
Oleh: Intan dan Sari
Saya bertemu dengan perempuan muda umur 35 tahun di Bukit Sari, Desa Sumberklampok bernama Rulik Julianti. Ia memiliki hasil pertanian yang cukup lengkap, misalnya mulai dari sayuran hingga buah-buahan. Ia mengolah lahan setengah hektare kebunnya hanya bersama suaminya. Rulik Julianti terkenal sebagai petani muda yang ulet dan menghasilkan hasil panen yang berkualitas.
Berikut wawancara saya bersama Rulik Julianti.
Penanya: sejak kapan mulai bertani?
Rulik: yang pertama kan memang ikut suami
Penanya : sebelum ikut suaminya?
Rulik: sebelum menikah saya dulunya dari jawa tapi kerjanya di Bali
Penanya: ketika kakak sudah menikah sama orang Bali itu sudah mulai bertani atau ada pekerjaan lain ?
Rulik: belum. Dulu cuma ngurus anak karena masih kecil sehingga belum terlalu bisa. Setelah anak sudah gede, baru saya ikut bertani sama suami. Awalnya masih belajar juga karena nggak pernah ikut bertani. Waktu di Jawa ketika belum menikah juga di rumah saja diamnya. Pertama bertani karena keadaan. Suami sekolah tamatan SD. Di sini tidak ada perkerjaan menjadi pegawai. Tapi dulu pernah melamar tapi tidak diterima. Tapi enakan jadi petani dari pada jadi pegawai sih setelah dirasakan sampai saat ini.
Penanya: bagaimana enaknya itu kak?
Rulik: enaknya pas panen, hasilnya lumayan.
Penanya: setelah kakak mendapatkan kepuasan panen, apakah hasil panen dijual atau dikomsumsi?
Rulik: dijual, karena lumayan banyak menanam.
Penanya: apakah hasil panen yang dijual mencukupi untuk kehidupan sehari-hari? Seperti kebutuhan sekolah dan kebutuhan-kebutuhan lainnya ?
Rulik : mencukupi, tapi hasil bertani sekarang lebih banyak dipakai bayar hutang dulu ketika belum bisa bertani.
Penanya : sudah berapa lama kakak jadi petani ?
Rulik: sudah lama. Saya menikah tahun 2010 menikah, tahun 2015 baru mulai bertani.
Penanya: biasanya ada kesulitan apa bertani di lahan agraria?
Rulik: kalau kesuliltannya karena lahan ini lapang, biasanya siang-siang ada serangan monyet .
Penanya : keluh kesahnya jadi petani apa sih menjadi petani?
Rulik: ketika harga fluktuatif. Misalnya ketika harga lombok mahal, ya mahal jadi bersyukur. Tapi ketika harganya murah itu, tidak seimbang dengan biaya perawatan. Seperti harga obat mahal.
Penanya: biasanya harga murah itu berapa?
Rulik: seperti lombok harganya empat ribu rupiah. Kalau menanam semangka ketika musim panas saja, kalau musim hujan tidak berani nanam dan panen, karena hasilnya akan jelek. Kalau musim hujan lebih banyak menanam dan memanen lombok dan jagung. Kalau musim kayak sekarang, panas-panas, baru musimnya semangka.
Penanya: biasanya apa kesulitan menanam komoditas seperti itu?
Rulik: kalau menanam lombok itu susah-susah gampang. Modal untuk obatnya lumayan mahal dan harus bersih. Sedangkan kalau semangka lebih parah. Semangka yang besar itu harus bersih, perawatan obatnya juga harus rutin misalnya pagi nyemprot besok pagi lagi nyemprot. Terutama harus mendapat air, kalau tidak disiram tanahnya akan pecah-pecah dan akarnya bisa putus-putus, itulah yang membuat pertumbuhannya menjadi tidak bagus. Kalau menanam bawang tidak terlalu susah. Hanya rajin memberikan pupuk. Bersihkan dulu area tanamnya, kemudian dipupuk serta ditambah banyak air
Penanya: berapa hari sekali biasanya panen bawang?
Rulik: untuk panen bawang bisa dua bulan sekali. Apalagi kemarin harga bawang mahal sehingga banyak yang membeli. Bibit tahun lalu baru ditanam sekarang. Saya mau beli bibit yang baru tapi tidak punya uang karena mahal, sekitar 50 ribuan per satu kilogram. Akhirnya strateginya saya menanam bawang yang tahun lalu dengan kondisi bibit yang bagus.
Penanya: Kalau menanam seperti ini, biasanya menggunakan pupuk apa saja?
Rulik: biasanya pakai pupuk NPK Phonska dan urea. Tapi tergantung apa yang mau dipupuk. Kalau semangka, sayur, bawang, jagung utamanya menggunakan pupuk NPK Phonska dan urea
Penanya: hasil panennya biasanya dijual kemana saja?
Rulik: hasil panen dijual di sini-sini saja karena orang di sini sudah tahu saya akan panen setiap satu tahun sekali. Sehingga sudah ada pesanan yang masuk, tapi biasanya juga mempromosikan lewat medsos di facebook.
Penanya: apa kendala bertani di lahan ini?
Rulik : tempatnya yang agak miring ke bawah sehingga banyak tanaman yang bagus itu di bawah karena ketika saya menyiram airnya itu turun ke bawah dan tanaman yang di atas tidak mendapatkan air begitu banyak karena banyak yang jatuh ke bawah. Akan mudah juga kalau punya sumur atau sumur bor. Nah yang tidak semua punya sumur, karena membuat sumur butuh modal yang lumayan
Penanya: berapa butuh modal membuat sumur?
Rulik: modalnya lumayan. Apalagi di sebelah banyak batu-batu. Kalau yang di sini sedikit perlu modal karena batunya sedikit sekitar 15juta karena tidak terlalu dalam. Kalau di sebelah lumayan lama keluar air. Di tempat saya 4 hari sudah keluar airnya. Kalau yang lain bisa berbulan-bulan belum keluar air. Beda satu meter di sini 175/200, sehingga bisa lebih mahal karena medannya berbatu.
Penanya : apa harapa untuk para petani di Sumberklampok?
Rulik: harapannya agar petani maju, kalau bisa semua menanam semangka biar di sini punya komoditas semangka.
Penanya: apa harapan kakak untuk menghadapi kesulitan air?
Rulik: harapannya punya sumur bor sehingga lebih mudah menyalurkan air ke kebun di lahan miring.
situs mahjong