• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Thursday, September 28, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Opini

Korupsi sebagai Perburuan Kenikmatan Tertinggi

Gede Kamajaya by Gede Kamajaya
3 February 2017
in Opini, Sosial
0 0
0
Sosialisasi Pendidikan Anti Korupsi di Bali. Foto Osila.

“Rasa nikmat amat dekat dengan rasa sakit” (Marques de Sade)

Operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap hakim konstitusi Patrialis Akbar pada pekan lalu kembali menelanjangi Mahkamah Agung (MA) sebagai benteng hukum di Indonesia.

Patrialis diduga menerima suap 20.000 dollar Amerika dan 200.000 dolar Singapura atau total sekitar Rp 2,15 miliar tersebut dari importir daging.

Sebagaimana ditulis Kompas, suap tersebut terkait uji materi UU Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang tengah ditangani Mahkamah Konstitusi (MK).

Tak kalah mengejutkan beberapa hari setelah heboh tertangkapnya Patrialis Akbar, masyarakat Bali juga disuguhkan berita tentang penetapan Ketua DPRD Badung periode 2015-2019 Putu Parwata. Dia ditetapkan sebagai tersangka kasus penyalahgunaan wewenang dalam pengurusan izin kondotel di wilayah Kuta Selatan oleh Direktorat Reserse Kriminal Khsus Polda Bali pada 30 Januari 2017.

Belakangan ada klarifikasi dari Kabid Humas Polda Bali bahwa Putu Parwata belum resmi menjadi tersangka. Lucu bin menggelitik, tapi berita semacam ini tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Pemangku kebijakan, politisi, pun penegak hukum justru menjadi tersangka kasus korupsi.

Pola Korupsi
Jika ditelusuri secara Antropologis prilaku korupsi lahir atau paling tidak berakar dari tradisi beri-memberi. Sebagaimana pernah ditulis Bambang Wijayanto bahwa di Medan, tradisi memberi uang bagi saksi pembelian tanah disebut ihot-ihot. Lebih lanjut Wijayanto mengatakan bahwa hal semacam ini juga terdapat di beberapa daerah di Indonesia semisal Surabaya, Makasar dan Bandung (Indriati, 2013: 70).

Kebiasaan ini pada gilirannya terinternalisasi atau dihayati sebagai nilai budaya menjadi sebentuk ucapan terima kasih atas dimudahkannya atau telah dibantu. Dalam Negara modern hal semacam ini, gift-giving, adalah tindakan melanggar hukum atau apa yang kita sebut saat ini dengan korupsi.

Pola korupsi pada umumnya tak terkecuali dengan prilaku korupsi di Indonesia, sering kali membentuk pola yang terdiri dari principal-agent-client-middlemen. Principal dan agent adalah pejabat negara, client adalah individu perwakilan korporasi dan middlemen merujuk pada rakyat biasa (Indriati, 2013).

Sebut saja kasus Patrialis Akbar yang melibatkan semua komponen pola di atas. Principalnya adalah Patrialis sendiri sebagai pejabat negara, clientnya adalah Basuki Hariman sang pemilik perusahaan impor daging sedangkan middlemennya adalah Komaludin yang diduga menjadi prantara suap.

Dalam kasus Putu Parwata, Putu Parwata diduga meminta sejumlah uang kepada salah satu pengusaha kondotel untuk memuluskan perizinannya di wilayah Kuta Selatan. Namun, setelah uang diterima, izin yang dijanjikan politisi PDIP ini tidak kunjung keluar.

Kasus yang menjerat Putu Parwata itu sendiri berawal dari ‘surat kaleng’ yang dikirimkan ke Dit Reskrimsus Polda Bali. Menurut NusaBali, surat kaleng itu mengungkap dugaan jual beli perizinan kondotel yang menyeret nama Ketua DPRD Badung Putu Parwata.

Sampai saat ini penyidik masih terus mengembangkan kasusnya dengan mengumpulkan alat bukti dan pemeriksaan saksi-saki. Artinya tidak menutup kemungkinan pola korupsi sebagaimana gambaran kasar yang terjadi pada kasus Patrialis Akbar juga bisa ditemukan pada kasus Putu Parwata. Ada pejabat negara, pelaku bisnis/pengusaha dan makelar sebagai penghubung memuluskan izin.

Pemburu Kenikmatan
Donatien Alphonse Francois de Sade adalah seorang penyair Prancis yang cukup kontroversial dengan gaya bahasa amat vulgar. de Sade kemudian dianggap seorang penulis porno, dan pencipta sadisme. Hal ini karena de Sade adalah seorang Libertin yang secara harafiah pada zamannya diartikan sebagai pemikir bebas tentang agama.

