• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Friday, November 7, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Rulik Julianti, Petani Muda Ulet di di Lahan Konflik Agraria

Ni Luh Intan by Ni Luh Intan
1 October 2022
in Kabar Baru, Sosok
0 0
0

Oleh: Intan dan Sari

Saya bertemu dengan perempuan muda umur 35 tahun di Bukit Sari, Desa Sumberklampok bernama Rulik Julianti. Ia memiliki hasil pertanian yang cukup lengkap, misalnya mulai dari sayuran hingga buah-buahan. Ia mengolah lahan setengah hektare kebunnya hanya bersama suaminya. Rulik Julianti terkenal sebagai petani muda yang ulet dan menghasilkan hasil panen yang berkualitas.

Berikut wawancara saya bersama Rulik Julianti.

Penanya: sejak kapan mulai bertani?

Rulik: yang pertama kan memang ikut suami 

Penanya : sebelum ikut suaminya? 

Rulik: sebelum menikah saya dulunya dari jawa tapi kerjanya di Bali 

Penanya: ketika kakak sudah menikah sama orang Bali itu sudah mulai bertani atau ada pekerjaan lain ? 

Rulik: belum. Dulu cuma ngurus anak karena masih kecil sehingga belum terlalu bisa. Setelah anak sudah gede, baru saya ikut bertani sama suami. Awalnya masih belajar juga karena nggak pernah ikut bertani. Waktu di Jawa ketika belum menikah juga di rumah saja diamnya. Pertama bertani karena keadaan. Suami sekolah tamatan SD. Di sini tidak ada perkerjaan menjadi pegawai. Tapi dulu  pernah melamar tapi tidak diterima. Tapi enakan jadi petani  dari pada jadi pegawai sih setelah dirasakan sampai saat ini.

Penanya: bagaimana enaknya itu kak?

Rulik: enaknya pas panen, hasilnya lumayan.

Penanya: setelah kakak mendapatkan kepuasan panen, apakah hasil panen dijual atau dikomsumsi? 

Rulik: dijual, karena lumayan banyak menanam. 

Penanya: apakah hasil panen yang dijual mencukupi untuk kehidupan sehari-hari? Seperti kebutuhan sekolah dan kebutuhan-kebutuhan lainnya ?

Rulik : mencukupi, tapi hasil bertani sekarang lebih banyak dipakai bayar hutang dulu ketika belum bisa bertani.

Penanya : sudah berapa lama kakak jadi petani ? 

Rulik: sudah lama. Saya menikah tahun 2010 menikah, tahun 2015 baru mulai bertani. 

Penanya: biasanya ada kesulitan apa bertani di lahan agraria? 

Rulik: kalau kesuliltannya karena lahan ini lapang, biasanya siang-siang ada serangan monyet .

Penanya : keluh kesahnya jadi petani apa sih menjadi petani? 

Rulik: ketika harga fluktuatif. Misalnya ketika harga lombok mahal, ya mahal jadi bersyukur. Tapi ketika harganya murah itu, tidak seimbang dengan biaya perawatan. Seperti harga obat mahal.

Penanya: biasanya harga murah itu berapa? 

Rulik: seperti lombok harganya empat ribu rupiah. Kalau menanam semangka ketika musim panas saja, kalau musim hujan tidak berani nanam dan panen, karena hasilnya akan jelek. Kalau musim hujan lebih banyak menanam dan memanen lombok dan jagung. Kalau musim kayak sekarang, panas-panas, baru musimnya semangka.

Penanya: biasanya apa kesulitan menanam komoditas seperti itu? 

Rulik: kalau menanam lombok itu susah-susah gampang. Modal untuk obatnya lumayan mahal dan harus bersih. Sedangkan kalau semangka lebih parah. Semangka yang besar itu harus bersih, perawatan obatnya juga harus rutin misalnya pagi nyemprot besok pagi lagi nyemprot. Terutama harus mendapat air, kalau tidak disiram tanahnya akan pecah-pecah dan akarnya bisa putus-putus, itulah yang membuat pertumbuhannya menjadi tidak bagus. Kalau menanam bawang tidak terlalu susah. Hanya rajin memberikan pupuk. Bersihkan dulu area tanamnya, kemudian dipupuk serta ditambah banyak air 

Penanya: berapa hari sekali biasanya panen bawang? 

