• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Friday, November 7, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Budaya

The Royal Story: Melihat Ubud Lebih Dekat

Diah Dharmapatni by Diah Dharmapatni
8 June 2014
in Budaya, Kabar Baru
0 0
0

Tjok Ace, Tjok Putra, Tjok Raka

Kuningan termasuk salah satu hari raya besar umat Hindu.

Ribuan tamiang dan pakolem tampak menghiasi rumah-rumah orang Bali tak terkecuali di Ubud, desa internasional yang sejuk di tengah Bali. Ada kisah lain hari itu. 

Tak hanya perayaan Kuningan, tapi juga kisah tentang Ubud dan geliat pariwisata budaya yang tersirat dalam pagelaran The Ubud Royal Weekend di Museum Puri Lukisan, Ubud.

Acara ini dimotori Puri Ubud bersama Philip Kotler Center for ASEAN Marketing (PCKAM), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Museum Puri Lukisan dan Museum Marketing 3.0. Banyak sesi dalam agenda pagelaran tersebut. Seluruh agenda bertujuan untuk memperkenalkan budaya Ubud dalam lingkup yang lebih luas.

Dalam sesi The Royal Story akhir Mei lalu, tiga penerus Puri Ubud yaitu Tjokorda Gde Putra Sukawati (Tjok Putra), Tjokorda Gde Oka Artha Sukawati (Tjok Ace) dan Tjokorda Gde Raka Sukawati (Tjok Raka) menceritakan kisah Ubud secara gamblang. Pada era kekinian, Ubud terkenal sebagai salah satu daya tarik wisata.

Namun, sebenarnya perkembangan pariwisata Ubud melewati proses panjang.

Tjok Putra mengawali sesi The Royal Story. Menurutnya, Ubud adalah sebuah estafet yang menjadi suatu kebanggaan sekaligus beban. Saat ini Ubud dikenal sebagai salah satu destinasi wisata. Namun, sebenarnya Ubud mulai terkenal pada tahun 1927.

“Tjokorda Gede Agung Sukawati, ayah kami yang mendapatkan mandat melanjutkan kerajaan setelah kakek dan nenek meninggal. Saat itu, ayah saya masih berusia 8 tahun,” kata Tjok Putra.

Dalam suasana hangat, Tjok Putra kembali bercerita mengenai ayahnya yang sempat putus sekolah saat usia 15 tahun. Saat itu situasi ekonomi sedang tidak baik. Rupanya situasi krisis itu juga melingkupi lingkungan puri.

Ubud adalah sebuah estafet yang menjadi suatu kebanggaan sekaligus beban,” Tjok Putra.

Dengan keadaan itu, Tjokorda Gde Putra Sukawati tidak kurang akal. Ia pergi ke Denpasar dan tinggal di Puri Blaluan, Jalan Veteran. Karena tidak bisa melanjutkan sekolah, maka ia mengajak tamu-tamu yang menginap di Bali Hotel (sekarang Inna Bali Hotel) berwisata ke Ubud.

“Sejak ayah kami mengajak tamu-tamu ke Ubud, pariwisata Ubud mulai terangkat. Banyak seniman asing yang berkunjung dan berkolaborasi dengan seniman Ubud, seperti Walter Spies, Antonio Blanco, Arie Smith, Rudolf Bonnet, dan lain sebagainya,” lanjut Tjok Putra.

Ubud pun berhasil mengembangkan pariwisata budaya seperti saat ini.

Para peserta The Ubud Royal Weekend antusias menyimak kisah di balik kemasyuran Ubud. Mereka datang dari berbagai perusahaan. Beberapa di antaranya turut memberikan komentar mengenai Ubud.

“Ubud sangat luar biasa, tidak ada duanya. Lebih dari sekedar tourism, but it has evolved a real result,” kata Suzy Hutomo, CEO The Body Shop Indonesia

Hutomo menambahkan pada saat Ubud Writers and Readers Festival, dalam satu sesi ada seorang peserta dari Amerika Serikat yang bercerita akan membantu pelaksanaan upacara di Kalimantan untuk pelestarian lingkungan.

Nico Barito, utusan Pemerintah Republik Seychelles untuk ASEAN juga memberikan testimoni lain tentang kesamaan Ubud dan Seychelles. Seychelles adalah sebuah pulau kecil termasuk dalam Benua Afrika. Seychelles tidak punya budaya karena hampir seluruhnya penduduk pendatang.

Dalam pengembangan pariwisata lebih mengandalkan alam. “Para orang tua membekali anak-anak di sana dengan pelajaran untuk menjaga alam. Sama halnya dengan anak-anak Ubud yang diajarkan untuk melestarikan budaya,” ujar Barito.

The Ubud Royal Weekend merupakan pagelaran seni dan budaya selama tiga hari berturut-turut. Salah satu Tri Founder Philip Kotler Center for ASEAN Marketing (PKCAM), Hermawan Kartajaya mengharapkan acara ini akan menjadi acara tahunan.

“Acara ini baru pertama kali diadakan di Ubud. Mengapa Ubud yang dipilih, ya karena Ubud adalah Bali 3.0 yang mengedepankan human spirit dalam promosi pariwisatanya,” katanya. [b]

Tags: DiskusimarketingUbud
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Diah Dharmapatni

Diah Dharmapatni

Bekerja di bidang sains dan teknologi.

Related Posts

Kearifan Lokal di Tengah Arus Global di UWRF 2025

Kearifan Lokal di Tengah Arus Global di UWRF 2025

22 October 2025
Kata Warga Ubud tentang Kemacetan dan Fasilitas Publik

Kata Warga Ubud tentang Kemacetan dan Fasilitas Publik

3 October 2025
Ubud yang Tenang Berubah Bising dan Macet

Pengembangan Kawasan Rendah Emisi di Sanur dan Ubud

19 September 2025
Mengharapkan Perubahan Ubud dari Warga dan Pemerintah

Mengharapkan Perubahan Ubud dari Warga dan Pemerintah

15 September 2025
Jelajah Inovasi Desa di Ubud, dari Transportasi Hingga Pedestrian

Jelajah Inovasi Desa di Ubud, dari Transportasi Hingga Pedestrian

10 September 2025
Ubud yang Tenang Berubah Bising dan Macet

Ubud yang Tenang Berubah Bising dan Macet

10 September 2025
Next Post
Merayakan Hari Lingkungan dan Laut se-Dunia

Merayakan Hari Lingkungan dan Laut se-Dunia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Warisan Pasca Kolonialisme dalam Film Roots

Warisan Pasca Kolonialisme dalam Film Roots

7 November 2025
Ini Cerita Arsa, Remaja Rasa Anak-anak

Pengalaman Orang Tua dengan Anak Neurodiversitas

6 November 2025
BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

6 November 2025
Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

5 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia