Pola hidup vegetarian kini banyak dijalani orang.
Begitu pula di di Bali. Pelakunya selain karena alasan kesehatan juga spiritual. Vegetarian diyakini sebagai penunjang spiritualitas dengan menghindari makanan mengandung daging dan ikan, yang dalam Veda termasuk makanan rajas dan tamas serta berpengaruh terhadap sifat dan karakter manusia.
Makanan vegetarian dikategorikan makanan sattvika dan sangat disarankan bagi mereka yang mendalami spiritualitas.
Tak makan daging dipercaya mampu meningkatkan rasa welas asih karena tidak mendukung pembunuhan terhadap hewan bahan makanan. Vegan, istilah lainnya, juga membuat aliran prana dalam tubuh menjadi lebih lancar. Juga membuat tubuh lebih sehat karena memang sejatinya manusia bukan pemakan daging, dilihat dari struktur gigi dan fisiologi.
Mahatma Gandhi (1869-1948), tokoh politik dan spiritual India mengatakan bahwa kemajuan rohani menuntut pada suatu tahap bahwa kita harus berhenti membunuh mahkluk hidup untuk kepuasan dan keinginan jasmani kita.
Gandhi dikenal sebagai vegetaris yang ketat, ia tak mengonsumsi telur bahkan tak meminum susu.
Vegetarian di Bali
Di Bali, gaya hidup tanpa makan daging biasanya karena dibentuk oleh pergaulan dan pengetahuan di komunitas seperti ashram dan pasraman Hindu yang kini banyak ada di Bali. Pilihan gaya hidup berbeda dengan orang ini kebanyakan mendapat dukungan dari kelompok dukungan di ashram.
Menjadi berbeda dengan kebanyakan orang membuat vegetarian memiliki tantangan sendiri, termasuk dari keluarga. Banyak orang mempertanyakan pilihan hidup vegetarian karena berbenturan dengan adat dan budaya di mana kebanyakan orang masih mengonsumsi daging.
Bervegetarian adalah jalan sunyi yang tak banyak orang jalani.
Berbeda dengan India, di Bali pola hidup vegetarian adalah fenomena baru dan belum populer. Meski di masa lalu masyarakat Bali sebenarnya tidak terlalu banyak mengonsumsi daging. Mereka memakan daging hanya pada saat hari raya seperti Galungan dan piodalan di pura.
Berbeda dengan masa sekarang, daging sangat mudah didapat dan kebiasaan memakan daging sudah menjadi hal yang wajib. Maka itu. ketika ada orang atau sanak saudara yang tak mengonsumsi daging dianggap sesuatu yang aneh dan berbeda dari orang kebanyakan.
Di Bali kini makin banyak ditemui warung atau restoran vegetarian, menandakan pola hidup ini makin diminati. Walau jumlahnya sedikit dibandingkan dengan non-vegetarian, kaum vegetaris nampaknya asyik-asyik saja menjalani pilihan hidupnya.
Manfaat dan Tantangan
Saya pernah menjalani diet tanpa daging ini selama empat tahun saat tinggal dan belajar di sebuah ashram di Denpasar. Berdasarkan pengalaman tersebut vegan membuat tubuh lebih ‘ringan’ dan pikiran menjadi tenang, tidak terlalu aktif atau sebaliknya lembam.
Rasa kasih tumbuh dan kepedulian terhadap makhluk hidup semakin besar. Susahnya menjadi vegetarian adalah saat pulang ke kampung halaman di mana keluarga besar sebagian besar masih memakan daging.
Lebih repot lagi ketika ada upacara adat dan ditawari makan. Jika tak makan takut membuat perasaan tuan rumah terlukai, tetapi di sisi lain jika memakan makanan yang mengandung daging menjadi tak setia dengan pilihan hidup yang dijalani selama bertahun-tahun.
Jika ada upacara atau hari raya pasti ada yang mebat atau mengolah bahan makanan yang tentunya mengandung daging. Di situlah kemudian muncul dilema; satu sisi ingin menjadi bagian komunitas komunal yang menomorsatukan persatuan, tetapi di sisi lain ingin hidup lebih sehat secara spiritual sesuai sastra dan kitab suci.
Menjadi berbeda di Bali merupakan hal yang sulit.
Jangankan perbedaan pola makan, kadang perbedaan pendapat saja bisa memunculkan pengucilan atau kasepekang. Meski memang tak semua orang Bali bersikap seperti itu.
Di kota besar dengan pola pikir lebih moderat perbedaan tersebut lebih bisa ditolerir. Jika ada keluarga atau sanak saudara yang bergabung dengan sampradaya atau kelompok spiritual tertentu yang biasa menganjurkan pola hidup vegetarian mereka tak terlalu mempermasalahkannya.
Berbeda dengan di desa di mana budaya kebersamaan dipegang teguh, menjadi vegetarian biasanya dianggap sebagai hal yang tak lumrah dan kurang menghormati adat dan tradisi masyarakat kebanyakan. Di situ letak tantangan bagi mereka yang memutuskan menjadi vegetaris. [b]
Keterangan: tulisan ini dimuat pertama kali di harian Pos Bali dengan judul “Tidak Makan Daging Meningkatkan Welas Asih”.
Gorila dan orangutan semuanya vegetarian.
Tidak seperti harimau atau singa yang memburu margasatwa lainnya buat makanan.
Mereka sehat dan kuat badannya, tidak lemah karena tidak makan daging.
Saudaraku yang senior sudah lama vegetarian.
Tahu dimakan bumbu sate dan tempe jadi gudeg bersama nangka.
Jadi vegetarian bisa dibuat variasi sayur dan buah.
Kesehatan? Badan jadi bersih dari junk-food yang full of chemical.
Vegetarian = Simple life.