Rulik: untuk panen bawang bisa dua bulan sekali. Apalagi kemarin harga bawang mahal sehingga banyak yang membeli. Bibit tahun lalu baru ditanam sekarang. Saya mau beli bibit yang baru tapi tidak punya uang karena mahal, sekitar 50 ribuan per satu kilogram. Akhirnya strateginya saya menanam bawang yang tahun lalu dengan kondisi bibit yang bagus. 

Penanya: Kalau menanam seperti ini, biasanya menggunakan pupuk apa saja? 

Rulik: biasanya pakai pupuk NPK Phonska dan urea. Tapi tergantung apa yang mau dipupuk. Kalau semangka, sayur, bawang, jagung utamanya menggunakan pupuk NPK Phonska dan urea

Penanya: hasil panennya biasanya dijual kemana saja? 

Rulik: hasil panen dijual di sini-sini saja karena orang di sini sudah tahu saya akan panen setiap satu tahun sekali. Sehingga sudah ada pesanan yang masuk, tapi biasanya juga mempromosikan lewat medsos di facebook. 

Penanya: apa kendala bertani di lahan ini? 

Rulik : tempatnya yang agak miring ke bawah sehingga banyak tanaman yang bagus itu di bawah karena ketika saya menyiram airnya itu turun ke bawah dan tanaman yang di atas tidak mendapatkan air begitu banyak karena banyak yang jatuh ke bawah. Akan mudah juga kalau punya sumur atau sumur bor. Nah yang tidak semua punya sumur, karena membuat sumur butuh modal yang lumayan

Penanya: berapa butuh modal membuat sumur?

Rulik: modalnya lumayan. Apalagi di sebelah banyak batu-batu. Kalau yang di sini sedikit perlu modal karena batunya sedikit sekitar 15juta karena tidak terlalu dalam. Kalau di sebelah lumayan lama keluar air. Di tempat saya 4 hari sudah  keluar airnya. Kalau yang lain bisa berbulan-bulan belum keluar air. Beda satu meter di sini 175/200, sehingga bisa lebih mahal karena medannya berbatu. 

Penanya : apa harapa untuk para petani di Sumberklampok? 

Rulik: harapannya agar petani maju, kalau bisa semua menanam semangka biar di sini punya komoditas semangka.

Penanya: apa harapan kakak untuk menghadapi kesulitan air? 

Rulik: harapannya punya sumur bor sehingga lebih mudah menyalurkan air ke kebun di lahan miring.

kampungbet
Tags: konflik agrariapetani mudasumberklampok
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Ni Luh Intan

Ni Luh Intan

Related Posts

Jalan Terjal Menuju Perempuan Merdeka Sumberklampok

Jalan Terjal Menuju Perempuan Merdeka Sumberklampok

8 July 2024
Konflik Agraria di Batur, Komnas Perempuan Datang, Perjuangan Warga Berlanjut

Konflik Agraria di Batur, Komnas Perempuan Datang, Perjuangan Warga Berlanjut

21 June 2024
Sabdha lan Karya Petani Bukit Sari, Lantang Tuwuh Perjuangan

Sabdha lan Karya Petani Bukit Sari, Lantang Tuwuh Perjuangan

22 September 2022
Oase di Tengah Teriknya Sumberklampok

Oase di Tengah Teriknya Sumberklampok

21 March 2022
Next Post
Peluang Investasi Lestari di Indonesia Timur

Peluang Investasi Lestari di Indonesia Timur

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Ini Cerita Arsa, Remaja Rasa Anak-anak

Pengalaman Orang Tua dengan Anak Neurodiversitas

6 November 2025
BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

6 November 2025
Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

5 November 2025
[Matan Ai] Bali dan Pembusukan Pembangunan

In memoriam Timothy: Bunga yang Dirontokkan di Bumi

5 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia