yang lebih besar untuk memberikan pengamanan, khususnya di wilayah Desa Bugbug. (©Felixrio Prabowo/BaleBengong)

-
Pura Bukit Gumang menjadi titik persoalan pembangunan Villa Neano. Berdasarkan KEPUTUSAN PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSAT NOMOR: 11/Kep/I/PHDIP/1994 TENTANG BHISAMA KESUCIAN PURA, status Pura Bukit Gumang sebagai Pura Dang Kahyangan digunakan ukuran Apeneleng Alit (minimal 2 km dari Pura). (© Felixrio Prabowo/BaleBengong) -
Pura Bukit Gumang menjadi titik persoalan pembangunan Villa Neano. Berdasarkan KEPUTUSAN PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSAT NOMOR: 11/Kep/I/PHDIP/1994 TENTANG BHISAMA KESUCIAN PURA, status Pura Bukit Gumang sebagai Pura Dang Kahyangan digunakan ukuran Apeneleng Alit (minimal 2 km dari Pura). (© Felixrio Prabowo/BaleBengong) -
Pura Bukit Gumang menjadi titik persoalan pembangunan Villa Neano. Berdasarkan KEPUTUSAN PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSAT NOMOR: 11/Kep/I/PHDIP/1994 TENTANG BHISAMA KESUCIAN PURA, status Pura Bukit Gumang sebagai Pura Dang Kahyangan digunakan ukuran Apeneleng Alit (minimal 2 km dari Pura). (© Felixrio Prabowo/BaleBengong)
-
Hamparan laut biru mencium bibir pantai berpasir putih, pancaran sinar matahari begitu kuat, menyilaukan mata. Panasnya tak menghalangi keceriaan anak-anak bermain. Tak jauh dari sana, batu karang berwarna hitam diselimuti kain putih kuning. Menambah kemagisan. Pengelolaan tempat wisata Bukit Asah dan Virgin Beach dikelola Desa Adat Bugbug. Seluruh pegawainya merupakan warga asli. Beragam jenis tenda disewakan, beragam pula pengunjung yang plesiran. (© Felixrio Prabowo/BaleBengong) -
Pengelolaan tempat wisata Bukit Asah dan Virgin Beach dikelola Desa Adat Bugbug. Seluruh pegawainya merupakan warga asli. Beragam jenis tenda disewakan, beragam pula pengunjung yang plesiran. Beragam jenis tenda disewakan, beragam pula pengunjung yang plesiran. (© Felixrio Prabowo/BaleBengong) -
Hamparan laut biru mencium bibir pantai berpasir putih, pancaran sinar matahari begitu kuat, menyilaukan mata. Panasnya tak menghalangi keceriaan anak-anak bermain. Tak jauh dari sana, batu karang berwarna hitam diselimuti kain putih kuning. Menambah kemagisan. (© Felixrio Prabowo/BaleBengong)