Kita mulai merasakan merosotnya kualitas lingkungan, seperti air susah ngocor dan kotor.
Yang tak kalah merisaukan adalah krisis udara. Kualitas udara mulai menurun akibat asap pabrik dan asap kendaraan bermotor.
Salah satu penyebab krisis air dan krisis udara adalah akibat penebangan pohon secara masif. Penebangan pohon secara besar-besaran terjadi baik di kota maupun di desa, baik di gunung maupun di daerah pantai.
Memasuki bulan Mei, kita memperingati dua hari penting. Pertama, 1 Mei adalah “Hari Buruh” yang lebih dikenal dengan May Day. Kedua, 2 Mei adalah “Hari Pendidikan Nasional”.
Oleh karena itu, Sanggar Anak Tangguh yang bergerak dalam pendidikan alternatif, khususnya menggunakan media kesenirupaan sebagai proses belajar mengajarnya, bekerja sama dengan Ruang Rupa Jakarta. Kami berkolaborasi dalam program Gerobak Bioskop, mengadakan kegitan Pemutaran Video berkaitan dengan pendidikan dan lingkungan serta Pameran Poster karya Alit Ambara, Nobodycorp Internationale Unlimited pada Minggu kemarin.
Pameran poster karya Alit dilator belakangi oleh apresiasi kami atas kegigihan dan komitmenya untuk terus berkarya memproduksi poster-poster yang mencerdaskan dan tentu saja menyehatkan kehidupan kita berbangsa. Karya-karyanya sangat sarat dengan pesan-pesan menghormati alam lingkungan dan manusia serta kemanusiaanya.
Karya-karya poster yang dipamerkan di Sanggar Anak Tangguh, memang sebelumnya sudah sempat dipamerakan pada perayaan hari bumi di Singaraja, di belahan utara pulau Bali. Kami merasa perlu untuk menghadirkan kembali karya-karya poster Nobodycorp di Bali Selatan, mengingat masih banyak kawan-kawan seniman, aktivis, musisi dan khalayak umum yang ingin melihat poster karya Bung Alit Ambara dalam bentuk “print”.
Poster-poster karya bung Alit Ambara sangat lugas dalam mengangkat persoalan-persoalan kontemporel dan situasi politik bangsa kita. Poster-posternya banyak mengangkat persoalan realita sosial seperti, kasus Lumpur Lapindo, masalah pertanahan antara masyarakat dengan korperasi, masalah HAM, dan masalah ketidak adilan maupun masalah kemanusian lainya.
Sebagai contoh salah satu karya posternya adalah poster “tolak reklamasi”. Poster ini mengangkat masalah perjuangan masyarakat Bali dalam menolak reklamasi 838 hektar Teluk Benoa. Penolakan masyarakat atas rencana reklamasi tersebut karena kebijakan rencana mereklamasi teluk benoa, bertentangan dengan Peraturan Presiden No 45 Tahun 2011, yang menyatakan Teluk Benoa sebagai bagian dari wilayah konservasi.
Poster “Sudahkah Cek Saldo Anda Hari Ini?” mengingatkan kita akan berapa besar hutang Negara Kita. Yang seharusnya membuat kita merenung sebagai warga dari bangsa ini, apa ada yang salah dengan tata kolola bangsa ini?
Atau kita tengok poster Fair Trade, di mana poster ini bercerita tentang kosep perdagangan yang berkeadilan, perdagangan yang memihak kaum yang termarginalkan, dengan semangat perdagangan yang tidak mengeksploitasi manusia dan alam.
Untuk mengapresiasi poster-poster lainya meminjam poster kata-kata dalam poster karya pelukis tersohor Affandi “BUNG AYO BUNG” rame-rame ke Sanggar Anak Tangguh!
Pameran poster di Sanggar Anak Tangguh ini terinspirasi dari pameran poster outdoor, yang digagas kawan-kawan seniman dan aktivis lingkungan di Pati, Jawa Tengah. Dalam pengantar pameranya, mereka menuliskan Poster itu berbeda dari seni lukis, karena seni lukis tidak pernah terlibat dalam perang. Contohnya perang dunia ke-2, di Prancis, Ingris, Jepang, Jerman, sangat bayak poster yang diproduksi untuk kepetingan perang tersebut, terutama untuk menggugah para generasi muda untuk ikut angkat senjata.
Mereka pun mengatakan Perang Terhadap Penjahat Lingkungan.
Dewasa ini, poster banyak dipakai dalam mempropagandakan sebuah ide. Masih segar dalam ingatan kita menjelang hajatan pemilu legislatif kemaren banyak poster di media sosial yang bertemakan “Jangan Pilih Caleg Perusak Lingkungan”. Atau coba tengok di sekeliling kita, jika Anda lewat di pinggir jalan raya Sukawati menuju Celuk atau mungkin di jalan lainya Anda akan menemukan sebuah poster bergambar Lelaki memakai topi tinggi dengan warna bendera Amerika, yang bertuliskan I WANT YOU.
Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa poster itu adalah sebuah poster yang diproduksi pada masa perang dunia kedua. Poster tersebut berhasil memprovokasi ratusan ribu pemuda Amerika untuk ikut angkat senjata pada perang dunia.
Jika Anda suka browsing di YouTube, maka cobalah menonton video Superman is Dead Sunset di Tanah Anarki anda juga akan melihat poster-poster yang yang di temple di dinding, yang berisi gambar Wiji Thukul, Marsinah, atau berbagai tulisan yang diambil untuk menyatukan semangat perjuangan seperti : “Melawan Lupa”, “Hanya Ada Satu Kata Lawan”. Poster-poster itu merupakan simbol-simbol dari semangat dan perlawanan.
Mengutip dari buku Anak-Anak Revolusi 1, karya Budiman Sujatmiko, dia mengapresiasi kekuatan penggalan puisi karya Wiji Thukul “HANYA ADA SATU KATA LAWAN” yang banyak dipakai dalam poster-poster aksi mahasiswa, sama kuatnya dengan kekuatan kata “MERDEKA ATAU MATI” pada masa perjuangan merebut kemerdekaan Republik Indonesia. [I Komang Adiartha, Sanggar Anak Tangguh]