Namun, pada pertengahan abad 18 kata ini mengalami perubahan menjadi paham yang membenarkan gaya hidup menyimpang. Padahal aliran pemikiran Libertinisme sebenarnya membawa agenda-agenda perubahan politik dan kritik satir terhadap para pejabat maupun monarki Eropa yang korup serta munafik.

Di tengah moralitas agama yang begitu kuat mencengkeram masyarakat Eropa kala itu, ia menulis dengan bahasa amat vulgar dengan kebencian yang tak ditutup-tutupi terhadap moralitas tradisional yang dicapnya sebagai sebentuk kemunafikan (Wattimena, 2012: 52).

Bagi de Sade, manusia merupakan mahluk-mahluk seksual yang tujuan hidupnya mendapatkan kenikmatan tertinggi namun seringkali tertutupi citra diri. Yang tak kalah menarik dari pemikiran de Sade adalah kenikmatan seringkali identik dengan penyimpangan. Baginya kenikmatan amat dekat dengan rasa sakit sekaligus juga tak kalah dekat dengan kejahatan (Wattimena, 2012: 47).

Pemikiran ini tercermin juga dalam film fiksi “Fifty Shades Of Grey” di mana kenikmatan justru didapat berbarengan dengan rasa sakit. De Sade membawakan cermin pada kita semua, mengajak orang untuk melihat dirinya sendiri dan melihat motivasi-motivasi tersembunyi di baliknya, dorongan-dorongan hewani primitif dalam diri setiap manusia kemudian menata, memahami dengan sehat dan proforsional.

Motif utama pemikiran de Sade adalah untuk memahami kejahatan dalam diri dan kehendak manusia melalui refleksi diri.

Terlepas dari berbagai definisi tentang korupsi, dalam pandangan de Sade korupsi adalah bentuk konkret dari pemburuan kenikmatan tanpa batas oleh manusia yang ditutupi kemunafikan penampilan dan pencitraan.

Nikmatnya tumpukan uang sejumlah ratusan atau miliaran rupiah yang diterima Patrialis Akbar maupun Putu Parwata sejatinya disadari betul amat dekat dengan rasa sakit dan kejahatan. Namun, sekali lagi kenikmatan justru seringkali didapat dengan cara menikmati dan memahami rasa sakit.

Karenanya, perilaku korupsi terus berulang terjadi dan menimpa para pemangku kebijakan. Mereka memburu kenikmatan akan uang dengan cara korupsi meskipun sangat dekat dengan rasa sakit pun sadar betul korupsi adalah kejahatan. Sepenggal lirik lagu dari Iwan Fals yang berjudul “Asik gak Asik” seperti orang nyolong mangga kalo gak nyolong gak asik kiranya cukup mewakili kondisi ini. [b]

DAFTAR PUSTAKA
Indriati, Etty. 2013. Pola dan Akar Korupsi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Wattimena, Reza A.A. 2012. Filsafat Anti Korupsi. Kanisius: Yogyakarta

Tags: KorupsiOpiniSosial
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Gede Kamajaya

Gede Kamajaya

Dosen Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Universitas Udayana Bali.

Related Posts

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

4 September 2023
Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

14 July 2023
Sentilan dari Gang Kecil di Kota Denpasar

Wartawan Amplop

31 January 2022
COVID-19 : Spiritualitas Orde Paling Baru

Perpanjangan PPKM: Babak Akhir Penanganan COVID-19?

2 August 2021
Meceki, Kendaraan Strategis untuk Melalui Arus Balik

Meceki, Kendaraan Strategis untuk Melalui Arus Balik

4 April 2021
Pelaksanaan kremasi di Krematorium Santha Yana Jl Cekomaria, Denpasar. Pelaksanaan kremasi dianggap lebih murah dan praktis dibandingkan ngaben. Foto Anton Muhajir.

Dukung Krematorium Berarti Pendukung Hare Krisna?

3 April 2021
Next Post
Nosstress Rilis Single dan Album Digital

Nosstress Rilis Single dan Album Digital

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

10 September 2023
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

5 September 2023
Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

26 July 2023
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

2
Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

1
Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

2
Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

1
Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

27 September 2023
Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

26 September 2023
Hari kedua MFW4 Youth Jury Camp 2018

Minikino Film Week 9: Menyaksikan Komedi tidak Biasa

26 September 2023
Nyamannya Bus Trans Sarbagita ke Nusa Dua

Melihat Transportasi Umum di Bali Bekerja

25 September 2023
Pemprov Bali Harus Segera Penuhi Kebutuhan Warga

Mengapa Sengketa Adat di Bali Begitu Rumit?

25 September 2023

Kabar Terbaru

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

27 September 2023
Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

26 September 2023
Hari kedua MFW4 Youth Jury Camp 2018

Minikino Film Week 9: Menyaksikan Komedi tidak Biasa

26 September 2023
Nyamannya Bus Trans Sarbagita ke Nusa Dua

Melihat Transportasi Umum di Bali Bekerja

25 September 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In