• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Sunday, September 24, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Sanusi dan Bau Amis Reklamasi Teluk Benoa Bali

Dudik Mahendra by Dudik Mahendra
4 April 2016
in Berita Utama, Kabar Baru, Opini
0 0
0
Foto aksi di perairan Teluk Benoa
Aksi tolak reklamasi Teluk Benoa.

Nama Mohamad Sanusi mendadak tenar saat ini. 

Akhir Maret 2016 lalu, anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra itu ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan tindakan yang paling dibenci masyarakat Indonesia, korupsi! Bukti biadabnya perilaku politisi negeri ini.

Pada 1 April 2016, sehari setelah KPK menangkap tangan M. Sanusi, Ketua Komisi IV yang membidangi pembangunan itu pun menjadi bunga berita di media cetak dan online. Bukan karena sebagai kandidat penantang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam pilgub DKI mendatang, tetapi sebagai calon pesakitan yang dijauhi oleh para koleganya.

Dari hasil pencarian nama Sanusi di mesin pencari google, bisa terbaca dengan vulgar kelakuan politisi negeri ini. Sanusi yang digadang-gadang akan menjadi calon Gubernur bersama Sandiaga Uno dari partai Gerindra langsung menjadi “anjing koreng” yang dijauhi semua orang.

Sesama Calon gubernur dari Partai Gerindra, Sandiaga Uno berujar baru mengenal sosok Sanusi setelah masuk Partai Gerindra. “Kami bukan rekan bisnis,” ucapnya.

Sementara itu koleganya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyatakan, jika Sanusi terbukti melakukan tindakan korupsi seperti yang diduga dan disangkakan, Gerindra tak segan mencopot keanggotaannya.

Tidak ada yang mau terseret kasus korupsi di negeri ini meskipun tahu dan bahkan mungkin ikut merasakan cipratannya. Lebih baik menghindar, bila perlu ikut menghujat agar terlihat jauh dari cipratan uang korupsi.

Padahal layak diduga praktik yang dilakukan oleh M Sanusi adalah hal yang jamak terjadi di negeri ini.

Demi memuluskan usaha reklamasi di pantai utara Jakarta agar menjadi hal yang legal maka aturan perlu direkayasa. Di situlah pengusaha melakukan lobi kepada para pembuat keputusan dengan memberikan segepok rupiah.

Umumnya hal ini akan lebih mudah saat-saat menjelang ada hajatan politik seperti pilkada.

Membaca proses suap yang melibatkan M Sanusi, dalam kapasitasnya sebagai DPRD, dengan pengusaha pengembang besar di negeri ini untuk memuluskan proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta menjadi sebuah bisnis legal dan menguntungkan, membuat bayang-bayang yang sama muncul terhadap mulusnya perubahan aturan tentang Teluk Benoa di Bali. Dari level kabupaten, provinsi hingga pusat. Bagaimana wilayah konservasi bisa berganti menjadi wilayah pemanfaatan.

Rencana reklamasi Teluk Benoa di Bali saat ini patut diduga juga terjadi menyerupai kasus rencana reklamasi Pantai Utara Jakarta. Melibatkan sejumlah uang yang mengalir deras kepada para pembuat keputusan di Bali hingga Jakarta.

Rencana reklamasi Teluk Benoa bukan hanya tentang perubahan Peraturan Daerah (Perda), tetapi sudah sampai pada perubahan Peraturn Presiden (Perpres). Maka wajar ketika seoarang taipan, di balik perusahaan yang akan mereklamasi Teluk Benoa dengan lantang mengatakan sudah mengeluarkan uang Rp 1 T untuk rencana reklamasi Teluk Benoa.

Namun, tidak ada yang berani mengungkap aliran dana 1 T itu.

Bahkan serupa dengan nasib M Sanusi di atas, masyarakat adat di sekitar Teluk Benoa dan puluhan desa adat di sekitar lokasi, yang telah menyatakan penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa dijauhi para politisi dan pejabat yang berwenang.

DPRD Badung secara kelembagaan bungkam. DPRD Provinsi Bali apalagi. Bahkan Gubernur Bali sebagai kepala daerah, alih-alih memperjuangkan aspirasi masyarakat adat yang berjumlah ribuan itu malah menantang debat di sebuah mimbar bebas di pinggiran lapangan bola.

Bedanya, M Sanusi dijauhi agar tidak ketahuan mendapatkan uang sementara masyarakat adat dijauhi karena tidak ada uangnya. Ini hanya asumsi saya yang kecewa dilecehkan sebagai masyarakat adat.

Beberapa kementerian juga sama saja buta mata terhadap realita penolakan yang begitu masif oleh masyarakat adat di Bali. Bahkan presiden pun memilih diam.

Saya masih ingat ketika baru terpilih sebagai pemenang pemilu, sekelompok anak muda Bali dari ForBali dengan berani menerobos Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) untuk menyerahkan dokumen yang berisi sanggahan atas dokumen investor reklamasi teluk benoa kepada Presiden Jokowi di Hongkong Garden Restaurant di bilangan Sanur.

Tetapi harapan yang membuncah atas terpilihnya Jokowi untuk mencabut Perpres 51/2014 yang dikeluarkan oleh presiden sebelumnya sehingga rencana reklamasi teluk benoa bisa benar-benar dikatakan berhenti menjadi surut. Rakyat harus berjuang lewat parlemen jalanan menyuarakan teriakannya.
Dengan segala argumen sangat kuat untuk membatalkan rencana reklamasi Teluk Benoa baik dari dalil adat, agama dan sosial sepertinya saat ini bisa disimpan dulu. Selayaknyalah isu di balik begitu mulus dan lancarnya perubahan peraturan tentang kawasan teluk Benoa mulai berani diselidiki oleh pihak berwenang.

Telusurilah kembali keluhan sang Taipan di balik PT TWBI yang mengatakan 1 T sudah keluar untuk rencana reklamasi Teluk Benoa ini. Selidiki proses rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh DPRD dan Bupati Badung. Investigasi dengan berani peran DPRD Provinsi dan Gubernur Bali sehingga lahir rekomendasi ke pusat dan temukan aliran dana, kalau benar ada, hingga ke penanda tangan perpres 51/2014.

Semoga KPK dan kejaksaan punya nyali utuk menyelidiki dan melakukan tangkap tangan terhadap bau anyir 1 T di rencana reklamasi Teluk Benoa.

Tags: KorupsiOpiniPolitikReklamasi Teluk Benoa
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Dudik Mahendra

Dudik Mahendra

Seorang bapak dari tiga anak yang baik. Pernah belajar di Fakultas Sastra Universitas Udayana Bali. Warga Banjar Tengah Sesetan, Denpasar.

Related Posts

Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

14 July 2023
Sentilan dari Gang Kecil di Kota Denpasar

Wartawan Amplop

31 January 2022
COVID-19 : Spiritualitas Orde Paling Baru

Perpanjangan PPKM: Babak Akhir Penanganan COVID-19?

2 August 2021
You and I, tentang Memori dan Dekatnya Kematian

You and I, tentang Memori dan Dekatnya Kematian

17 April 2021
Pelaksanaan kremasi di Krematorium Santha Yana Jl Cekomaria, Denpasar. Pelaksanaan kremasi dianggap lebih murah dan praktis dibandingkan ngaben. Foto Anton Muhajir.

Dukung Krematorium Berarti Pendukung Hare Krisna?

3 April 2021
COVID-19 : Spiritualitas Orde Paling Baru

Benarkah Orang Gendut Lebih Mudah Terinfeksi COVID-19?

12 March 2021
Next Post
Menilik Keluhan JKN di Faskes Tingkat Pertama

Mari, Tak Usah Ragu Memanfaatkan JKN

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

10 September 2023
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

5 September 2023
Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

26 July 2023
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

2
Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

1
Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

2
Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

1
(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

24 September 2023
Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

23 September 2023
Jalan Kaki Menikmati City Tour Semarapura

Produksi Air Minum dalam Kemasan Kian Menjamur

23 September 2023
Saran untuk yang Terhormat Para Caleg

Tantangan Perempuan di Panggung Politik dan Sekolah Perempuan Inklusi

22 September 2023
Menguji Efektivitas Bus Umum Rute Bukit Jimbaran

Menguji Efektivitas Bus Umum Rute Bukit Jimbaran

21 September 2023

Kabar Terbaru

(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

24 September 2023
Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

23 September 2023
Jalan Kaki Menikmati City Tour Semarapura

Produksi Air Minum dalam Kemasan Kian Menjamur

23 September 2023
Saran untuk yang Terhormat Para Caleg

Tantangan Perempuan di Panggung Politik dan Sekolah Perempuan Inklusi

22 September 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In